Kamis, April 30, 2009
MU Bakal Menyerang di Emirates
Manchester United hanya butuh hasil imbang menghadapi Arsenal untuk bisa lolos ke final Liga Champions. Namun The Red Devils menolak skenario ini dan lebih memilih berusaha untuk menyerang dan mencetak gol tandang.
Dalam leg perdana yang dihelat di Stadion Old Trafford, hari Kamis (30/4/2009) dinihari WIB, MU menang dengan skor 1-0 lewat gol John O'Shea. Hal tersebut sempat disayangkan oleh Sir Alex Ferguson lantaran mereka memiliki banyak peluang emas.
'Setan Merah' berjanji akan tetap tampil menyerang dalam pertandingan di Emirates Stadium pekan depan. Alih-alih hanya mengincar hasil imbang, Darren Fletcher menyebut timnya bakal berusaha untuk mendapatkan away goal.
"Mereka harus keluar dan memenangi pertandingan. Kami memiliki rencana yang berbeda di sana. kami tahu itu akan menjadi laga yang berat, kami tahu itu," ujarnya seperti dilansir Sky Sports.
"Dengan kualitas serangan yang kami miliki, siapa pun yang dipilih oleh manajer, kami memiliki kualitas mumpuni untuk mencetak gol tandang," tandas gelandang asal Skotlandia ini.
Arsenal sendiri, lewat Cesc Fabregas, telah berjanji untuk tampil lebih menggigit pada leg kedua nanti. Jadi bisa jadi pertarungan pekan depan akan diwarnai oleh adu serangan antara kedua tim.
Bremen Kalah di Kandang Sendiri
Werder bremen menelan kekalahan dalam pertandingan leg pertama semifinal Piala UEFA. Bermain melawan Hamburg SV di kandang sendiri, Bremen takluk dengan skor 0-1.
Dalam pertandingan yang dihelat di Weserstadion, Jumat (1/5/2009), gol yang dilesakkan Piotr Trochowski membuat Bremen tertunduk lesu. Mereka memiliki tugas untuk menang di leg kedua untuk bisa lolos ke partai puncak.
Sementara bagi hamburg, dengan gol tandang tersebut, langkah mereka relatif lebih ringan. Leg kedua laga kedua kesebelasan akan berlangsung pada 7 Mei di kandang Hamburg, HSH Nordbank Arena.
Di awal-awal laga, Hamburg langsung menekan pertahanan Bremen. Mereka meiliki peluang lewat sepakan David Jarolim pada menit 11, namun tendangannya menyamping di sisi gawang Bremen.
Enam menit berselang giliran Jose Paolo Guerrero yang memiliki peluang emas. Sial bagi penyerang asal Peru ini, tendangan kaki kanannya bernasib sama seperti milik Jarolim, melebar di sisi gawang.
Bremen membalas pada menit 21 lewat Diego Ribas. Playmaker asal Brasil ini melepaskan sebuah tendangan kaki kanan ke arah gawang, namun masih bisa dihalau dengan baik oleh pertahanan Hamburg.
Hamburg akhirnya memecah kebuntuan pada menit 28. Memanfaatkan umpan silang Guy Demel, Trochowski melakukan sebuah sundulan yang tak mampu dihalau oleh kiper Bremen, Tim Wiese.
Hingga babak pertama berakhir tak ada gol lagi yang tercipta dan skor pun bertahan di angka 1-0 untuk keunggulan Hamburg.
Pada babak kedua, tepatnya pada menit ke-60, Sebastian Boenisch mencoba peruntungannya dengan melakukan tusukan sebelum akhirnya melepaskan sebuah tendangan kaki kanan. Namun, lagi-lagi bola masih melebar.
Sebelas menit berselang, Markus Rosenberg melakukan tendangan keras dari luar kotak penalti. Ia tak terkawal, tetapi sepakannya masih melambung di atas mistargawang. Bremen gagal menyamakan kedudukan.
Hal serupa juga dialami oleh Claudio Pizarro pada menit 77. Penyerang asal peru ini mendapatkan kesempatan dan ruang untuk melepaskan tendangan, namun melambung di atas gawang.
Hingga akhir laga laga skor 0-1 tetap bertahan untuk kemenangan Hamburg.
Susunan pemain:
Werder Bremen: 1-Tim Wiese; 8-Clemens Fritz (15-Sebastian Proedl 85), 29-Per Mertesacker, 4-Naldo, 2-Sebastian Boenisch; 16-Alexandros Tziolis, 22-Torsten Frings, 11-Mesut Ozil; 24-Claudio Pizarro, 10-Diego, 23-Hugo Almeida (9-Markus Rosenberg 61).
Hamburg SV: 1-Frank Rost; 20-Guy Demel, 16-Michael Gravgaard, 5-Joris Mathijsen, 40-Dennis Aogo (30-Collin Benjamin 79); 14-David Jarolim, 2-Alex Silva (19-Jerome Boateng 75); 21-Jonathan Pitroipa, 15-Piotr Trochowski; 9-Paolo Guerrero, 11-Ivica Olic (35-Tunay Torun 90+1).
Ronaldo Pertanyakan Wasit
Kegagalan Manchester United meraih kemenangan besar saat menjamu Arsenal bukan hanya karena kegemilangan Manuel Almunia. Cristiano Ronaldo berpendapat kalau wasit juga punya peran.
Kemenangan 1-0 yang diraih MU saat menjamu Arsenal mungkin sedikit disesali punggawa Setan Merah". Bukan hanya karena hasil tersebut membuat mereka masih jauh dari aman untuk mendapat tiket ke final, tapi lebih karena banyaknya peluang matang yang terbuang sia-sia.
Sir Alex Ferguson dan beberapa pemain The Red Devils mengakui kalau Almunia membuat perjuangan MU di Old Trafford kemarin jadi lebih sulit. Namun dalam pandangan Ronaldo, kepemimpinan wasit juga membuat timnya harus puas hanya dengan meraih kemenangan satu gol.
Yang jadi pertanyaan terbesar CR7 adalah keputusan wasit yang menyatakan Ryan Giggs dan Anderson berada dalam posisi offside saat punya peluang bagus bikin gol. Khusus Giggs, dia malah sempat menjebol gawang The Gunners meski kemudian dianulir.
"Dua offside sebenarnya tidak offside dan beberapa pelanggaran yang tidak mereka (wasit) berikan. Itu bukan pertandingan terbaik yang dia (wasit) pimpin," ungkap Ronaldo di Skysport.
"Yang pertama adalah Anderson, dia tidak offside, juga dengan Giggsy, saya yakin juga. Itu bukan keputusan yang baik, tapi Anda tetap harus menghormati wasit meski mereka tidak tampil maksimal - dan berharap wasit bisa lebih baik di Arsenal," sambung dia.
Soal laga kedua di Emirates Stadium tengah pekan depan, winger Portugal itu menilai MU sangat layak diunggulkan untuk bisa menang. Meski mengaku laga yang dijalani akan lebih sulit, namun dengan pengalaman yang sudah dimiliki, tiket ke Roma diyakininya akan diraih.
"Kami harus jadi favorit, kami adalah juara bertahan Liga Champions dan sangat percaya diri. Akan lebih sulit nanti di kandang Arsenal, tapi itu bukan masalah karena kami sangat berpengalaman. Kami menciptakan banyak peluang dan kami yakin akan bikin gol lagi di Arsenal pekan depan".
"Itu merupakan malamnya Almunia, dia menghalau banyak gol, saat sang kiper menjadi pemain terbaik di lapangan, itu menunjukkan betapa sulitnya tim lawan untuk mengembangkan permainan," pungkas Ronaldo.
Tahan Kiev, Shakhtar Buka Kans ke Final
Shakhtar Donetsk membuka lebar peluang mereka lolos ke final Piala UEFA. Di laga pertama semifinal, Shakhtar berhasil menahan imbang tuan rumah Dinamo Kiev dengan skor 1-1.
Di Stadion Valeri Lobanovsky, Jumat (1/5/2009) dinihari WIB, Kiev unggul dulu lewat gol bunuh diri Dmytro Chigrinsky sebelum Luis Fernandinho mencetak gol untuk Shakhtar.
Hasil ini menguntungkan Shakhtar. Di laga leg kedua yang akan digelar di kandang mereka sendiri, skor 0-0 atau menang minimal 1-0 akan membawa mereka lolos ke partai final yang akan digelar di Istanbul.
Kiev hanya membutuhkan waktu 22 menit untuk melaju selangkah di depan. Chigrinsky, bek Shakhtar, menjebol gawangnya sendiri setelah membelokkan tendangan bebas Olexandr Aliev.
Shakhtar mencoba membalas melalui tendangan bebas Fernandinho di menit 30. Namun kans itu gagal karena sepakan Fernandinho berhasil diamankan kiper Kiev, Stanislav Bogush.
Empat menit kemudian, Aliev gagal menggandakan keunggulan tuan rumah. Tendangan Aliev tidak menemui sasaran karena melambung di atas mistar Shakhtar yang dikiperi Andrei Pyatov.
Tiga menit memasuki babak kedua, Shakhtar mencoba membalas. Akan tetapi tendangan bebas Darijo Srna dari sisi kiri tidak cukup membahayakan karena melayang tinggi.
Kiev memetik peluang kembali di menit 67. Sebuah tendangan deras dari Ognjen Vukojevic harus ditepis Pyatov untuk mencegah gawang Shakhtar bobol untuk kedua kalinya.
Tak sampai semenit berikutnya, justru Shakhtar membalas. Dari jarak dekat, Fernandinho menjebol gawang Bogush dengan tendangan kaki kanan yang menyusur tanah. Skor pun jadi 1-1.
Aliev nyaris membawa Kiev kembali unggul di menit 78. Dari tendangan Badr El Kaddouri, Aliev menguasai bola sebelum melepas tendangan kaki kanan yang masih bisa ditepis Pyatov.
Di sisa waktu yang ada, upaya kedua tim untuk mencari gol kemenangan sama-sama tidak menemui hasil. Skor 1-1 pun menjadi kesimpulan akhir laga ini.
Susunan pemain
Kiev: Bogush; Betao, Sablic, El Kaddouri; Yussuf, Vukojevic, Correa (Cernat 82), Ninkovic, Aliev; Bangoura (Ghioane 46), A. Milevskiy
Shakhtar: Pyatov; Kucher, Chigrinsky, Rat, Hubschman; Srna, Duljaj, Junior Ilsinho (Willian 56), Fernandinho, Jadson (Lewandowski 76); Luiz Adriano (Gladkiy 46)
O'Shea: Ini Belum Selesai
Manchester United telah membuka jalan menuju ke final setelah mengantongi kemenangan atas Arsenal. Namun bagi John O'Shea perjuangan skuadnya belum selesai karena masih akan bertandang ke Emirates.
O'Shea menjadi bintang bagi MU di leg pertama setelah gol tunggal di menit ke-20 membuat skuadnya unggul 1-0. Hasil tersebut menjadi modal besar bagi MU untuk melangkah ke final di Roma.
Meski demikian, kemenangan tersebut masih belum cukup aman bagi MU. Apalagi melihat permainan Arsenal, khususnya aksi kiper Manuel Almunia yang beberapa kali menggagalkan peluang 'Setan Merah'.
O'Shea pun mengakui perjuangan mereka menuju Roma belum selesai. "Mungkin, kesempatan masih kami punya," ungkap pemain Irlandia ini seperti dilansir Sky Sports.
"Kiper mereka telah membuat beberapa penyelamatan gemilang, namun dari penampilan kami di babak pertama kami seharusnya bisa mencetak beberapa gol lagi," kata O'Shea.
"Saat ini kami memimpin, kami harus dapat mempertahankan gawang kami dari gol dan kami juga tahu kami mampu mencetak gol di Emirates. tentu saja ini belum berakhir," tukasnya.
Sementara manajer Sir Alex Ferguson telah memberikan pujian kepada O'Shea atas golnya ke gawang Arsenal. Fergie juga menjanjikan akan memasukan O'Shea dalam skuadnya jika mereka lolos ke final.
Boro Ancam Peluang MU
Sir Alex Ferguson menyiratkan kekhawatiran saat Manchester United cuma bisa menang 1-0 atas Arsenal di leg pertama semifinal Liga Champions. Makin membuat Fergie was-was adalah agenda Liga Inggris akhir pekan ini.
Sebiji gol John O'Shea menjadi penentu kemenangan 1-0 MU atas Arsenal dalam laga di Old Trafford, Kamis (30/4/2009) dinihari tadi. Skor tersebut selayaknya disesali kubu The Red Devils karena mereka seharusnya bisa mengakhiri laga dengan skor lebih besar mengingat banyaknya peluang yang tercipta.
Kemenangan dengan selisih satu gol masih sangat rawan buat MU mengingat leg kedua akan dihelat di kandang Arsenal pekan depan. Yang bikin Fergie makin was-was menghadapi laga tersebut adalah jadwal pertandingan Liga Inggris akhir pekan ini.
Bertandang ke Middlesbrough yang kini menghuni posisi 19 klasemen seharusnya bukan masalah buat Wayne Rooney cs. Tapi yang membuat perjuangan di Riverside berpotensi menyulitkan adalah adanya tuntutan untuk tetap meraih kemenangan, tiga poin jadi hal yang wajib diraih mengingat Liverpool masih setia menguntit di posisi dua.
"Keuntungan besar Arsenal adalah mereka bisa memainkan Pat Rice (asisten pelatih Arsenal) sebagai bek kanan dan Arsene Wenger sebagai striker pada laga hari Sabtu. Itu tak jadi masalah buat mereka saat menghadapi Portsmouth," seloroh Fergie beranalogi.
"(Sementara) kami harus menurunkan tim yang bisa meraih kemenangan. Kami akan bertanding saat makan siang di Middlesbrough dan saya pikir itu bukan sesuatu yang baik. Tapi kami harus tetap menghadapi itu," sambung dia.
Dengan masih memiliki satu pertandingan tersisa, MU kini unggul tiga poin atas Liverpool di posisi dua. The Reds akhir pekan ini akan menghadapi Newcastle United di Anfield. Demikian diberitakan BBC.
Fergie Jamin Posisi O'Shea di Final
John O'Shea dapat hadiah ulang tahun sempurna dari Sir Alex Ferguson. Atas peran dan golnya ke gawang Arsenal, bek 28 tahun itu dijamin dapat satu tempat di final Liga Champions, jika Manchester United lolos tentunya.
Kamis (30/4/2009) ini O'Shea merayakan hari jadi yang ke-28. Pesepakbola berkebangsaan Republik Irlandia itu mungin sedang merasakan hari ulang tahun paling membahagiakan setelah dia tampil sebagai penentu kemenangan 1-0 MU atas Arsenal di leg pertama semifinal Liga Champions.
Tapi kegembiraan pria bernama lengkap John Francis O'Shea itu tak berhenti sampai pada gol yang sudah dicetaknya. Dirasa punya peran besar dalam kemenangan The Red Devils, O'Shea yang lebih sering jadi cadangan dipastikan akan mendapat satu tempat dalam laga final, jika MU lolos.
"Dia pemain yang profesional. Anak yang tak pernah mengeluh dan dia juga tak bermasalah dimainkan di manapun. O'Shea tak selalu jadi pilihan utama tapi dia mampu tampil di 30 pertandingan dalam semusim dan kami sangat bersyukur dengan kontribusinya itu. Saat ini, dia akan masuk dalam tim jika kami melangkah ke final," ungkap Fergie di BBC.
O'Shea termasuk salah satu pemain serba bisa yang dimiliki MU. Selain mampu bermain sebagai gelandang bertahan, dia juga sempat diberi peran sebagai bek kiri, bek tengah atau mengisi posisi bek kanan seperti yang dia mainkan pagi tadi, mengisi posisi Gary Neville yang dibekap cedera.
"Ini hadiah dini buat saya dan saya mendedikasikannya buat ayah saya yang tengah menjalani masa-masa berat belakangan ini dan semoga saja hal ini bisa membuatnya ceria," cetus pemain yang sudah mencetak sembilan gol dari 215 penampilannya bersama "Setan Merah" itu.
Almunia: MU Bisa Dikalahkan
Meski sempat dapat serangan bertubi di awal laga, Arsenal mampu mengembangkan permainan di paruh kedua. Hal itu disebut Manuel Almunia merupakan indikasi kalau Manchester United tidak tak terkalahkan.
Kalau bukan karena kesigapan Manuel Almunia di bawah mistar gawang, Arsenal mungkin akan pulang dengan banyak gol bersarang di gawangnya.
Di babak pertama saja, kiper asal Spanyol itu membuat setidaknya empat penyelematan gemilang, meski dia tetap tak mampu menghalau tendangan John O'Shea yang jadi penentu kemenangan 1-0 tuan rumah.
Kekalahan satu gol jelas belum menutup peluang The Gunners melangkah ke final. Apalagi di paruh kedua laga anak asuh Arsene Wenger itu bisa memberikan perlawanan berarti, sebuah indikasi kalau kemenangan akan berpeluang besar diraih pada pertemuan kedua pekan depan. Setidaknya begitu keyakinan Almunia.
"Kami sudah memprediksi itu (serangan beruntun MU) sebelum pertandingan dimulai, tapi di babak kedua mereka sedikit kelelahan dan Arsenal telah menunjukkan kalau MU bisa dikalahkan," ungkap Almunia dalam wawancaranya dengan Skysport.
Soal beberapa penyelamatan yang dia lakukan sepanjang laga, Almunia mengaku kalau dirinya memang sempat dibuat sibuk. Tapi selain serangan MU yang memang dahsyat, gol yang bersarang di gawangnya pada awal laga juga disebut Almunia sebagai akibat kelengahan pemain The Gunners yang "sempat tertidur".
"Itu babak pertama yang sulit karena Manchester United sangat kuat dan terus menyerang. Kami sedikit tertidur saat itu. Saya sangat sibuk di babak pertama, tapi Anda memang akan seperti itu saat datang ke Old Trafford. Anda akan tahu kalau ada gelombang serangan yang datang dari pemain dengan kemampuan fantastis tepat di depan Anda," pungkas kiper 31 tahun yang terpilih sebagai man of the match itu.
Foto: Salah satu aksi heroik Almunia saat dia nekat bertabrakan dengan Carlos Tevez yang membuat dadanya beradu dengan kaki striker Argentina itu (Reuters).
Wolfgang Stark Dibela Platini
Setelah mendapat tudingan berlaku tidak adil, wasit yang memimpin laga Barcelona lawan Chelsea, Wolfgang Stark, angkat bicara. Selain menyangkal tudingan itu, ia bahkan menyampaikan bahwa Presiden UEFA, Michel Platini, memberi pujian atas kinerjanya usai laga.
Tudingan itu muncul dari kubu Barca yang menilai bahwa Stark berlaku tidak adil dalam memimpin pertandingan. Ia dianggap lebih berpihak pada Chelsea.
Gelandang Barca, Xavi Hernandez mengungkapkan kekesalannya pada wasit asal Jerman tersebut karena tidak memberikan kartu pada pemain Chelsea yang kerap melakukan pelanggaran. Sementara Yaya Toure yang hanya sekali memprotes wasit langsung dihadiahi kartu kuning.
Namun Stark menyanggah kritikan tersebut. Ia menuturkan bahwa Platini menyelamatinya karena ia dianggap berhasil memimpin laga dengan baik.
"Platini berada di Camp Nou dan setelah pertandingan dia mengirimkan pesan pada saya yang mengindikasikan dia sangat puas terhadap dengan kinerja saya," tutur Stark yang dikutip Guardian.
Pria berusia 39 tahun ini memang mengakui bahwa pertandingan itu merupakan momen yang sulit namun ia menilai bahwa kinerjanya di laga itu masih di batas kewajaran. Ia tidak setuju dengan anggapan yang melihat ia memimpin pertandingan dengan buruk dan telah melakukan kesalahan besar.
Stark juga memberi penjelasan soal pelanggaran Michael Ballack terhadap Andres Inesta yang disorot pihak Barca karena tidak dihadiahi kartu kuning kedua olehnya.
"Saya tidak mengeluarkan kartu karena bagi saya tidak ada alasan untuk melakukannya. Apa yang ia keluhkan merupakan pelanggaran biasa, dan saya mengganjar pelanggaran itu dengan tendangan bebas," terangnya.
Giggs Tak Terkalahkan
Ryan Giggs sekali lagi mencatatkan namanya di buku sejarah Manchester United dengan mencatatkan penampilan ke-800. The Welsh Wizard menegaskan dirinya tak terkalahkan.
Giggs menorehkan rekor itu saat membela MU menghadapi Arsenal di partai pertama semifinal Liga Champions, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB. Pemain berusia 35 tahun itu masuk lapangan di menit 67 untuk menggantikan Anderson.
Di usia senja, Giggs terbukti masih sanggup tampil ciamik. Gelandang dengan kaki kiri dahsyat itu sekali menjebol gawang Arsenal tetapi gol itu dianulir wasit karena ia sudah dianggap off-side.
Oke, lupakanlah kegagalan Giggs menandai torehan rekornya dengan sebuah gol. Lihatlah catatan mengagumkan yang telah dibuat pemain asal Wales itu selama 18 tahun lebih memperkuat The Red Devils.
Giggs adalah pemain dengan koleksi gelar terbanyak di Inggris dengan sudah menyumbangkan 10 gelar juara Liga Inggris, dua titel Liga Champions, empat Piala FA dan tiga Piala Carling.
Penampilannya yang ke-800 tadi malam adalah sebuah pengukuhan predikat Giggs sebagai pemain paling legendaris di Old Trafford. Musim lalu, Giggs sudah melewati rekor penampilan terbanyak di MU yang dipegang oleh Sir Bobby Charlton dengan 758 penampilan.
Giggs juga telah melengkapi rekor itu dengan sebuah prestasi pribadi berupa titel Pemain Terbaik versi PFA yang diraihnya akhir pekan lalu. Inilah kali pertama Giggsy menerima penghargaan itu semenjak ia memulai karirnya di usia 17 tahun pada tahun 1991.
"Itu sebuah prestasi yang tak bisa dipercaya. Penghargaan itu sangat layak untuknya karena dia menjalani musim ini dengan fantastis, yakni membantu tim mencetak gol," ujar Cristiano Ronaldo kepada MUTV.
"Delapan ratus penampilan itu sungguh luar biasa dan saya ingin bisa menjadi seperti dia suatu saat nanti. Ini fantastis," sambung pemain yang 12 tahun lebih muda ketimbang Giggs itu.
Kiper MU, Edwin van der Sar, menganggap catatan itu akan sangat sulit dipecahkan oleh pemain lainnya dalam waktu yang cukup lama. "Itu akan jadi rekor yang sangat sulit untuk dikalahkan," kata Van Der Sar suatu kali.
"Ada banyak perubahan sekarang ini; dalam hal transfer dan juga hal lainnya. Ryan memulai karirnya sangat awal. Anda tidak akan melihat hal seperti itu lagi di masa mendatang," sanjung kiper asal Belanda itu.
Tak hanya kawan yang memberi tabik kepadanya. Seorang Arsene Wenger saja tak sungkan untuk melayangkan rasa kagumnya kepada pemain berambut kriwil itu.
"Saya punya banyak respek buatnya. Saat seorang pemain menghabiskan 18 tahun di level ini, Anda harus memberikan seluruh respek Anda atas semua yang telah ia berikan; pengorbanan dan juga fokus," tutur Wenger.
Di luar prestasinya di lapangan, Giggs juga kerap menjadi contoh karena perilakunya yang santun dan tidak neko-neko. Kabar tentang Giggs yang terlibat skandal atau mengikuti pesta-pesta gila adalah hal terakhir yang akan dimuat oleh koran-koran kuning Inggris yang nyinyir.
Dengan semua kehebatan itu, rasanya masih banyak pujian bertebaran untuk Giggs bila memang ada niat untuk mengumpulkannya. Jadi, kurang apalagi, Giggsy memang tak terkalahkan.
Kemenangan MU Dibayar Ferdinand
Manchester United terancam kehilangan Rio Ferdinand hingga dua atau tiga pekan. Bek internasional Inggris itu mengalami cedera di tulang rusuk dan ditarik keluar saat laga melawan Arsenal belum berakhir.
Dalam laga yang dihelat di Stadion Old Trafford, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB, MU menang 1-0 berkat gol tunggal John O'Shea. Namun kemenangan ini sedikit harus dibayar mahal.
Ferdinand terlihat tergeletak di lapangan usai dalam sebuah tendangan bebas berbenturan dengan Nicklas Bendtner. Ia kemudian dipapah keluar oleh tim medis MU dan posisinya digantikan oleh Jonny Evans sembari memegangi bagian samping dadanya.
Menurut keterangan Sir Alex Ferguson, ia mengalami cedera pada bagian tulang rusuknya. Ferdinand telah dibawa ke rumah sakit, tetapi hasil pemeriksaan lanjutannya belum keluar sehingga MU masih harus menunggu berapa lama ia akan absen.
"Rio mendapatkan retakan di tulang rusuknya. Dia pergi ke rumah sakit sebagai tindakan pencegahan dan kami berharap tidak ada yang patah karena itu bisa membuatnya absen dua atau tiga pekan. Kami akan melihat dan menunggu," ujarnya seperti dilansir Reuters.
Jika pada akhirnya Ferdinand absen hingga dua atau pekan, maka dia tak akan memperkuat MU di leg kedua di Emirates Stadium. Padahal laga itu terhitung krusial untuk menentukan langkah 'Setan Merah' ke final Liga Champions.
'Masih Jauh dari Usai'
Manchester United memang dapat menundukkan Arsenal 1-0 di leg pertama semifinal Liga Champions. Namun John O'Shea mengatakan bahwa perjuangan masih jauh dari usai.
O'Shea tampil sebagai pahlawan MU dalam laga yang dihelat di Old Trafford, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB itu. Bek Irlanda itu mencetak gol tunggal tuan rumah di tengah aksi heroik Manuel Almunia menggagalkan sejumlah peluang 'Setan Merah'.
Ketangguhan Almunia dalam mengamankan gawang membuat O'Shea tak segan meluncurkan sanjungan kepada kiper berpaspor Spanyol tersebut.
"Kiper mereka mampu membuat dua penyelamatan hebat namun dari penampilan babak pertama kami kami seharusnya dapat mencetak beberapa gol lagi," ungkap pemain berusia 27 tahun tersebut seperti dikutip Goal.
"Namun punya keunggulan, kami dapat menjaga gawang tidak kebobolan dan kami tahu kami mampu mencetak gol tandang. Namun ini sama sekali belum selesai," imbuh O'Shea kemudian.
Di laga itu MU membangkucadangkan Ryan Giggs dan Dimitar Berbatov dan posisi mereka ditempati Darren Fletcher dan Carlos Tevez. O'Shea menjelaskan bahwa hal itu merupakan strategi timnya untuk dapat memenangkan pertarungan perebutan bola.
"Kami terus menekan mereka tetap di daerahnya semampu kami. Tekanan tetap pada Arsenal dan sekali kami mendapat bola, kami memainkannya dari sana," terangnya.
"Ini berjalan dengan baik, terutama di babak pertama dan di beberapa waktu di babak kedua. Namun Arsenal merupakan tim yang bagus. Mereka dapat menguasai bola dengan baik dan sangat sulit untuk merebutnya dari mereka. Namun di atas semua itu kami harus merasa senang," tutup O'Shea.
Ronaldo: MU Butuh Gol di Emirates
Kemenangan 1-0 atas Arsenal di leg pertama semifinal Liga Champions masih rawan buat Manchester United. Supaya bisa memuluskan langkah ke final, Cristiano Ronaldo meminta rekannya bikin gol lagi di Emirates Stadium.
Di Old Trafford, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB, MU sesungguhnya tampil dominan atas tamunya saat memetik kemenangan 1-0 . Tuan rumah tercatat membuat delapan shot on target, jauh unggul atas The Gunners yang cuma punya satu tembakan ke arah gawang Edwin van der Sar.
Adalah penampilan gemilang Manuel Almunia yang membuat The Red Devils tak mampu mencetak banyak gol demi menjadi modal menghadapi laga kedua di kandang Arsenal sepekan ke depan. Sadar kemenangan satu gol jauh dari cukup untuk bisa mengamankan tiket ke final, Ronaldo ingin agar MU tidak tampil bertahan di leg kedua dan justru harus bisa mencetak gol.
"Selalu penting untuk bisa meraih kemenangan. Kami tahu kalau kami seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol malam ini, dan itu tidak kami lakukan. Inilah sepakbola. Sekarang kami akan pergi ke sana (London) dan mencoba mencetak satu atau dua gol," ungkap Cristiano Ronaldo usai laga seperti diberitakan Skysport.
Peluang MU untuk bisa menang, atau setidaknya imbang, di Emirates tentunya masih terbuka. Tapi dalam lawatan terakhirnya ke sana pada awal November lalu "Setan Merah" justru dipaksa pulang dengan kekalahan 1-2, hasil laga yang menurut pemain terbaik dunia itu bisa dijadikan pelajaran berharga oleh skuad The Red Devils.
"Kami mendominasi seluruh pertandingan. Arsenal tim yang fantastis, yang mampu menahan bola dengan baik, tapi mereka tak mampu bikin peluang malam ini. Kami harus yakin kalau kami bisa mencetak gol di sana. Saya yakin kami akan punya beberapa peluang untuk mencetak gol, tapi kami juga harus mewaspadai Arsenal, mereka punya pelatih dan pemain yang bagus. Kami harus menghormati itu," pungkas Ronaldo.
Tim Inggris Mimpi Buruk Arsenal
Arsenal selalu mencatat hasil kemenangan di babak semifinal turnamen Eropa. Tapi jika menghadapi sesama tim asal Inggris, The Gunners ternyata selalu dipaksa menghadapi mimpi buruk berupa kekalahan.
Sepanjang sejarahnya, Arsenal sudah enam kali bertanding di babak semifinal kejuaraan Eropa. Dan hasil yang didapat The Gunners ternyata sungguhlah mengesankan karena mereka selalu bisa lolos ke final alias pasti meraih kemenangan. Satu kemenangan babak semifinal didapat di Liga Champions, sementara tiga di ajang Piala Winners dan dua lainnya di Piala UEFA/Fairs Cup.
Sebuah catatan fantastis menang, namun tuah tersebut sepertinya tak akan terulang di Liga Champions musim ini. Soalnya di enam babak semifinal tersebut Arsenal tak sekalipun menghadapi tim Inggris, padahal rekor pertemuan mereka dengan saudara sesama kompetisi justru memprihatinkan karena selalu berkesudahan dengan kekalahan di dua laga yang sudah dilalui.
Arsene Wenger dipaksa menelan kekalahan dengan agregat 5-3 atas Liverpool di babak perempatfinal Liga Champions musim kemarin. Kejadian tersebut merupakan ulangan dari kekahalan 3-2 saat menghadapi Chelsea empat tahun lalu, keduanya berawal dengan hasil 1-1 di leg pertama.
Padahal di sisi lain, MU justru punya catatan yang sangat bagus atas sesama tim Inggris. Di tahun 1963-64 The Red Devils sukses menundukkan Tottenham Hotspur dengan 4-3 di Piala Winners, menang 3-2 atas Everton di musim berikutnya dan tentu saja kemenangan adu penalti atas Chelsea di final Liga Champions musim kemarin.
Tanda-tanda Arsenal bakal melanjutkan catatan buruknya atas klub asal Inggris sementara MU justru mempertahankan rekor fantastisnya terlihat setelah laga dinihari tadi. Di leg pertama babak semifinal Liga Champions, MU sukses menundukkan tamunya dengan skor tipis 1-0 lewat gol John O'Shea.
Almunia Kembali di Saat Tepat
Arsenal memang kalah dengan skor 0-1 dari Manchester United, tetapi penampilan kiper Manuel Almunia mengundang pujian. Kiper asal Spanyol itu tampil cemerlang di saat yang tepat.
Saat melawat ke markas MU di laga pertama semifinal Liga Champions, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB, Almunia membintang. Meski gawangnya jebol sekali, tetapi kecemerlangannya mencegah The Gunners kalah lebih besar.
Almunia membuat sejumlah penyelamatan gemilang, terutama di babak pertama. Setidaknya enam peluang emas MU berhasil dicegah kiper berusia 32 tahun itu merobek gawangnya.
Arsenal memang harus berterimakasih kepada Almunia. Ketangguhan di bawah gawang yang sempat hilang ketika kiper yang direkrut dari Celta Vigo itu harus absen kini sudah kembali.
Pertandingan menghadapi MU ini adalah laga kedua Almunia sejak kembali dari cedera kaki yang membekapnya ketika membela The Gunners di leg pertama perempatfinal melawan Villarreal, awal bulan ini.
Almunia sebenarnya sudah kembali mengawal gawang Arsenal ketika menghadapi Middlesbrough akhir pekan lalu. Hasilnya tokcer, 'Gudang Peluru' menang dengan hasil dua gol tanpa balas.
Saat tak ada Almunia, Arsenal harus ketar ketir melihat performa Lukasz Fabianski. Deputi Almunia itu bermain buruk dan jadi salah satu penyebab kekalahan klub London utara itu di semifinal Piala FA. Fabianski juga kebobolan empat gol saat melawan Liverpool di Liga Inggris.
Pujian untuk Almunia pun diluncurkan oleh Arsene Wenger. "Dia seorang pemain yang memperlihatkan penampilan hebat dalam sebuah pertandingan besar. Kelasnya benar-benar top," ujar manajer Arsenal itu di situs klub.
"Dia benar-benar hebat. Dia benar-benar top dalam semua hal; cara dia membaca pertandingan, pembuatan keputusannya dan ketajamannya," demikian Wenger.
'Harusnya MU Menang 4-0'
Sir Alex Ferguson mengaku senang dengan kemenangan 1-0 yang diraih Manchester United atas Arsenal. Tetapi manajer asal Skotlandia ini menyebut, MU seharusnya bisa menang 4-0.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Old Trafford, Kamis (29/4/2009) dinihari WIB, MU tampil relatif lebih dominan atas sang tamu. Mereka memenangi penguasaan bola dan beberapa kali menciptakan peluang emas.
Gol akhirnya memang berhasil mereka ciptakan, tetapi tak sebanyak peluang yang mereka hasilkan. The Red Devils bisa berterimakasih kepada John O'Shea yang bisa menaklukkan ketangguhan Manuel Almunia pada menit 17.
Sir Alex mengaku puas dengan permainan yang telah ditampilkan oleh pasukannya. Satu-satunya yang ia sayangkan adalah bahwa seharusnya mereka bisa mencetak lebih banyak gol.
"Saya sangat puas dengan penampilan kami, level operan kami dan pergerakan kami sangat bagus, kami juga bermain dalam tempo yang cepat. Mungkin kami seharusnya bisa mencetak empat gol," ujarnya seperti dilansir Reuters.
"Tetapi sebelum pertandingan saya telah mengatakan bahwa saya ingin kemenangan tanpa kebobolan, dan kami berhasil melakukan itu. Anda tak bisa meraih segalanya di dalam hidup, jadi kami akan melangkah maju."
"Pertandingan ini belum usai, tapi kami tahu kami bisa pergi ke sana dan mencetak gol. Itulah masalah yang akan dihadapi Arsenal," pungkasnya.
Leg kedua antara kedua kesebelasan akan berlangsung pekan depan, kali ini di kandang Arsenal, Emirates Stadium.
Wenger: Tunggu Kami di Emirates
Bertandang ke Old Trafford, markas Manchester United, Arsenal pulang dengan kekalahan 0-1. Namun Arsene Wenger optimistis timnya bakal membalikkan keadaan pada leg kedua di Emirates Stadium.
Dalam pertandingan yang dihelat hari Kamis (30/4/2009) dinihari WIB, MU menang berkat gol tunggal yang dilesakkan John O'Shea di babak pertama. Setelahnya The Red Devils kerap mengancam gawang The Gunners, tetapi tak ada gol lagi yang tercipta.
Arsenal patut berterimakasih kepada Manuel Almunia. Kiper asal Spanyol itu tampil brilian di bawah mistar gawang untuk menahan gempuran Cristiano Ronaldo dkk. Beberapa peluang emas MU berhasil ia mentahkan.
Bisa dibilang penampilan Arsenal di laga ini tak terlalu jelek lantaran masih bisa memberikan perlawanan. Hanya saja MU tampil relatif lebih dominan dalam penguasaan bola dan perang di lini tengah.
Wenger pun percaya diri bahwa timnya bakal membalikkan keadaan dalam leg kedua sepekan mendatang. "Hal bagusnya, kami tak kebobolan lebih dari satu gol dan imbasnya kami berpeluang membalikkan keadaan di kandang sendiri," ujarnya dalam wawancara dengan Sky Sports.
"Pertandingan ini masih seimbang dan saya percaya Anda akan melihat Arsenal yang berbeda pekan depan," tegasnya.
Manajer asal Prancis ini juga memuji penampilan MU yang disebutnya bermain sangat tangguh. Tetapi ia menolak untuk memikirkan kekalahan ini terlalu lama. Baginya yang terpenting saat ini adalah bersiap untuk laga kedua.
"Ini adalah keuntungan untuk Manchester United setelah mereka bermain dengan bagus dan memulainya dengan sangat tangguh. Saya pikir kami tak banyak menciptakan peluang."
"Namun, tak akan banyak membantu apabila membicarakan apa yang telah kami lakukan dan tidak kami lakukan malam ini. Saya pikir lebih penting untuk membicarakan apa yang ingin kami lakukan untuk memperoleh keuntungan pada Selasa pekan depan," tukasnya.
O'Shea Pahlawan, Almunia Bintang
John O'Shea jadi pahlawan kemenangan 1-0 Manchester United atas Arsenal lewat gol yang dicetaknya. Dari kubu The Gunners, Manuel Almunia jadi bintang setelah membuat banyak penyelamatan gemilang yang menghindarkan timnnya dari kekalahan lebih besar.
MU langsung tancap gas diawal laga, menyusul terciptanya sebuah peluang matang yang dibuat Wayne Rooney di menit pertama.
Tandukan striker Inggris itu meneruskan umpan silang Darren Flecher mengarah ke tiang jauh harus dengan susah payah dikejar dan ditepis Manuel Almunia.
Belum sempat pemain Arsenal mengambil napas, tekanan lain datang melalui Cristiano Ronaldo. Bola crossing-nya yang melintas deras di muka gawang tak bisa dipotong Rooney maupun Carlos Tevez yang dipasang sebagai duet lini depan.
Arsenal tak diam saja karena mereka berusaha meladeni permainan menyerang MU, meski nyaris tak ada yang menghasilkan peluang matang.
Justru tuan rumah yang lagi-lagi dapat kesempatan emas saat umpan diagonal O'Shea gagal diselesai Tevez dengan sempurna, tendangan striker Argentina itu dari jarak sangat dekat berhasil dihadang Almunia. Kiper Spanyol itu bahkan melakukan penyelamatan gemilang lain saat kembali memblok dengan dadanya upaya rebound Tevez.
Di menit 17 MU akhirnya membuka keunggulan. Bermula dari tendangan sudut di sisi kiri pertahanan Arsenal, bola yang melambung ke tiang jauh berhasil dikuasi Michael Carrick yang kemudian mengembalikan bola ke tengah kotak penalti. Berdiri tanpa kawalan, sepakan keras O'Shea yang sempat membentur kaki Michael Silvestre gagal diblok Almunia.
Sembilan menit setelah gawangnya kebobolan, Arsenal nyaris menyamakan kedudukan. Lewat kerjasama segitiga yang diawali Theo Walcott yang kemudian mengumpan pada Adebayor, bola langsung dilepas pada Fabregas yang melepaskan tendangan jarak jauh. Tapi Edwin Van der Sar tak banyak kesulitan mengamankan gawangnya dari prosesi serangan tersebut.
Almunia lagi-lagi jadi pahlawan Arsenal. Kiper berkebangsaan Spanyol itu dengan gemilang menghalau tandukan Ronaldo tepat di muka gawang saat menyambut umpan silang dari sisi kanan.
Kisah kepahlawanan kiper 31 tahun itu tak berhenti sampai di situ, di menit 31 dia nekat berduel dengan Tevez yang mengejar umpan terobosan. Akibatnya Almunia harus mendapat perawatan karena dadanya beradu dengan kaki striker yang santer dikabarkan akan hengkang dari Old Trafford itu.
Selanjutnya Arsenal kembali mampu menguasai bola meski tak kunjung melakukan penetrasi. Samir Nasri dan Fabregas dipaksa berputar-putar di lapangan tengah karena kesulitan menembus pertahanan MU. Tak ada gol tambahan di paruh pertama.
Tensi permainan banyak menurun di awal babak kedua. Arsenal memang mampu lebih memberi perlawanan, namun meski tekanan MU tak segencar di paruh pertama, anak asuh Arsene Wenger tetap kesulitan menembus benteng pertahanan "Setan Merah" yang dikawal Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic.
Shot on goal pertama di babak ini baru datang di menit 64 ke arah gawang Van der Sar. Menerima dengan dada umpan yang diberikan Alex Song, tendangan voli Adebayor dari tepi kotak penalti melayang jauh dari sasaran yang dituju. Lima menit berselang MU membalas, tendangan keras yang dilepaskan Ronaldo dari jarak sekitar 27 meter membentur dengan keras mistar gawang Arsenal saat Almunia sudah tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Pergantian pemain dilakukan Fergie, Ryan Giggs dan Dimitar Berbatov masuk menggantikan Anderson serta Tevez. Buat Giggs, ini merupakan kali ke-800 dia tampil membela The Red Devils.
Mulai dari sini pertandingan kembali berjalan dengan alur cepat. Rooney nyaris membawa MU unggul dua gol saat dia dengan lincah memperdaya dua pemain bertahan Arsenal, namun Rooney tak beruntung bola yang yang diarahkannya ke gawang membentur kaki pemain Arsenal yang lain. Di menit 74 Silvestre membuat penyelamatan vital saat menghadang Ronaldo menanduk bola yang diumpan Rooney, saat itu Almunia menepis si kulit bundar.
Giggs sepertinya akan menjalani malam yang sempurna di laga ke-800-nya saat dia menerima umpan terobosan Rooney dan dengan dingin memperdaya Almunia untuk menjebol jala Arsenal. Namun hakim garis di pinggir lapangan mengangkat bendera tanda terjadi offside.
Sembilan menit sebelum bubaran, Wenger mencoba menyegarkan lini depannya dengan memasukkan Eduardo Da Silva dan menarik Adebayor. Empat menit setelahnya, Arsenal benar-benar punya peluang matang menyamakan kedudukan, namun tandukan Nicklas Bendtner saat menyambut umpan tendangan bebas Fabregas terlalu bertenaga. Dari jarak hanya sekitar tujuh meter, ceritanya mungkin akan beda jika striker Denmark itu memilih untuk sekedar membelokkan si kulit bundar.
MU malah mendapat kabar buruk di menit 86 setelah Ferdinand terpaksa ditarik keluar karena cedera usai berbenturan dengan pemain Arsenal dan Van der Sar. Dia kemudian ditarik keluar dan digantikan Jonathan Evans. Akan jadi kerugian besar buat MU jika Ferdinand sampai absen di laga kedua.
Empat menit masa injury time yang diberikan wasit tak mampu dimanfaatkan oleh MU untuk memperbesar modal mereka menjalani leg kedua di Emirates stadium pekan depan. Begitu juga dengan Arsenal yang gagal mencetak gol penyama.
Susunan Pemain
Manchester United: 1-Edwin van der Sar; 22-John O’Shea, 5-Rio Ferdinand (Jonathan Evans '88), 15-Nemanja Vidic, 3-Patrice Evra; 24-Darren Fletcher, 16-Michael Carrick, 8-Anderson (Ryan Giggs '67); 7-Cristiano Ronaldo, 32-Carlos Tevez (Dimitar Berbatov '67), 10-Wayne Rooney.
Arsenal: 1-Manuel Almunia; 3-Bacary Sagna, 5-Kolo Toure, 18-Mikael Silvestre, 40-Kieran Gibbs; 2-Abou Diaby, 17-Alex Song; 14-Theo Walcott (Nicklas Bendtner '71), 4-Cesc Fabregas, 8-Samir Nasri; 25-Emmanuel Adebayor (Eduardo '83).
MU Tundukkan Arsenal 1-0
Manchester United memetik kemenangan 1-0 atas Arsenal di laga pertama babak semifinal Liga Champions. Gol semata wayang The Red Devils datang dari John O'Shea di paruh pertama.
Di Old Trafford, Kamis (30/4/2009) MU tampil sangat dominan atas tamunya. Memiliki banyak peluang hampir di sepanjang 90 menit pertandingan, The Red Devils dipaksa puas dengan kemenangan tipis 1-0 melalui gol O'Shea di menit 17.
Arsenal, meski banyak ditekan tetap berusaha tampil ofensif. Namun Emmanuel Adebayor yang dipasang sendirian sebagai striker tak mampu berbuat banyak menghadapi kepungan Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand.
Justru Manuel Almunia yang jadi pahlawan The Gunners setelah dia setidaknya membuat lima penyelamatan gemilang yang menghindarkan Arsenal dari kekalahan lebih besar. Kiper Spanyol itu sempat menghalau sontekan Wayne Rooney, memblok tendangan jarak dekat Carlos Tevez dan menghadang tandukan Cristiano Ronaldo tepat di muka gawang.
Meski menang, MU masih jauh dari aman untuk bisa melangkah ke final Liga Champions keduanya secara beruntun. Hasil imbang memang akan cukup membawa Edwin Van der Sar cs pergi ke Roma untuk menjalani laga final, namun keunggulan satu gol terhitung sangat rawan buat sang juara bertahan.
Sementara untuk Arsenal, peluang mereka juga masih terbuka lebar, kemenangan dengan selisih dua gol akan membawa mereka lolos ke final. Di Premiership musim ini, pasukan Arsene Wenger menundukkan MU dengan 2-1.
Giliran Wasit yang 'Diserang' Barca
Ada satu "terdakwa" lagi yang dituding oleh Barca terkait kegagalan mereka menekuk Chelsea. Bila sebelumnya permainan bertahan lawan yang dituding, kini giliran wasit yang mendapat kritik.
Barcelona ditahan Chelsea 0-0 dalam semifnal leg pertama Liga Champions yang digelar di Camp Nou Rabu (29/4/2009) dinihari WIB. Hasil ini membuat perjuangan Azulgrana untuk melaju ke partai puncak semakin berat.
Usai menuding permainan bertahan The Blues sebagai penyebab kebuntuan, kini para pilar Barca mengkritik kepemimpinan wasit Wolfgang Stark (Jerman) yang memimpin pertandingan.
"Saya hanya bisa menangis kepada Tuhan ketika wasit tidak memberikan kartu kepada mereka yang melakukan pelanggaran, sementara protes rekan kami Yaya Toure langsung diganjar kartu," keluh Xavi Hernandez seperti dikutip dari Goal.
Data yang dikutip dari Soccernet menunjukkan Chelsea melakukan 20 kali pelanggaran sementara Barca "hanya" tujuh kali. Stark mengeluarkan masing-masing dua kartu kuning bagi kedua belah pihak.
"Kami tidak bisa menerima wasit yang tidak mau meniupkan peluitnya ketika ada pelanggaran yang jelas-jelas terjadi, dan ketika lawan menjatuhkan dirinya sendiri. Saya pikir keputusan wasit menyerang kami," seru Yaya Toure.
"Anda harus tanya langsung kepada wasit soal keputusan-keputusan kontroversialnya," timpal Samuel Eto'o.
Messi Mati Kutu
Chelsea sukses besar mematikan Lionel Messi sehingga bintang Barcelona asal Argentina itu tak bisa maksimal mempertontonkan bakat hebatnya. Tapi, ia cuma akan mati kutu satu kali.
Derasnya pemberitaan soal siapa dari kubu Chelsea yang akan menjaga Messi terbukti di lapangan. Dan seperti ucapan Guus Hiddink, secara tim hal itu merupakan tugas kolektif, tak cuma tanggung jawab Jose Bosingwa.
Maka saat kedua tim berduel di Nou Camp, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB, Messi nyaris tak berkutik. Permainan defensif The Blues membuatnya tidak terlihat sebagai pemain istimewa.
"Secara taktis permainan Messi malam ini dapat dinetralisir dengan baik (oleh kami)," demikian Hiddink menyiratkan kepuasan pasukannya mematikan calon bintang besar dunia itu.
"Bosingwa melakukan tugasnya dengan baik dan dia mendapat dukungan dari Florent Malouda di sisi kiri. Dukungan dari lapangan tengah untuk memotong pergerakan Messi juga baik, sambung bos Chelsea asal Belanda itu, dikutip dari Reuters.
Meski timnya "selamat" dari potensi diacak-acak Messi -- skor imbang 0-0 --, tapi Hiddink tidak menjadi jumawa dan tetap memberi apresiasi tinggi pada pemuda berusia 21 tahun itu. Ia bilang, Messi tetaplah sulit ditaklukkan.
"Anda bisa saja mematikan dia untuk satu malam. Tapi saya pikir itu takkan terjadi dua kali," cetus Hiddink.
Sementara pelatih Barca Pep Guardiola memaklumi permainan Messi tidak berkembang. "Dia itu korban penjagaan super ketat. Tentu saja tidak gampang buat dia mencari ruang," tuturnya.
The Gunners Ditunggu 'Neraka'
Pendukung acap jadi salah satu faktor pendukung kemenangan sebuah tim. Itu mengapa fans Manchester United diminta hadir seberisik mungkin di Old Trafford saat kedatatangan Arsenal.
Old Trafford bergemuruh saat Cristiano Ronaldo cs menjamu Tottenham Hotspur di Liga Primer akhir pekan lalu. Itu juga yang menyemangati 'Setan Merah' untuk bangkit dan menang 5-2 setelah ketinggalan dua gol lebih dulu.
Manajer MU Sir Alex Ferguson pun ingin agar atmosfer serupa tercipta lagi ketika timnya menjamu Arsenal di Liga Champions, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB.
"Ada perubahan luar biasa ketika kami menciptakan gol pertama (lawan Spurs). Kami butuh dukungan semacam itu dari fans dan mereka akan kembali memainkan peranannya lagi sebelum musim berakhir," seru Fergie di situs MU.
"Mereka harus mendorong kami. Kami sudah melalui musim yang berat dan kami tiba pada waktu di mana kami butuh (dukungan) semua orang," harap dia.
Patrice Evra juga mengakui besarnya kontribusi fans dalam laga lawan Spurs. Bek kiri asal Prancis itu pun berharap agar para pendukung MU bisa kembali bikin 'Theatre of Dreams' riuh rendah agar Arsenal serasa seperti di "neraka".
"Saya harap fans bisa mendukung kami lagi sepanjang pertandingan. Kami harus membuat Arsenal terintimidasi dan bikin mereka dalam tekanan. Akan sulit buat tim lawan bermain di Old Trafford saat fans berada di belakang kami," tegas Evra.
Sekarang Saatnya, The Gunners
Arsene Wenger memotivasi skuad mudanya. Manajer Arsenal itu menantang para pemainnya untuk menunjukkan performa terbaiknnya saat menghadapi Manchester United di Old Trafford.
MU sebagai juara bertahan dan juga tuan rumah memang lebih difavorikan dibanding The Gunners. Namun hal tersebut tak membuat Wenger kecil hati karena hal itu justru memunculkan motivasi buat mereka.
Ia langsung menantang para skuad mudanya untuk menunjukkan penampilan terbaik saat bertandang ke Old Trafford, Kamis (30/4/2009) dinihari. Wenger yakin bahwa inilah saatnya Arsenal bicara di pentas Eropa.
"Ini saat yang telah kami nanti-nantikan dan kami ingin menunjukkan apa yang dibutuhkan untuk keuntungan kami di leg pertama," ungkap Wenger seperti dilansir Sporting Life.
"Kami telah mencoba membangun tim kami dengan cara berbeda. Ini tak begitu bagus atau buruk.Kami hanya membangun tim karena kami ingin mengembangkan dengan cara spesial dalam bermain dan semangat," ujarnya.
Peluang Wenger untuk merasakan trofi Liga Champions memang sudah semakin dekat. Hal itu yang membuatnya merasa semangat ingin mempersembahkan gelar bagi skuad London utara dan juga bagi dirirnya sendiri.
"Saya tidak tahu apa yang saya rasakan jika saya tak dapat memenangi Liga Champions. Saya yakin dapat meraihnya, lebih cepat lebih baik. Itu sebabnya mengapa saya datang ke sini dengan keyakinan penuh," tegas Wenger.
Akhirnya Bertemu di Eropa
Di kompetisi Inggris Manchester United dan Arsenal memiliki sejarah rivalitas yang tinggi. Meski demikian baru kali ini mereka akan berduel di kancah Eropa, dimulai tengah malam nanti di Old Trafford.
Berikut ini beberapa data pertemuan dan fakta menjelang pertandingah MU versus Arsenal di leg I babak semifinal Liga Champions, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB:
- Kedua tim telah bertemu 205 kali di semua kompetisi; MU menang 82 kali, Arsenal, 78, seri 45 kali.
- Ini akan menjadi pertemuan ke-38 Sir Alex Ferguson dan 'Profesor' Arsene Wenger. Dari 37 partai sebelumnya, Fergie menang 13 kali, Wenger unggul 14 kali. Sepuluh lainnya berakhir seri, dan dua sisanya ditentukan oleh adu penalti: MU menang di Community Shield 2003, Arsenal unggul di final Piala FA 2005.
- Ini adalah musim ketiga berturut-turut, dan keempat kalinya dalam lima tahun terakhir, dua tim Inggris bertemu di semifinal Liga Champions. Sebelumnya, sejarah itu tercatat atas nama Chelsea versus Liverpool.
- MU sedang berusaha memperpanjang rekor 23 pertandingan tanpa kalah di level Eropa. Mereka juga sudah memainkan 150 partai Liga Champions dengan menghasilkan 78 kemenangan.
- MU pernah bertemu sesama klub Inggris di tiga kompetisi Eropa sebelumnya, dan selalu menang. Mereka mengalahkan Tottenham Hotspur 4-3 secara agregat di Piala Winners 1963/1964, menekuk Everton 3-2 agregat di Piala UEFA di musim berikutnya, dan tahun lalu saat menaklukkan Chelsea di final Liga Champions lewat adu penalti.
- MU tak terkalahkan dalam 20 laga kandang di kancah LC, dan memenangi 15 di antaranya, Mereka memasukkan 41 gol dan kebobolan 12 gol.
- Laga adalah yang ke-100 bagi Arsenal dalam sejarah keikutsertaan mereka di kompetisi Eropa, atau yang ke-50 khusus di Liga Champions.
- Arsenal butuh satu gol lagi untuk menjumlahkan koleksi total golnya menjadi 300 melawan MU. Sebaliknya, MU sudah 309 kali menjebol gawang The Gunners.
- Arsenal tak pernah mengalahkan sesama klub Inggris di Eropa. Mereka kalah 3-5 dari Liverpool di perempatfinal musim lalu, dan 2-3 dari Chelsea di babak yang sama empat tahun sebelumnya. Mereka kalah setelah seri 1-1 di leg pertama.
- Arsenal tak pernah gagal di semifinal Eropa. Total, mereka pernah enam kali menjejak level ini di semua kompetisi Eropa: tiga di Piala Winners, dua di Piala UEFA/Fairs Cup, dan satu kali di Liga Champions. Mereka juga tak pernah kalah di leg pertama, menang empat kali dan seri dua kali.
- Top skorer Arsenal, Emmanuel Adebayor, telah mencetak delapan gol dari delapan penampilannya di Liga Champions.
'Chelsea Harus Bersimbah Darah'
Bek kanan Barcelona Daniel Alves menegaskan bahwa Barcelona tidak akan menyerah begitu saja ketika melakoni laga di Stamford Bridge. Chelsea harus 'bersimbah darah' untuk menyingkirkan Barca.
Barcelona ditahan imbang Chelsea tanpa gol dalam laga semifinal leg pertama Liga Champions yang digelar Rabu (29/4/2009) dinihari WIB di Camp Nou. Dari statistik Soccernet, dalam laga itu pasukan Josep Guardiola menguasai pertandingan dengan posession sebesar 70 persen, melakukan 19 kali tembakan ke arah gawang Chelsea. Sementara armada Guus Hiddink hanya tiga kali menyerbu ke gawang Barca.
"Chelsea datang kemari dengan niat untuk bermain seri dan untuk memastikan kami tidak membobol gawang mereka. Inilah gaya bermain Chelsea dan menurut saya mereka tidak akan mengubah gaya di leg kedua," seru Alves pada AS diberitakan Goal.
Di leg kedua di markas Chelsea pekan depan, Barcelona harus memetik minimal hasil imbang 1-1 bila ingin lolos ke final. "Kami akan menuju ke London dengan optimisme tinggi dan kami akan terus memainkan gaya kami dan menciptakan kesempatan," tambah bek asal Brasil ini.
"Semifinal masih terbuka dan saya yakin kami masih punya kesempatan di Stamford Bridge. Untuk menyingkirkan kami, Chelsea harus bersimbah darah," pungkasnya.
Menyamai Milan, Melewati Ajax
AC Milan menjadi tim terakhir yang sukses mempertahankan gelar Liga Champions, sementara Ajax Amsterdam nyaris mengulanginya. Kini, Manchester United memburu rekor mereka.
Selama 19 tahun terakhir, Liga Champions menyimpan kutukan berupa tidak adanya sebuah klub yang bisa meraih dua gelar berturut-turut. Milan adalah pelaku terakhir yang menggapai sukses itu pada tahun 1989 dan 1990.
Rekor itu nyaris diulang oleh Ajax. Setelah menjuarai Liga Champions 1995, Ajax yang kala itu diasuh Louis van Gaal melaju ke final tahun 1996, tetapi mereka dikalahkan Juventus di final.
Dari skuad Ajax yang nyaris menyamai Milan itu, ada seorang pemain yang kini membela MU, yaitu Edwin van der Sar. Sang kiper yakin, pasukan 'Setan Merah' punya kapabilitas lebih untuk membantunya menggapai mimpi yang pernah kandas 13 tahun lalu itu.
"Saya pikir klub ini punya modal yang lebih baik ketimbang yang kami punya bersama Ajax tahun 1996," aku Van Der Sar kepada situs resmi UEFA.
"Banyak pemain kami cedera dan akibatnya banyak pemain muda yang harus mengisi celah yang ditinggalkan pemain senior yang cedera dan diskors. Saya tidak bilang kami punya kans lebih besar, tetapi kami punya modal lebih baik untuk mempertahankan gelar," paparnya melanjutkan.
Namun sebelum membicarakan tentang pemecahan rekor yang sudah berumur 19 tahun, MU harus melakoni dua laga semifinal melawan Arsenal. Di leg pertama, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB, The Red Devils akan menjadi tuan rumah.
Sebagai dua tim dari Inggris, MU dan Arsenal sudah kenal luar dalam kekuatan dan kelemahan masing-masing. Tetapi duel kali ini terasa lebih prestisius dan pertaruhannya lebih besar karena merupakan semifinal ajang paling bergengsi di Eropa.
"Ini bukan sekadar pertandingan Liga Primer. Ini semifinal. Tak diragukan, pertaruhannya besar. Kami ingin menuju Roma dan kedua tim akan melakukan segala hal untuk memastikan bisa berada di sana," demikian Van Der Sar.
Minus 'Perang', Yang Ada Cuma Laga Menarik
Duel Arsenal kontra Manchester United biasanya juga menyuguhkan perang kata-kata antara kedua manajer. Tapi untuk edisi malam nanti, Arsene Wenger cuma menjanjikan tarung seru di lapangan, bukan di media.
MU dan Arsenal akan saling berhadapan di Old Trafford dalam laga leg pertama babak semifinal Liga Champions dinihari nanti. Ini merupakan kali ke 37 Wenger bertemu dengan Ferguson di segala kompetisi terhitung sejak Sang Proffesor tiba di London pada 1996 silam.
Wenger maupun Ferguson terkenal sebagai pelatih yang kerap melemparkan psy war sebelum pertandingan. Bahkan baru-baru ini Wenger mengatakan bahwa perang urat syaraf merupakan sesuatu yang lumrah di lingkungan sepakbola. Ia lantas menganalogikannya sebagai iklan yang menawarkan sensasi ketegangan.
Namun pada laga kali ini Wenger tidak mau ambil pusing untuk menlontarkan perang urat syaraf kepada Ferguson. Ia lebih mengedepankan permainan di lapangan yang akan dipergakan anak asuhnya.
"Saya yakin kami telah memiliki hubungan yang lebih baik daripada sebelumnya. Namun apa yang paling penting sekarang adalah pertandingan sepak bola yang bagus" tukasnya saat konferensi pers menjelang laga yang dilansir Goal.
"Ini bukan tentang yang terjadi di konferensi pers seperti ini. Namun sikap positif dari kedua tim adalah ketika tampil di lapangan. Dan saya yakin kedua tim akan melakukannya, dan jika anda kecewa dengan konferensi pers ini, saya yakin anda tidak akan kecewa dengan pertandingannya," sambung pelatih asal Prancis itu.
Wenger mengaku kalau hubungan dengan Ferguson kini semakin membaik, itu dikarenakan keduanya mampu bertahan dalam rentang waktu yang lama. Wenger mulai melatih Arsenal sejak tahun 1996, sementara Ferguson datang ke Inggris 10 tahun lebih awal tau pada 1986.
"Kami bertahan. Jadi seharusnya terdapat pernghormatan bagi kami karena kami telah berjuang. Jika anda telah menekuni pekerjaan ini dalam kurun waktu yang lama, dan anda tahu orang-orang lain melewati masa-masa yang sulit, anda layak mendapatkan penghormatan," pungkas Wenger.
Ronaldo-Rooney Jadi Inspirasi Walcott
Tak ada yang salah dengan menjadikan orang lain sebagai inspirasi, bahkan lawan sekalipun. Itulah yang dirasakan Theo Walcott karena dia mengaku ingin jadi seperti Cristiano Ronaldo atau Wayne Rooney.
Yang begitu dikagumi Walcott dari dua bintang Manchester United itu adalah aura yang mereka miliki saat menjejak masuk lapangan. Dalam pandangan Walcott, siapapun lawan yang akan dihadapi sudah akan merasa takut saat melihat dua pemain itu masuk lapangan.
"Itu adalah pesan yang ingin saya sampaikan. Saya ingin pemain bek kiri lawan melihat nama saya di daftar pemain dan merasa takut bahkan sebelum pertandingan dimulai. Saya harus bekerja keras untuk sampai pada level itu. Ronaldo dan Wayne Rooney sudah berada di sana," ungkap Walcott di The Sun.
Kekaguman Walcott pada Rooney, khususnya, tak cuma terhadap penampilan sang striker bersama The Red Devils. Saat dipersatukan di timnas Inggris pesepakbola belia itu juga menilai Rooney selalu tampil luar biasa.
"Wazza pemain yang luar biasa dan tentu saja kami harus menghentikannya di semifinal karena dia adalah seorang juara. Bahkan saat berlatih bersama timnas Inggris dia ingin selalu menang. Dia akan menendang siapapun untuk bisa menang - Anda pasti ingin berada satu tim dengannya."
"Ronado merupakan pemain terbaik di dunia bagiku. Dia hanya perlu berjalan di lapangan untuk membuat para pemain belakang ketakutan," pungkas Wolcott.
Karena Chelsea Tak Akan Defensif di Bridge
Samuel Eto'o sudah tak sabar menunggu laga kedua di kandang Chelsea. Karena The Blues tak mungkin defensif di kandang, El Barca melihat ada peluang besar menang di London.
Ternyata bukan Pep Guardiola saja yang gregetan dengan permainan bertahan yang diperagakan Chelsea dalam laga semifinal pertama Liga Champions dinihari tadi. Samuel Eto'o yang nyaris tak punya peluang bersih bikin gol juga dibikin gemas dengan rapatnya barisan pertahanan The Blues.
Pemain lain mungkin akan merasa was-was saat harus menjalani laga tandang setelah pada laga pertama di kandang sendiri cuma bisa bermain imbang. Tapi tidak dengan Eto'o. Karena tahu Chelsea tak akan bermain bertahan di depan pendukungnya sendiri, striker asal Kamerun itu mengaku tak sabar datang ke Stamford Bridge.
"Kami masih memiliki semua kesempatan. Saya membayangkan mereka tak akan bisa menjalani leg kedua seperti pertandingan malam ini dengan bertahan di daerah pertahanannya sendiri," ungkap Eto'o usai pertandingan seperti diberitakan Reuters.
Di fase knock out Liga Champions musim ini, performa tandang Barcelona sesungguhnya jauh dibanding jika mereka main di depan pendukung sendiri. Saat bertandang ke Olympique Lyon dan Bayern Munich, Carles Puyol cs cuma bisa bermain 1-1, bandingkan dengan laga kandang di mana dalam masing-masing laga itu berkesudahan 5-2 dan 4-0.
Namun mungkin karena sudah dibuat kesal dengan permainan defensif John Terry cs dinihari tadi, Eto'o mengaku tak sabar untuk datang ke Stamford Bridge dan menjalani leg kedua.
"Kita lihat saja bagaimana mereka akan melakukan pendekatan. Kami akan mencoba dan mencetak gol yang dibutuhkan untuk bisa mencapai final," tutup Eto'o.
Messi Bakal Bangkit di Stamford Bridge
Lionel Messi gagal membobol gawang Chelsea dalam pertandingan di Nou Camp, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB, karena pergerakannya dimatikan. Namun, Guus Hiddink, yakin hal yang sama tak akan terulang di Stamford Bridge.
Dalam laga yang berakhir dengan skor kacamata itu, Messi yang telah mencetak delapan gol di ajang Liga Champions tidak memiliki banyak ruang gerak karena mendapat kawalan ketat dari Jose Bosingwa yang pada laga itu dimainkan di sisi kiri.
"Messi dapat dinetralkan malam ini. Bosingwa melakukan perkerjaannya dengan baik dan mendapatkan bantuan dari (Florent) Malouda di sisi kiri. Dukungan dari tengah juga cukup baik untuk memotong pergerakan Messi yang mencoba masuk ke dalam," tukas Hiddink dalam konferensi pers seusai laga seperti dilansir Reuters.
Chelsea yang lebih banyak bertahan hanya mengandalkan serangan balik di laga itu. The Blues diprediksi bakal memainkan taktik berbeda dalam laga di Stamford Bridge pekan depan, yakni lebih menyerang.
Praktis Messi pun tidak akan mendapatkan kawalan seketat laga leg pertama. Ia akan mendapatkan ruang gerak lebih banyak. Hal inilah tampaknya yang membuat Hiddink mengatakan Messi akan bangkit di leg kedua.
"Anda dapat menghentikannya dalam satu malam. Namun saya tidak berpikir hal tersebut dapat terjadi dua kali," terangnya.
'Chelsea Tak Niat Main Bola'
Fokus pada pertahanan, Chelsea sukses meredam agresivitas dan kesuburan Barcelona di Nou Camp, Rabu (29/4/2009). Tapi karena saking defensifnya, Pep Guardiola "menuduh" The Blues tak berniat main bola.
Seperti saat mempecundangi Olimpique Lyon dan Bayern Munich di babak sebelumnya, Barca tampil dominan saat menjamu Chelsea di semifinal pertama Liga Champions dinihari tadi.
Tapi karena rapatnya pertahanan Chelsea yang digalang John Terry, hingga akhir laga tuan rumah tak sekalipun menjebol jala lawan.
Padahal Lionel Messi cs tampil sangat superior, jika patokannya adalah statistik pertandingan yang dirilis UEFA. Dalam hal penguasaan bola, Barca unggul telak 65%:25%, sementara untuk urusan shot on goal perbandingan adalah 6:1. Itu belum termasuk tendangan sudut di mana Barca dapat 10 kali sementara "Si Biru" cuma kebagian dua kali.
"Sangat sulit menghadapi sebuah tim yang tak berniat main sepakbola," kritik Pep Guardiola usai pertandingan seperti diberitakan Yahoosport. "Itu adalah sebuah pertandingan dengan Chelsea memiliki lima pemain bertahan dengan alur bola yang selalu dari (Petr) Cech ke (Didier) Drogba dan kembali lagi berulang-ulang," lanjut dia.
Dengan kondisi ini, perjuangan Barca untuk bisa lolos ke final terhitung berat, meski peluang tersebut tentunya masih terbuka. Pada laga kedua dihelat di Stamford Bridge sepekan dari sekarang, Barca paling tidak harus bermain imbang dengan skor di atas 0-0 untuk bisa memastikan tiket ke laga puncak.
"Hasil pertandingan ini sungguh sulit, karena kedua pihak tak ada yang mencetak gol tapi ada yang terasa salah karena kami mengakhirinya dengan jumlah kartu kuning yang sama padahal mereka melakukan 20 pelanggaran dibanding kami yang cuma tujuh," ketus suksesor Frank Rijkaard itu.
Tangguhnya Cech, Kokohnya Terry
Pertahanan Chelsea benar-benar diuji kala menahan gempuran Barcelona di Nou Camp. Kalau akhirnya gawang The Blues bersih dari kebobolan, itu karena tangguhnya Petr Cech di bawah gawang dan kokohnya John Terry sebagai palang pintu.
Dalam pertandingan yang berlangsung hari Rabu (29/4/2009) dinihari WIB, Barcelona tampil ganas di hadapan pendukung sendiri. Dengan dimotori oleh Lionel Messi, mereka hampir selalu melakukan tekanan ke pertahanan Chelsea sepanjang laga.
Namun mereka harus menemui kegagalan ketika harus berhadapan dengan Cech. Penjaga gawang asal Republik Ceko ini tampil konsisten sepanjang pertandingan dan beberapa kali berhasil menyelamatkan gawang 'Si Biru' dari serbuan penyerang-penyerang Barca.
"Petr, secara defensif, telah melakukan pekerjaan dengan baik. Dia memiliki satu atau dua situasi di mana ia bisa melakukan penyelamatan tanpa menghasilkan situasi berbahaya, dan ia menyelamatkan pertandingan ini untuk kami," ujar Guus Hiddink di situs resmi klub.
Satu nama lainnya yang disebut-sebut Hiddink adalah Terry. Sang kapten disebutnya tampil inspiratif sehingga bisa menularkan mentalnya kepada seluruh tim.
"Anda harus bermain penuh keberanian tetapi tetap dengan intelegensia. Anda tak bisa hanya bermain tangguh melawan Barcelona. Terry sangat inspiratif dan merupakan contoh bagi keseluruhan tim, dan tim pun meresponnya dengan baik," tandasnya.
Hiddink: Perjuangan Belum Selesai
Menyudahi laga tanpa gol saat bertandang ke Barcelona disebut Guus Hiddink merupakan hasil yang bagus. Meki begitu dia tak mau buru-buru sesumbar karena itu disebutnya belum menentukan apapun.
Dengan 29 gol yang sudah dilesakkan di Liga Champions sepanjang musim ini, Chelsea jelas waspada saat harus menjalani lawatan ke Barcelona di leg pertama semifinal Liga Champions. Apalagi anak asuh Pep Guardiola punya catatan fantastis dalam perjalanannya ke babak ini setelah menundukkan Olimpique Lyon dan Bayern Munich dengan agregat 6-3 dan 5-1.
Tapi dalam laga di Nou Camp dinihari tadi, The Blues berhasil menghindarkan Barca dari meraih hasil maksimal di kandang sendiri. Meski harus memperagakan negatif football dengan lebih banyak bertahan, hasil 0-0 jelas merupakan sesuatu yang positif karena melangkah ke final kini lebih besar.
"Jika Anda melihat penampilan Barca dalam beberapa waktu terakhir, dengan hasil laga dan jumlah gol yang dibuat, ini merupakan kali pertama mereka tak mencetak gol di kandang, ini merupakan sebuah keberhasilan saat Anda menghadapi tim yang indah dan biasa memperagakan sepakbola indah sebagaimana kami saksikan malam ini," ungkap Hiddink di situs resmi The Blues.
Chelsea banyak mendapat tekanan dalam pertandingan yang digelar di Nou Camp, Rabu (28/4/2009) dinihari WIB tadi. Namun disiplinnya lini pertahanan "Si Biru" yang digalang John Terry, juga performa gemilang dari Petr Cech menjadi kunci Chelsea pulang dengan peluang lebih besar untuk bisa melangkah ke final.
Meski begitu Hiddink justru menilai kalau perjuangan John Terry cs belumlah selesai. Meski diuntungkan, hasil imbang tanpa dalam laga tandang disebutnya belum akan menentukan apapun.
"Di zaman sepakbola modern, tak ada keuntungan bertanding di kandang lawan atau kandang sendiri, jadi hasil pertandingan ini belum menentukan apapun. Yang jelas ini merupakan hasil yang bagus saat harus menghadapi tim yang juga bagus," pungkas Hiddink.
Terry: Hasil yang Fantastis
Chelsea memetik hasil positif dengan menahan Barcelona 0-0 di laga pertama semifinal Liga Champions. Kapten The Blues, John Terry, menyebut hasil ini fantastis.
Skor 0-0 menjadi kesimpulan akhir duel keduanya di Camp Nou, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB. Permainan Barca yang selama ini dikenal ofensif berhasil diredam permainan defensif yang diterapkan dengan penuh disiplin oleh Chelsea.
"Mereka banyak menguasai bola dan mendapat sejumlah peluang berharga," ujar Terry kepada ITV Sports. "Kami tahu mereka banyak memainkan umpan terobosan. Jadi kami memperketat pertahanan dan menjinakkan mereka."
Hasil ini mendorong pendulum peluang untuk melaju ke final bergerak ke arah Chelsea. Kemenangan 1-0 di semifinal kedua yang akan digelar di kandang sendiri pekan depan membuat The Blues yakin mereka bakal menembus final lagi setelah melakukannya tahun lalu.
"Ini adalah hasil yang fantastis. Kami akan siap untuk bertanding lagi di Stamford Bridge dengan seluruh fans berada di belakang kami," kata Terry kemudian.
Chelsea bisa saja meraih hasil lebih baik andai dua peluang terbaik mereka melalui Didier Drogba di penghujung babak pertama tidak digagalkan oleh penampilan cekatan kiper lawan, Victor Valdes.
"Sejujurnya, Drogba tidak beruntung dengan dua kesempatan itu. Kami memang sudah memperkirakan akan mendapat sejumlah peluang," sambung Terry.
Di akhir-akhir pertandingan, Barca sempat mengklaim berhak atas hadiah penalti setelah Jose Bosingwa dituding menjatuhkan Thierry Henry di kotak penalti. Namun Terry menolak klaim tersebut.
"Bosingwa? Saya pikir tidak. Wasit membiarkan permainan mengalir," tuntas dia.
Catenaccio Ala Chelsea
Petr Cech jadi karang kokoh yang menghindarkan Chelsea dari kebobolan saat bertandang ke Barcelona. Di samping kegemilangan sang kiper, catenacio terapan Guus Hiddink juga membuka jalan The Blues menuju final.
Hasil 0-0 yang didapat di leg pertama semifinal Liga Champions jelas sangat disyukuri Chelsea. Barca yang begitu mengerikan dengan produktivitas golnya mampu diredam dan dibuat tak berdaya di depan pendukungnya sendiri, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB.
Padahal, sebelum laga Guus Hiddink sempat dibuat khawatir menyusul akumulasi kartu yang diterima Ashley Cole. Dia terpaksa melakukan perombakan dengan menempatkan Jose Bosingwa di sisi kiri demi mematikan Lionel Messi.
Hasilnya? Bek Portugal itu memang beberapa kali kecolongan saat diajak adu sprint. Namun hasil akhir laga yang 0-0 menunjukkan kalau secara keseluruhan strategi yang diterapkan Hiddink berjalan sukses - terlepas dari fakta bahwa mereka secara statistik penguasaan bola kalah 65%:25% serta shot on goal yang juga sangat timpang dengan perbandingan 6:1.
Apa yang diperagakan Chelsea dinihari tadi mungkin mengingatkan kembali strategi catenaccio yang pernah dipopulerkan Italia pada yahun 1970 hingga1990-an. Sebagai orang Belanda, Hiddink memang kurang dikenal dengan total football-nya bersama beberapa tim yang sudah dia besut, hal mana kembali dia praktikkan dinihari tadi.
Menggunakan 4-2-3-1, Hiddink menempatkan Michael Ballack bersama Michael Essien sebagai dua jangkar yang membantu kerja kuarter John Terry, Branislav Ivanovic, Bosingwa dan Alex di lini pertahanan. Hampir di sepanjang pertandingan pemain belakang The Blues masih harus berjibaku mengamankan wilayahnya, begitu juga dengan Cech yang beberapa kali tampil sebagai pahlawan dengan penyelamatannya.
Tapi perjuangan itu tak sia-sia: Messi tak bisa berbuat banyak saat tiba di muka kotak penalti, juga dengan Andres Iniesta yang kerap kalah bertarung dan jatuh saat beradu fisik dengan John Terry cs. Ujung-ujungnya Samuel Eto'o tak punya banyak peluang karena suplai bola nyaris tak ada. Sementara tusukan Henry di sisi kiri juga hanya beberapa kali yang berhasil menjadi ancaman ke gawang Cech.
Alhasil Barca lebih banyak memutar bola di lapangan tengah, dengan sesekali melakukan penetrasi mencoba masuk daerah pertahanan lawan. Tapi baik aksi individu maupun umpan-umpan pendek merapat yang jadi cirikhas klub tersebut mentah oleh ketat dan disiplinnya penjagaan John Terry cs di muka gawang.
Saat menjamu Liverpool di leg kedua babak perempatfinal, gawang Chelsea memang sempat kebobolan empat kali. Namun dengan performa lini pertahanan yang ditunjukkan di Nou Camp, The Blues menyimpan potensi besar untuk kembali masuk final Liga Champions untuk kali kedua secara beruntun.
Klub Inggris, Antitesis Barca
Klub Inggris kembali menyandung Barcelona. Sepertinya, klub-klub dari negeri Ratu Elizabeth itu punya penawar racun khusus untuk menjinakkan kehebatan Los Blaugrana.
Barcelona gagal memenangi pertandingan pertama semifinal Liga Champions, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB. Menjamu Chelsea, Lionel Messi cs harus puas dengan hasil akhir kacamata alias 0-0.
Hasil ini membuat Barcelona gagal memperbaiki rekor mereka saat berjumpa klub Inggris di Liga Champions. Dari enam pertemuan terakhir mereka dengan klub Inggris sebelum ini, klub Catalan itu baru pernah mengemas satu kemenangan.
Sedangkan untuk Chelsea, kedudukan imbang ini memperpanjang catatan tak terkalahkan mereka dalam tujuh pertandingan terakhir melawan klub Spanyol di Liga Champions.
Faktor laga kandang yang biasanya menguntungkan juga menjadi relatif tak berarti bila Barca menjamu klub Inggris. Di empat laga di Camp Nou menghadapi klub Inggris, Barca tidak pernah bisa menang.
Meski begitu, Barca juga sebenarnya jarang kalah. Los Azulgrana baru satu kali kalah dari 19 kali menjamu klub Inggris; kekalahan tunggal itu diderita dari tangan Liverpool di 16 Besar musim 2006-07.
Di dua musim Liga Champions belakangan ini, Barcelona juga selalu tersingkir oleh klub Inggris. Bila musim 2006-07 mereka disisihkan Liverpool di perdelapanfinal, maka musim lalu mereka ditumpas Manchester United di semifinal.
Dari catatan pertemuannya dengan Chelsea, Barca hanya memenangi satu dari enam pertemuan terakhirnya menghadapi klub London barat itu. Tetapi, rekor pertemuan kedua klub masih memihak Barca yang menang lima kali dari 13 perjumpaan. Barca kalah empat kali dan empat lainnya seri.
Tentang kans lolos ke final, Barca boleh menyimpan sedikit asa. Pasalnya, kemenangan terakhir yang dipetik 'Si Biru-Merah' atas 'Si Biru' justru dipetik di Stamford Bridge. Barca menjadi satu dari tiga tim selain Lazio dan Besiktas yang pernah menang di sana. Stamford Bridge adalah lokasi laga leg kedua pekan depan.
Tombak Barca Tumpul
Barcelona memiliki catatan mengesankan dalam urusan bobol membobol gawang lawan di Liga Champions. Tetapi kala bertemu Chelsea, ketajaman tombak-tombak Blaugrana lenyap.
Skor 0-0 menjadi kesimpulan akhir saat Barca dan Chelsea bentrok di laga pertama semifinal Liga Champions di Camp Nou, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB. Kecemerlangan kiper Chelsea, Petr Cech, berperan besar dalam menciptakan kedudukan akhir ini.
Hasil ini jelas mengecewakan Barca; bukan hanya karena kans mereka untuk melaju ke final menjadi menyempit mengingat laga leg dua akan digelar di markas Chelsea, tetapi juga karena skor ini menghentikan sebuah rekor impresif mereka.
Barcelona adalah satu-satunya tim di antara empat semifinalis yang selalu mencetak gol di 10 laga Liga Champions yang telah mereka lakoni sejauh ini. Artinya, inilah kali pertama pasukan Josep Guardiola gagal merobek gawang lawan.
Catatan 29 gol, alias rata-rata 2,9 gol per partai, yang telah dilesakkan Barcelona sebelum menghadapi Chelsea bagai menguap ke udara. Barikade pertahanan tim tamu mampu menghentikan rekor mengesankan tersebut.
Chelsea juga berhasil menghindarkan diri menjadi tim ketiga yang gawangnya jebol sedikitnya empat kali kali saat bertanding di Camp Nou di pentas Eropa. Sebelum ini, Lyon pulang mengantongi kekalahan 2-5 dan Bayern Munich dipermalukan 0-4 di sana.
Secara individu, kehebatan para punggawa Barca juga seperti lenyap. Lionel Messi yang mencetak delapan gol di delapan partai terakhirnya di pentas Eropa, mendadak mandul. Pergerakan pemain lincah asal Argentina itu tetap tidak sanggup memberikan gol.
Sebetulnya, kemandulan Messi juga dialami oleh Didier Drogba di kubu Chelsea. Saat kedua klub berjumpa di semifinal kompetisi yang sama tahun lalu, Drogba mencetak dua gol ke gawang Barca. Kali ini? Nihil.
Terhentinya catatan manis mereka yang hobi menjebol gawang Barca juga dialami oleh Frank Lampard. Catatan Lampard yang mencetak tiga gol ke gawang Barca di lima pertemuan terakhir dua klub itu kali ini tidak berlanjut.
Cech Bawa Chelsea Imbangi Barca
Petr Cech memperlihatkan performa luar biasa dalam mengawal gawang Chelsea saat menghadapi Barcelona di laga pertama semifinal Liga Champions. Pertandingan pun berakhir 0-0.
Sejumlah penyelamatan dibuat Cech dalam 90 menit laga di Camp Nou, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB. Alhasil, Barca yang menguasai permainan harus gigit jari karena gagal mencetak kemenangan.
Hasil 0-0 ini menguntungkan Chelsea yang akan bertindak sebagai tuan rumah di leg kedua pekan depan. Menang 1-0 sudah cukup untuk meloloskan The Blues ke partai final.
Jalannya pertandingan
Guus Hiddink selaku arsitek Chelsea tampaknya memilih untuk mengokohkan pertahanan dengan hanya menempatkan Didier Drogba di depan sendirian. Di lini tengah, ada lima gelandang dengan dua di antaranya adalah holding midfielder.
Pertandingan baru berjalan dua menit ketika Barca memetik peluang pertamanya. Berawal dari tendangan bebas Thierry Henry dari sayap kiri, bola disundul Samuel Eto'o di tiang jauh tetapi bola cuma melintas di mulut gawang.
Chelsea balik menggebrak semenit kemudian. Menerima umpan pendek dari Jon Obi Mikel, tendangan menyusur tanah dari Frank Lampard tidak menemui sasaran karena melebar.
Cech sempat membuat Chelsea berdebar ketika ia gagal menangkap bola umpan silang Henry dengan sempurna. Bola yang mental dari tangan Cech coba dikejar Eto'o tetapi bek The Blues lebih cepat menyapu bola dari daerahnya.
Menit 17, Eto'o mendapat peluang. Menguasai bola di dalam kotak penalti Chelsea, tendangan penyerang Kamerun itu tidak menemui sasaran karena keluar lapangan akibat membentur kaki Terry.
Cech mulai memperlihatkan aksinya saat pertandingan berjalan setengah jam. Sebuah tendangan Henry dari sisi kiri kotak penalti berhasil dikuasai kiper asal Republik Ceko itu dengan baik. Tiga menit kemudian, Cech menepis bola yang ditendang keras oleh Henry dari luar kotak penalti.
Melalui serangan balik, Drogba beroleh kans terbaik tim tamu di menit 38. Merebut bola dari kaki Rafael Marquez, tendangan Drogba masih bisa ditahan Victor Valdes. Di tendangan kedua, Valdes masih dengan tangguh menahan si kulit bundar.
Semenit menjelang jeda, Cech mengamankan gawangnya dengan baik setelah menjinakkan tendangan keras Andres Iniesta dari luar kotak penalti. Skor 0-0 bertahan hingga wasit mengabakan waktunya turun minum.
Memasuki babak kedua, Barca terus menggencarkan serangan. Menit 59, dari sebuah tendangan sudut, tendangan kaki kiri Lionel Messi melambung jauh di atas gawang Cech. Gagal lagi kans Blaugrana.
Satu jam lewat semenit, kembali peluang Barca menemui tembok tebal bernama Cech. Tendangan keras Dani Alves dari sayap kanan berhasil dibuang Cech keluar lapangan. Enam menit kemudian, tendangan bebas Alves melayang tipis di atas mistar.
Menit 68, sebuah aksi individu Eto'o membahayakan gawang Chelsea. Menang adu lari melawan pemain belakang 'Si Biru', tendangan Eto'o dari posisi yang cukup terbuka berhasil ditepis oleh Cech.
Iniesta mencoba memecahkan kebuntuan dengan penetrasinya ke kotak penalti Chelsea di menit 80. Aksi sang gelandang diakhiri dengan sepakan keras kaki kiri tetapi lagi-lagi Cech menepisnya dengan sigap.
Peluang terbaik Barca datang lewat kepala pemain pengganti, Bojan Krkic. Mendapat umpan crossing dari Alves, sundulan penyerang muda yang berada dalam posisi tak terjaga itu melambung tinggi.
Kans terakhir Barca terjadi di menit kedua injury time. Aleksander Hleb tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Cech, tetapi tendangan pemain Belarusia itu berhasil ditepis Cech. Bola rebound coba ditendang lagi oleh Hleb tetapi arahnya melebar.
Hingga peluit akhir dibunyikan wasit, skor 0-0 tetap bertahan.
Susunan pemain
Barcelona: Valdes; Dani Alves, Marquez (Puyol 52), Pique, Abidal; Xavi, Toure Yaya, Iniesta; Messi, Eto'o (Bojan 82), Henry (Hleb 87)
Chelsea: Cech; Ivanovic, Alex, Terry, Bosingwa; Mikel, Ballack (Anelka 90), Essien, Lampard (Belletti 71), Malouda; Drogba
MU Tidak Seofensif Biasanya
Kebiasaan menerapkan pola menyerang akan sedikit direm oleh Manchester United kala meladeni Arsenal di semifinal Liga Champions. Tujuannya, agar gawang mereka tidak bobol.
Pilihan ini diambil oleh manajer MU, Sir Alex Ferguson, menjelang laga pertama di Old Trafford, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB. Pasalnya, kebobolan di kandang sendiri jelas kerugian saat harus melakoni laga kedua di markas lawan.
"Kami harus menang tanpa kebobolan satu pun gol. Saya memilih cara itu. Saya akan senang bila menang dengan skor 1-0. Itu sebuah modal menuju Emirates Stadium," kata Ferguson sebagaimana dilansir Reuters.
Di perempatfinal menghadapi FC Porto, rapuhnya lini belakang sempat membahayakan MU. Hanya bermain imbang 2-2 di Old Trafford, 'Setan Merah' harus melakoni laga mendebarkan di Dragao meski akhirnya menang 1-0 dan lolos.
Masalahnya, opsi untuk bermain tidak terlalu ofensif barangkali tidak terlalu populer. Apalagi, MU dan Arsenal dikenal sebagai tim pengusung strategi menyerang yang membuat permainan kedua klub banyak disuka penonton.
"Ini adalah sebuah semifinal yang tidak tipikal mengingat ada dua tim Inggris yang terlibat. Namun prinsipnya tetap sama, Anda ingin menang dan tidak kebobolan. Itulah masalah di laga Eropa," papar Fergie.
"Besok, pertandingan tidak akan selesai sampai di situ," pungkasnya.
Adebayor Ingin Bungkam Old Trafford
Emmanuel Adebayor mengaku siap menghadapi pertandingan melawan Manchester United di Old Trafford, Kamis (30/4/2009) dinihari WIB. Ia pun bertujuan untuk membungkam Theatre of Dreams dengan golnya.
MU dan Arsenal akan bertemu dalam pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions. Untuk pertemuan pertama ini, The Red Devils didaulat sebagai tuan rumah. Bagi The Gunners dan Adebayor, hal ini bisa mereka manfaatkan untuk meraih gol tandang.
Striker asal Togo itu pun bertekad untuk tidak menyia-nyiakan momentum tersebut. Baginya, sebuah gol tandang bisa sangat krusial untuk keseluruhan pertemuan kedua tim di semifinal ini.
Adebayor mengaku tak gentar apabila publik Old Trafford nanti akan menyambutnya dengan teriakan mencemooh. Diakuinya, suara-suara teriakan itu hanya akan membuatnya tambah termotivasi untuk mencetak gol.
"Ketika Anda masuk lapangan seluruh penonton akan menentang Anda, mereka akan membenci Anda, dan itu bisa memberi Anda motivasi tambahan," tandasnya seperti dilansir Sportinglife.
Musim lalu, Adebayor sukses mencetak gol ke gawang MU di Old Trafford, meski akhirnya Arsenal kalah 1-2. Tahun 2006, di tempat yang sama, ia sukses membawa kemenangan untuk 'Tim Gudang Peluru' dengan gol tunggalnya.
Adebayor berharap bahwa dua momen itu bisa diulanginya lagi midweek ini. "Saya tahu mereka tak menyukai saya karena saya berhasil mencetak gol di sana, dan saya hanya berpikir 'Oke, saya akan tunjukkan bertapa hebatnya saya.'"
"Dalam tiga pertandingan (antara MU dan Arsenal, red) saya telah mencetak dua gol dan saya tahu tak mudah untuk meraihnya kagi. Namun saya akan memberikan 100 persen kemampuan saya dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencetak gol, atau membantu tim saya memenangi laga."
Wasit Percaya Ronaldo Takkan Diving
Ada cap tukang diving yang tersemat kepada Cristiano Ronaldo. Bo Larsen yang akan menjadi wasit semifinal Liga Champions leg pertama tak risau karena yakin Ronaldo tak bakal diving.
Dengan ditunjuk jadi pengadil lapangan untuk laga Manchester United kontra Arsenal, Larsen pun menghadapi pertanyaan tentang bagaimana nanti menghadapi Ronaldo yang dinilai sering bersikap teatrikal di lapangan.
"Anda harus memberikan kedua tim keputusan yang bersih saat mewasiti. Saya percaya dia takkan diving," tegas Larsen di Bold yang dikutip Setanta, Selasa (28/4/2009).
"Saya sudah melihatnya beberapa kali sebelumnya dan di masa lalu juga sudah memberi peringatan kepadanya soal diving," lanjut dia.
Apapun, Larsen sendiri menetapkan azas praduga tak bersalah. Dia tak mau sudah lebih dulu menghakimi Ronaldo sebelum pertandingan karena itu malah bisa mempengaruhi keputusan yang nanti dia jatuhkan.
"Saya pikir Anda harus hati-hati agar tak punya pikiran macam-macam dan hasilnya bikin keputusan yang salah. Saya menantikan pertandingan yang adil dan akan berusaha sekuat tenaga," demikian dia.
Toure Harapkan 'Perang Saudara'
Gelandang Barcelona Yaya Toure mengharapkan perang saudara terjadi di laga puncak Liga Champions musim ini. Yaya ingin Barca bertemu Arsenal yang diperkuat sang kakak, Kolo Toure.
Barcelona dan Arsenal kini sama-sama berada di semifinal Liga Champions. Bila ingin menuju partai puncak, Barca harus melewati hadangan Chelsea sementara Arsenal wajib menyingkirkan juara bertahan Manhcester United.
Menghadapi Chelsea, Yaya mengaku sudah mendapatkan bocoran soal isi perut The Blues dari Kolo Toure yang bermain di klub Liga Primer, Arsenal. "Kolo sudah becerita tentang titik-titik lemah barisan belakang Chelsea. Maaf, saya tidak bisa mengatakan lebih banyak lagi soal itu," tukas Yaya seperti diberitakan Goal.
Selain ingin mengantarkan Barca ke laga puncak, Yaya pun berharap sang kakak bisa mengantar Arsenal masuk final. "Lolos ke final merupakan hal yang sungguh unik dan merupakan pengalaman yang sangat luar biasa. Terlebih, saya berharap bisa menghadapi Kolo di final," tegas mantan pemain AS Monaco ini.
"Bila itu terjadi, maka akan menjadi saat-saat yang sangat istimewa bagi keluarga kami. Namun saat ini saya hanya boleh memikirkan bagaimana cara mengatasi Chelsea," pungkas pemain yang bergabung ke Azulgrana pada awal musim 2007/08 ini.
"Kami harus tetap tenang. Saat ini kondisi psikologis tim sedang sangat baik. Meski Chelsea bukanlah lawan yang mudah, bila kami bisa memainkan gaya permainan kami maka Barcelona akan melaju ke final," pungkas pria berusia 25 tahun ini.
Giggs Bidik Kemenangan, Bukan Rekor
Ryan Giggs akan punya rekor sendiri saat menghadapi Arsenal di Old Trafford di Liga Champions. Namun yang terpenting bagi dia adalah bermain dan mengalahkan musuh bebuyutan timnya itu .
Giggs akan mencatat penampilan terbanyak bagi MU yaitu 800 kali saat menghadapi The Gunners di leg pertama semifinal Liga Champions, Kamis (30/4/2009) dinihari. Tak heran jika winger veteran ini sangat berharap akan dimainkan oleh manajer Sir Alex Ferguson.
Meski demikian, Giggs yang baru saja terpilih sebagai pemain terbaik Liga Inggris, tidak terlalu mempedulikan jumlah rekor pribadinya tersebut. "Saya lebih tertarik mengalahkan Arsenal dari pada penampilan ke-800," ujarnya seperti dilansir Sky Sport.
"Ini adalah pertandingan yang Anda ingin terlibat di dalamnya . Tidak lebih besar dari bermain di semifinal Liga Champions di Old Trafford. Saya tak sabar menunggu. Berharap saya bisa merayakan dengan hasil yang bagus," ungkap Giggs.
Pemain berusia 35 tahun ini juga berharap kemenangan atas Arsenal nanti akan membuatnya merasakan gelar Eropa bersama MU untuk ketiga kalinya. Giggs yakin skuad yang dimiliki MU saat ini mampu membawa untuk mempertahankan gelar tersebut.
"Saya selalu mengatakan bahwa tim ini memiliki potensi karena kurang lebih punya tim muda yaitu tiga atau empat pemain. Ini merupakan potensi yang sangat besar untuk bisa terus mempertahankan kemenangan," pungkas Giggs.
Drogba Pemangsa Blaugrana
Chelsea dan Barcelona sedang mengalami problem yang sama. Bila Chelsea harus putar otak untuk menjaga Lionel Messi, maka Barca dipaksa berpikir keras untuk menghentikan Didier Drogba.
Setelah sempat tenggelam dan mendapatkan kritik pada paruh pertama musim ini, Drogba bangkit di bawah polesan manajer anyar Chelsea Guus Hiddink. Aksi-aksinya mengantarkan anak-anak London lolos ke babak final Piala FA serta semifinal Liga Champions.
Di Liga Champions, lima gol telah ditorehkan Drogba dari delapan pertandingan yang telah diikutinya. Empat gol terakhir ditorehkannya di empat partai terakhir yaitu kala menjegal Juventus di babak 16 besar dan menyingkirkan Liverpool di perempatfinal. Striker asal Pantai Gading itu mencetak satu gol di setiap leg.
Gawang Barcelona juga bukan hal yang sulit bagi pria bernama lengkap Didier Yves Drogba Tebily itu. Di dua pertemuan terakhir antara The Blues kontra Azulgrana yakni di babak fase grup Liga Champions musim 2006/07, pemain Chelsea bernomor punggung 11 itu selalu mencetak gol. Aksinya membawa Chelsea menang 1-0 di Stamford Bridge dan memaksakan Barcelona seri 2-2 di Camp Nou.
Bek Barcelona Gerrard Pique mengingatkan bahwa Drogba bakal menjadi ancaman utama bagi timnya, kala kedua tim berhadapan di semifinal leg pertama Liga Champions, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB.
"Drogba merupakan striker yang tersulit untuk dijaga. Dia merupakan salah satu striker sangat komplit. Ia kuat, unggul bola-bola atas dan memiliki tembakan yang baik," jelas Pique dikutip dari Setanta. Apalagi, Drogba merupakan orang yang selalu ingin membungkam kritik yang datang kepadanya. "Kita semua paham bahwa Didier Drogba sangat senang membuktikan bahwa orang lain salah. Performanya telah kembali di saat yang tepat. Jadi, siapa pun yang masih menilai bahwa Drogba bukanlah striker terbaik di dunia, pasti orang itu tidak tahu apa yang mereka katakan," demikian nilai Jose Mourinho, eks pelatih Chelsea yang pernah mengasuh Drogba, dikutip dari Goal.
Pique: Peluang Kedua Tim 50:50
Chelsea beruntung karena leg kedua akan dimainkan di Stamford Bridge. Namun Gerard Pique mengungkapkan bahwa Barcelona dan Chelsea tetap punya peluang yang sama ke final.
Barca akan menjadi tuan rumah lebih dulu di leg pertama dengan menjamu Chelsea, Rabu (29/4/2009). Sementara The Blues akan memainkan pertandingan leg keduanya di depan pendukungnya sendiri di Stamford Bridge pekan depan.
Bek Barca, Pique, mengakui bahwa leg kedua akan lebih menguntungkan bagi Chelsea karena akan sulit bagi mereka bermain di kandang lawan. Namun mantan pemain Manchester United tetap yakin bahwa peluang mereka menuju Roma adalah 50-50.
"Saya pikir pertandingan ini akan berlangsung sangat, sangat ketat. Mereka tim yang hebat dan juga memiliki nama-nama besar dan juga pemain yang hebat," ungkap Pique seperti dilansir Sky Sport.
"Ini akan sangat sulit karena mereka memiliki pertandingan kedua di Stamford Bridge. Ini akan menjadi sedikit keuntungan bagi mereka. Namun saya rasa peluang kami untuk lolos ke final adalah 50:50," ungkapnya.
Pemain berusia 22 tahun ini berharap skuadnya dapat memanfaatkan dengan baik pertandingan leg pertama ini. "Kami akan terus berjalan terus dan tetap melakukan hal yang sama dengan apa yang telah kami lakukan."
Catatan Hiddink Lawan Barca & Pep
Guus Hiddink sudah beberapa kali berhadapan dengan Barcelona. Bukan hanya itu, dalam satu laga Hiddink bahkan pernah sama-sama diusir dengan pelatih Barca saat ini, Pep Guardiola.
Kompetisi La Liga Primera merupakan salah satu babak dalam karir kepelatihan Hiddink. Di sana dia pernah membesut Valencia (1991-1994), Real Madrid (1998-1999) dan Real Betis (1999-2000).
Di sana, si manajer Chelsea sudah delapan kali berkesempatan melawan Barcelona. Hasilnya, Hiddink cuma dua kali mampu membawa timnya menang atas Barca. Sisanya berakhir dengan lima kekalahan dan sekali imbang.
Situs Barcelona menyebut bahwa salah satu kekalahan Hiddink atas Los Cules tadi bahkan menjadi pemicu pemecatan si Meneer Belanda tersebut. Medio Februari 1999, Barca menggulung Madrid yang tengah ditangani Hiddink dengan skor telak 3-0. Sepekan kemudian Hiddink digantikan John Toschack.
Akan tetapi, salah satu kemenangan Hiddink atas Barca niscaya juga sulit dilupakan. Pada 11 April 1992, Hiddink menukangi Valencia dan membawa tim itu menang 1-0 atas Barca.
Di dalam laga, Hiddink dikartu merah karena mendebat keputusan wasit. Uniknya, Guardiola yang saat itu masih membela Barca (1990-2001) juga dapat kartu merah usai mengoleksi dua kartu kuning.
Saat Barcelona menjamu Chelsea, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB, Hiddink pun akan menjalani pertemuan kesembilannya dengan klub Catalan itu, meski baru pertama kalinya di Eropa. Juga jadi kali pertama Hiddink berhadapan dengan Guardiola saat keduanya duduk di kursi pelatih.
Xavi: Baru Krusial di Bridge
Barcelona akan menjamu Chelsea dalam laga semifinal leg pertama. Meski penting buat Barca meraih kemenangan di kandang, Xavi menilai laga ini masih kalah krusial dari duel di Stamford Bridge sepekan mendatang.
El Barca mendapat kesempatan pertama menjadi tuan rumah dalam fixture semifinal ini. Mereka akan kedatangan 'Si Biru', Rabu (29/4/2009) dinihari WIB.
Demi bisa menguak lebar-lebar kans ke partai puncak Liga Champions, tak pelak Barca harus bisa mendapat modal bagus di kandang sendiri. Tapi kalaupun akhirnya tak bisa menang atau malah kalah, Xavi yakin timnya masih sangat punya peluang.
"Partai Liga Champions ditentukan di pertandingan kedua. Duel biasanya berlangsung sengit dan Anda umumnya tak bisa meramalkan apa yang bakal terjadi, lihat saja duel Chelsea dan Liverpool."
"Apapun yang terjadi nanti di Camp Nou, semua akan ditentukan di Stamford Bridge," seru Xavi di situs resmi Barca.
Meski demikian, bukan pula berarti kalau Barca akan mengurangi kegarangan di leg pertama. Mereka jelas tak mau mengecewakan para fans yang pastinya bakal gegap gempita mendukung mereka.
"Penonton di Camp Nou akan jadi aspek penting untuk lolos. Mereka ada di belakang kami dan kami harap kami takkan bikin mereka kecewa, dan akan memberikan mereka pertandingan yang bagus," lugas gelandang asal Spanyol tersebut.
Toure: MU Sulit Lawan Kami
Tak ada pilihan bagi Arsenal selain tampil menyerang melawan Manchester United. Kolo Toure pun tahu bahwa MU sering kesulitan jika The Gunners memainkan strategi tersebut.
Dua klub Inggris ini akan saling bertemu di semifinal Liga Champions. MU akan lebih dulu menjadi tuan rumah menjamu The Gunners di Old Trafford, Kamis (29/4/2009) dinihari WIB.
Meski demikian tak ada kata gentar bagi Arsenal menghadapi juara bertahan Premiership dan Eropa ini. Toure pun menegaskan bahwa mereka tidak takut menghadapi The Red Devils.
"Saya tak takut dengan tim lain. Saya tahu apa yang saya harus lakukan saat bermain. Tekanan lebih besar pada MU karena mereka tim yang harus dikalahkan," tegas Toure seperti dilansir Sky.
Keyakinan bek Arsenal ini cukup wajar. Apalagi kemenangan The Gunners atas MU 2-1 di Emirates November lalu membuat Toure tahu bahwa skuadnya dapat mengalahkan lawannya itu.
"MU adalah pemenang musim lalu, namun kami akan pergi ke sana dan melakukan terbaik. Kami tahu ketika kami memainkan sepakbola menghadapi MU, mereka sering kesulitan," tukasnya.
Pemain asal Pantai Gading ini pun memprediksikan laga akan berlangsung seru. "Tim yang akan menang yang salah satunya memiliki pertahanan terbaik. Ini akan menjadi pertarungan besar," ujar Toure.
Rekor Semifinal yang Tak Biasa
Ada fakta yang cukup menarik jelang pertandingan tengah malam nanti. Barcelona agak seret dalam rekor semifinalnya di Nou Camp, Chelsea pun begitu jika memainkan laga semifinalnya di luar Inggris.
Berikut ini beberapa data pertemuan dan fakta menjelang pertandingah kedua tim di leg I babak semifinal Liga Champions di Nou Cam, Rabu (29/4/2009) dinihari WIB:
- Barcelona gagal mencetak gol di empat semifinal terakhirnya di Nou Camp, termasuk musim lalu ketika ditahan 0-0 sebelum kalah tandang 0-1 dari Manchester United. Di semifinal 2006, mereka juga bermain kacamata melawan AC Milan di Catalan. Empat tahun sebelumnya, Barca ditekuk Real Madrid 0-2, dan di semifinal Piala UEFA 2001 diimbangi Liverpool 0-0.
- Barcelona tak pernah menang dari empat laga kandang terakhirnya melawan tim-tim Inggris, tapi juga hanya kalah satu kali dari 19 perjamuannya. Kekalahan itu diderita dari Liverpool di babak 16 besar Liga Champions 2006/2007.
- Dalam 11 musim terakhir Barcelona selalu bertemu klub-klub Inggris di kancah Eropa. Di semua kompetisi, ini akan menjadi game ke-59 mereka, atau yang ke-28 khusus di Liga Champions. Sejak mengalahkan Arsenal di final LC 2006, mereka disingkirkan tim-tim Inggris dalam dua musim terakhir, yakni dari Liverpool dan Manchester United.
- Chelsea tak pernah menang dalam enam lawatan terakhirnya di Barcelona. Namun, dari dua yang terakhir mereka membawa pulang hasil seri.
- Chelsea tak pernah kalah dari tujuh pertandingan terakhirnya melawan klub-klub Spanyol dan tak terkalahkan dari tujuh partai tandang terakhirnya di tanah Negeri Matador.
- Chelsea selalu kalah dalam semua enam pertandingan semifinal yang mereka lakoni di luar Inggris, termasuk dua kali dari Barcelona di Piala UEFA 1966. Mereka juga cuma mencetak satu gol dari enam laga tersebut, dan kebobolan 15 gol.
- Kiper Chelsea Petr Cech adalah satu-satunya pemain yang tersisa di kompetisi ini, yang telah main setiap menit dari semua pertandingan yang telah dijalani timnya di musim ini, sebanyak 10 kali.
Rekor head-to-head (di kompetisi Eropa)
Jumlah pertemuan: 11
Kemenangan: Barcelona 5, Chelsea 4, Seri 2
Gol: Barcelona 22, Chelsea 16
Langganan:
Postingan (Atom)