
Senin, April 27, 2009
Sepakbola, Agama, dan Anglikan

Belletti: Barca Bukan Tak Terhentikan

Bayern Munich Pecat Klinsi

Wolfsburg Ditaklukkan Cottbus

'Huu...' Buat Klinsi

Dua Laga Penentu untuk Barca

Raul: Real Bikin Bangga

El Clasico Jadi Kunci

Raul Hat-trick, Madrid Dekati Barca

Jangan Berhenti Berharap, Milan

Kaka Telah Kembali

Mourinho Cuma Kecewa, Tidak Marah

Gol Zalayeta Tundukkan Inter

Main Imbang, Wajah Juve Terselamatkan

'Milan Sudah Lupakan Inter'
Kemenangan atas Palermo membawa AC Milan kokoh di posisi dua dan hanya terpaut tujuh angka dari puncak klasemen. Tapi seperti sudah ditegaskan sebelumnya, mengejar Inter Milan sama sekali tak ada di benak Rossoneri. Dua gol penalti Kaka plus satu lainnya dari Filippo Inzaghi memberi Milan kemenangan 3-0 saat menjamu Palermo di Giuseppe Meazza, Minggu (26/4/2009) malam WIB. Kemenangan tersebut punya arti besar karena menjaga posisi Paolo Maldini cs di urutan dua klasemen, apalagi pada laga lain Juventus cuma bermain imbang saat bertandang ke Reggina. Dengan Inter Milan yang baru akan bertanding dalam beberapa jam mendatang, Rossoneri kini cuma terpaut tujuh poin dari saudara sekotanya itu. Kondisi inilah yang kemudian membuka kembali wacana kalau Milan kembali ke perebutan Scudetto. Sesuatu yang dibantah dengan tegas oleh Carlo Ancelotti.
"Kami tak memikirkan soal Inter," tegas Ancelotti dalam wawancaranya usai pertandingan dengan Sky Italia seperti diberitakan Goal. Meski posisinya sudah cukup aman untuk setidaknya meraih target minimum tahun ini untuk lolos ke Liga Champions musim depan, Ancelotti belum mau mencanangkan target baru. Buatnya saat ini, menjauh dari Fiorentina di tangga keempat klasemen dianggap sudah cukup.
"Kami hanya memcoba sejauh mungkin menjauhi posisi empat, di mana saat ini dimiliki Fiorentina. Sekarang kami unggul sembilan poin dan ini berarti kalau kami telah melakukan pekerjaan dengan baik dalam beberapa pekan terakhir. Itulah yang satu-satunya kami pikirkan," pungkas Carletto.
Juventus Gagal Menang Lagi

Dua Penalti Kaka Warnai Kemenangan Milan

Pemain Roma Didamprat Bos Besar

Kuyt Percaya Keajaiban

Benitez Terus Beri MU Tekanan

MU Dominasi Team of The Year PFA

Arsenal Pede Hadapi MU

Giggs Pemain Terbaik PFA

Pajak Naik, Dominasi Premiership Terancam

Dua Gol Fabregas Kokohkan Arsenal


'Berbatov Oke, tuh'

Zola Kian Dipercaya West Ham

Kecantikan Barca untuk Taklukkan Chelsea

Wenger: Kami akan Menyerang

Siapa Jaga Messi?

Fabregas Yakin Kalahkan MU

Hiddink: Barca Sudah Kami Tekuk Dua Kali

Rivalitas Lama Kembali Membara
Perseteruan antara Manchester United dan Arsenal sedikit meluntur dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun, rivalitas lama itu akan segera kembali membara. Bukan di tanah Inggris, namun di panggung Eropa. Arsenal dan Manchester United merupakan rival di kancah Liga Primer Inggris. Persaingan itu mulai lahir di sejak Arsene Wenger membesut Arsenal pada tahun 1996. Manajer MU Sir Alex Ferguson sepertinya sudah punya firasat bahwa Wenger bakal menjadi pesaing berat. Bahkan ketika Wenger datang dan belum "berbicara banyak", Fergie langsung menyerangnya. "Mereka menyatakan bahwa Wenger merupakan orang sangat pandai. Ia bisa bicara lima bahasa asing. Benarkah? Saya pernah mengetahui bahwa ada seorang anak berusia 15 tahun di Pantai Gading bisa bicara lima bahasa asing," tukas Ferguson dikutip dari Mirror. Firasat Fergie terbukti. Di musim 1997/98, Wenger sukses membaawa Arsenal juara Liga Primer, memutus dominasi MU. Ironisnya, saat itu The Red Devils menjadi runner up. Rivalitas terus berlanjut. Di tiga musim berikutnya, MU dan Arsenal selalu finish 1-2 di Liga Primer. Perseteruan tak hanya melibatkan para pemain di lapangan, namun juga diwarnai perang mulut antara kedua manajer. "Ferguson sudah diluar kendali. Ia kehilangan daya berpikir realistis. Ia menebar permusuhan dan meminta orang-orang yang sudah ditantangnya untuk meminta maaf," demikian komentar Wenger soal sang rival, Januari 2005 silam. Namun, perseteruan itu agak sedikit meredup dalam kurun waktu empat tahun belakangan ini, menyusul dengan masuknya Chelsea dan Liverpool ke persaingan. Kini rivalitas lawas antara Setan Merah dan Tim Gudang Peluru kembali muncul. Tidak di Inggris, namun di Eropa. Babak semifinal Liga Champions menjadi panggung perang teraktual keduanya. Untuk musim ini, Fergie sempat melontarkan kritik pedas atas kebijakan Wenger soal transfer dan minimnya kesempatan bagi pemain muda Arsenal. "Kuncinya adalah menghibur para penonton, di mana asal muasal para pemain tidak penting. Mereka bisa dari Italia, Spanyol, dari manapun. Anda cuma harus menghibur orang dan inilah yang coba kami lakukan," balas Wenger dikutip dari Football.co.uk. Namun, musim ini pun keduanya sempat beberapa kali seia sekata, di antaranya soal jadwal dan buruknya lapangan di Stadion Wembley.
Bagaimana dengan tengah pekan nanti? "Tidak mudah memenangi gelar Eropa. Demi Tuhan, saya perlu 13 tahun untuk memenangi gelar Eropa dan butuh sembilan tahun lagi untuk kembali memenanginya," tukas Ferguson dikutip dari Telegraph. Ucapan ini bisa jadi menyerang Wenger, yang bila dibandingkan Fergie, terhitung "masih hijau" di kompetisi Eropa.
Yang Tak Ada & yang Harus Waspada

Tinggal Dua Jalan Menuju Roma

Messi Hebat tapi Tidak Menakutkan

Langganan:
Postingan (Atom)