Striker Getafe Esteban Granero merupakan mantan pemain Real Madrid. Ia masih menyimpan mimpi untuk bermain bagi El Real. Di sisi lain, Granero berhasrat membobol gawang Madrid di Santiago Bernabeu. Granero merupakan mantan pemain akademi sepak bola Real Madrid. Pemain kelahiran 2 Juli 1987 ini bergabung dengan tim yunior Real Madrid C di tahun 2004. Dua tahun berselang, ia naik ke Real Madrid B. Selama berkiprah di tim junior Granero diprediksi akan masuk ke tim senior Madrid. Kenyataannya, ia justru dipinjamkan ke Getafe di musim 2007/08. "Selalu ada sedikit pemain dari akademi sepak bola yang sukses menembus tim senior. Namun ada juga yang meraih sukses di luar Real Madrid," tukas Granero dikutip dari Goal. Bersama Getafe, pemain berjuluk El Pireta alias 'Si Bajak Laut' ini mulai unjuk kemampuan. Granero sukses mengantar Los Azulones hingga ke final Copa del Rey 2008. Ia mencetak satu gol di partai puncak, sayang Getafe harus menyerah 1-3 dari Valencia. Rabu (22/4/2009) dinihari WIB, Granero harus mengawal Getafe bertarung di Santiago Bernabeu, markas Madrid. Bagaimana perasaan hatinya menjelang laga ini? "Saya masih bermimpi kembali ke Madrid, di mana kontrak saya memungkinkan untuk itu," ujar pemain yang sudah bertatus permanen di Getafe, namun Madrid punya opsi untuk menariknya kembali ini. Meski sedang dalam situasi yang dilematis, pemain berusia 21 tahun ini tetap profesional. "Saya sudah dewasa, saya sudah bermain di posisi-posisi yang bebreda dan sebagai orang yang memiliki intelejensi, kita harus selalu belajar terutama menghadapi situasi-situasi yang sulit, saya sudah menantikan hampir selama setahun untuk laga ini. Ribuan kali saya bermimpi bermain dan mencetak gol di Bernabeu. Yang jelas, bila itu terjadi saya tidak akan merayakannya," tutupnya. Bila diturunkan, Granero akan menjalani debutnya di Bernabeu. Musim lalu ketika menyandang status pinjaman, ia tidak bermain ketika melawan Madrid baik kala home atau away. Penyebabnya Getafe sudah terikat perjanjian dengan Madrid untuk tidak memainkan El Pireta ketika keduanya saling berhadapan.
Selasa, April 21, 2009
'El Clasico Penentu Titel Juara'
Masih tiga pekan lagi sebelum laga El Clasico antara Real Madrid vs Barcelona. Tapi karena "jadwal neraka" yang harus dilalui El Barca, juara La Liga bisa ditentukan di Santiago Bernabeu. Saat ini Barca dan Madrid masih bersaing ketat di puncak klasemen, dengan anak asuh Pep Guardiola memiliki keunggulan enam angka atas skuad besutan Juande Ramos. Dengan kompetisi yang tinggal menyisakan tujuh laga, persaingan menuju posisi teratas makin panas. Meski dalam keadaan unggul, posisi Barcelona bisa dalam ancaman serius jika menilik jadwal pertandingan mereka dalam tiga pekan ke depan. Sebelum menyambangi Madrid pada 3 Mei mendatang, Barca harus menjalani laga sulit saat menjamu Sevilla (22/4) pada tengah pekan ini dan menyambangi Valencia (25/4) di akhir pekan. Itu belum termasuk laga Liga Champiosn menghadapi Chelsea (28/4), yang dijadwalkan berlangsung lima hari sebelum lawatan ke Madrid (3/5). Inilah yang kemudian membuat El Clasico disebut-sebut akan menentukan persaingan menuju titel juara. Jika Barca gagal meraih hasil maksimal dalam dua laga yang memang berpotensi menyulitkan tersebut, posisinya di puncak klasemen sangat berpeluang diambil Los Blancos, yang pada saat bersamaan "cuma" menghadapi Getafe dan Sevilla. "Barcelona punya dua pertandingan yang sangat berat dan juga Liga Champions (menghadapi Chelsea di babak semifinal), dan titel juara akan ditentukan dalam laga Real Madrid-Barcelona ," ungkap Lassana Diarra di Reuters. "Kondisinya memang akan seperti itu dan pertemuan kedua tim tersebut akan menjadi laga yang spektakuler," sambung gelandang internasional Prancis itu. Masalah yang bakal dihadapi Barca tak sebatas pada kompetisi liga dan Liga Champions karena mereka juga masih menjaga peluang jadi juara di Piala Raja. Meski berpotensi terganggu kelelahan akibat padatnya jadwal kompetisi, Xavi Hernandes yakin kalau rekan-rekannya bisa menjaga semangat untuk bisa terus berada di depan hingga roda kompetisi akhirnya berakhir. "Adalah sesuatu yang istimewa bisa memiliki jadwal yang padat dan kesempatan untuk berkompetisi meraih kejayaan. Mereka (Real) berbicara soal hipotesis saja, sementara kami berbicara soal realita. Kamilah yang saat ini berada di depan dan kamilah yang masih memimpin enam poin," tegas Xavi.
Liga Spanyol Tengah Pekan: Langkah Berat Raksasa
Tengah pekan ini, Liga Spanyol akan memainkan jornada ke-32. Langkah berat siap menghadang dua raksasa yang tengah bersaing, Barcelona dan Real Madrid. Runner up Real Madrid akan menjamu Getafe, pada Rabu (22/4/2009) dinihari WIB. Catatan positif dan kabar buruk mengiringi persiapan Madrid menjelang laga ini. Catatan positifnya adalah Madrid tidak pernah kalah dalam 16 partai terakhir di mana hanya satu yang berakhir dengan hasil imbang. Nilai plus itu ditambah dengan catatan penampilan kandang Madrid yang begitu impresif yakni 13 kali menang, dua kali seri, dan hanya sekali kalah di Santiago Bernabeu. Namun kabar buruk datang karena Madrid harus kehilangan Wesley Sneijder. Akibat cedera, pemain asal Belanda ini harus absen selama lima pekan. Kehilangan Sneijder bisa menghadirkan dampak signifikan bagi Los Blancos. Sebagai perbandingan, di pertemuan pertama di markas Getafe akhir November silam, Sneijder hanya bermain selama 15 menit babak pertama dan kemudian digantikan pemain lain. Hasilnya, Madrid kalah 1-3. Madrid juga harus waspada, sebab Getafe juga berhasrat berlari dari zona degradasi.
Barca Ditantang Sevilla
Laga berat juga harus dijalani sang pemuncak klasemen Barcelona. Sevilla menjadi tamu yang harus ditaklukkan, Kamis (23/4/2009) dinihari WIB. Sevilla datang dengan berlipat. Selain membalas kekalahan 3-0 yang diderita di pertemuan pertama, tim dari Andalusia ini bertekad mengamankan posisi ketiga yang kini mereka duduki. Rapor away Sevilla pun tidak buruk-buruk amat. Delapan kali menang, empat kali seri, dan hanya tiga kali kalah. Salah satu kemenangan itu diraih atas tim kuat Real Madrid yang dibukukan Desember silam. Namun Barca begitu kuat di Camp Nou. Sejak dikalahkan Numancia di pekan pertama kompetisi Agustus silam, tidak ada lagi tamu yang bisa menang di markas Barca itu. Meski begitu, langkah Lionel Messi dkk. akan menjadi berat. Dalam tiga laga yang sudah berlangsung sepanjang bulan ini, Barca menang dengan skor 'irit', yakni dua kali menang 1-0 dan sekali menang 2-0. Dalam laga tersebut, Azulgrana menghadapi permainan ketat dari lawan. Barca harus waspada, karena lawan sudah menemukan cara untuk meredam laju permainan mereka.
Sevilla Menderita di Mestalla
Sevilla menelan pil pahit saat mengunjungi Mestalla Stadium untuk bertanding melawan Valencia. Kartu merah dan penalti membuat mereka pulang dengan membawa kekalahan 1-3. Dalam lanjutan Liga Spanyol hari Senin (20/4/2009) dinihari WIB, Sevilla sempat memimpin ketika Julien Escude berhasil merobek gawang tuan rumah lewat tandukan kepalanya di menit kesembilan. Kesialan mereka bermula ketika Adriano Corretja diganjar kartu merah oleh wasit di dua menit tersisa di babak pertama. Pemain asal Brasil itu diusir dari lapangan karena melakukan tekel berbahaya dan bodoh terhadap David Villa. Tak lama dari insiden itu Valencia mulai menemukan keberuntungannya. Menyusul penggaran Escude terhadap Juan Mata, mereka mendapatkan hadiah penalti. Dan Villa sukses menaklukkan kiper Andres Palop. Bermain dengan 10 orang membuat Sevilla mendapat tekanan intensif dari tuan rumah. Villa nyaris mencetak gol keduanya ketika sebuah tembakannya hanya mengenai tiang gawang. Di menit 83 bek Sevilla, Fernando Navarro, dianggap wasit handsball di kotak penalti timnya. Mata mengeksekusi hadiah tembakan bebas dari jarak 11 meter itu dan membawa El Che unggul 2-1. "Bola memang mengenai tangan, tapi itu tidak disengaja," Navarro membuat pengakuan dalam situs resmi Sevilla. "Aku tak tahu apakah salah perhitungan dengan lompatanku, ataukah dia (David Silva) mendorongku. Tapi itu memang penalti. Pertandingan ini ditentukan oleh kesalahanku." Valencia memantapkan kemenangannya di penghujung babak kedua melalui gol pemain pengganti, Pablo Hernandez. Kemenangan keempat dari empat laga terakhir ini menguatkan posisi Valencia di posisi empat besar klasemen, dan untuk sementara cukup untuk menjaga jarak dengan tim-tim di bawahnya yang juga mengincar satu tiket ke Liga Champions musim depan. Dari 31 pertandingan tim asuhan Unay Emery itu telah mengantongi 52 angka, terpaut lima dari Sevilla yang tetap di urutan ketiga. Barcelona (78) masih memimpin kompetisi dengan keunggulan enam poin dari tim peringkat dua, Real Madrid.
Villarreal Gagal Lagi
Kesempatan Villarreal untuk kembali mengikuti Liga Champions musim ini menipis setelah skuad Manuel Pellegrini gagal mengalahkan 10 pemain Valladolid dalam lanjutan Liga Spanyol pekan ke-31, Minggu (19/4/2009). Empat hari setelah disingkirkan Arsenal di babak perempatfinal Liga Champions, Villarreal hanya bisa membawa pulang satu angka dari lawatannya di Estadio Nuevo Jose Zorilla. Unggul jumlah pemain dalam setengah jam terakhir, plus memperoleh hadiah penalti, "Si Kapal Selam Kuning" hanya bermain seri tanpa gol alias 0-0 dengan Valladolid. Di menit 62 tuan rumah kehilangan Inaki Bea setelah bek Spanyol berusia 30 tahun itu diganjar kartu merah karena melakukan pelanggaran krusial ketika tim lawan berkesempatan besar mencetak gol di kotak penalti. Dari situ saja Villarreal sudah memperoleh keuntungan. Maka ketika Giuseppe Rossi gagal dalam eksekusi penaltinya -- melambung --, teramat besar keuntungan yang disia-siakan Villarreal. Hasil seri ini tidak memperbaiki posisi Villarreal di klasemen sementara, tetap di peringkat enam dengan nilai 49. Mereka kalah selisih gol dari Atletico Madrid dan Valencia, yang juga tengah bersaing ketat memperebutkan posisi empat besar di akhir musim. Valencia berpeluang menyalip Atletico karena saat berita ini diturunkan masih melakoni pertandingannya melawan Sevilla di Mestalla. Hasil seri saja membuat David Villa merebut tempat keempat, sekaligus merapat sedikit dengan Sevilla di peringkat tiga. Juga bagi Villarreal hasil ini menjadikan statistik permainan mereka tidak mengilap lantaran belum pernah menang lagi dalam tiga partai berturut-turut di liga. Sementara itu tim juru kunci Espanyol meraih kemenangan penting dalam perjuangannya menyelamatkan diri dari ancaman degradasi. Lewat sundulan Ivan Alonso di menit 57, mereka menang tipis 1-0 atas Racing Santander. Tambahan tiga poin tidak mengubah status Espanyol sebagai penunggu sementara dasar klasemen. Namun, mereka memangkas jaraknya dengan tim peringkat 19, Numancia, menjadi satu angka, atau empat poin dari batas aman untuk bertahan di La Liga.
Cedera, Sneijder Terancam Absen
Upaya Real Madrid memburu gelar La Liga musim ini bakal terganggu dengan ancaman absennya Wesley Sneijder. Akibat cedera, pemain asal Belanda ini diperkirakan absen selama beberapa pekan. Sneijder mengalami cedera otot hamstring kaki kiri saat Real Madrid menghadapi Recreativo Huelva, Minggu (19/4/2009) dinihari WIB. Dalam laga itu, Sneijder masuk sebagai pemain pengganti di menit ke-62. Namun akibat cedera yang dialaminya pada menit akhir pertandingan, ia pun harus ditarik keluar dan digantikan Rafael Van der Vaart. Seperti diberitakan Goal, analisa awal dari cedera Sneijder akan memaksa pemain bernomor punggung 10 itu bakal absen selama beberapa pekan ke depan. Pelatih Juande Ramos menyatakan bahwa cedera Sneijder merupakan "kehilangan besar". Namun, Ramos menekankan bahwa pemeriksaan secara menyeluruh belum dilakukan. Cedera ligamen pernah dialami oleh pemain berusia 24 tahun ini pada Agustus 2008, ketika memperkuat Madrid menghadapi Arsenal di laga uji coba pra musim. Saat itu ligamennya robek dan ia terpaksa beristirahat sekitar tiga bulan. Di La Liga musim ini, Sneijder telah tampil 21 kali dan mencetak dua gol serta membukukan dua assits. Kemungkinan besar ia akan absen ketika Madrid menghadapi Getafe pada tengah pekan esok.
Kanoute: Semua Sudah Terlambat, Barca
Frederic Kanoute dan Barcelona sempat saling menyukai. Namun, lambatnya gerak Barcelona untuk segera meminang Kanoute membuat sang striker Mali itu kemudian menutup hatinya bagi Barca. Pada medio tahun 2005, Barcelona pernah menyatakan minat untuk meminang Kanoute yang saat itu memperkuat Tottenham Hotspurs. Namun Barca kemudian mundur teratur karena menilai kemungkinan memboyong Kanoute cukup kecil karena sang pemain merupakan pilihan utama di Spurs. Cerita selanjutnya, Kanoute tetap meninggalkan Spurs di akhir musim 2004/05. Pemain kelahiran 2 September itu hijrah ke Spanyol, namun tidak bergabung dengan Barca melainkan dengan Sevilla. Kanoute pun terkenang akan kisah masa lalunya itu. "Barcelona beberapa kali menyatakan ketertarikan pada saya. Saat itu saya juga membayangkan bermain dengan seragam Barcelona," tukas Kanoute pada Goal. "Barcelona merupakan klub yang selalu saya gemari," tambahnya. Kamis (23/4/2009) dinihari WIB, Kanoute harus mengawal Sevilla menghadapi Barcelona dalam lanjutan Liga Spanyol. Bagaimana sikap Kanoute ketika harus menghadapi sang pujaan? Sevillistas tak perlu khawatir. Kanoute sudah menutup hatinya bagi Barca. "Saat ini semuanya sudah terlambat. Kehidupan saya saat ini adalah bersama Sevilla, begitu pula untuk masa depan," tegas pemain yang berperan dalam menghadirkan juara Piala UEFA 2006 dan 2007 bagi Sevilla ini.
Torres: Barca Tegang
Meski kini masih memuncaki klasemen sementara Liga Spanyol. Barcelona dalam kondisi tidak tenang. Ketegangan mereka terbaca oleh Presien Getafe, Angel Torres. Akhir pekan lalu, Getafe menghadapi Barcelona dalam lanjutan kompetisi Liga Spanyol. Dalam laga yang berkesudahan 1-0 untuk kemenangan Barca itu, Torres mendengar presiden Barca Joan Laporta sering melontarkan makian kepada wasit yang memimpin laga. Saat itu, kedua pemimpin klub ini duduk bersebelahan di tribun VIP Stadion Coliseum Alfonso Perez, markas Getafe. "Barcelona memang unggul enam poin. Namun mereka menerima tekanan dari Real Madrid. Itu bukan hal yang baik," tukas Torres dikutip dari Goal. "Ada ketegangan yang melanda dan itu terlihat dalam sikap Laporta. Alasannya, karena Real Madrid terus mengejar. Jika itu bukan Real Madrid, maka tekanan bagi Barcelona tidak akan setinggi ini," tambahnya. Meski sempat mendengar kata-kata tidak mengenakkan dari Laporta, namun Torres mengatakan bahwa hubungannya dengan sang presiden Barcelona tetap baik-baik saja. Torres bahkan menjagokan Barcelona akan menjadi juara La Liga musim ini. "Mereka sangat kuat. Skuad yang dimiliki telah melakukan segalanya dengan sangat baik. Tidak ada pemain kunci yang cedera dan Andres Iniesta sudah sembuh. Melihat mereka terpeleset, saya kira sangat sulit. Jadwal final Copa del Rey dan semifinal Liga Champions mungkin akan mengganggu mereka. Tapi, hal itu juga akan memberikan mereka tambahan motivasi," pungkasnya.
Sacchi: Barca Milik Pep, Lebih Baik dari Milan-ku
Rezim Barcelona di tangan Guardiola mengingatkan Arrigo Sacchi ketika menangani AC Milan dulu. Namun Sacchi menyebut, Barca-nya Guardiola lebih baik dari Milan besutannya. Bersama Sacchi, Milan disebut-sebut sebagai dream team di awal era 90-an. Mereka sukses merengkuh bebgai titel baik di kompetisi domestik, seperti titel Seri A di tahun 1988, dan juara Eropa pada tahun 1989 dan 1990. Mantan Pelatih Milan yang juga mantan direktur olahraga Real Madrid, ini melayangkan pujian kepada Barcelona atas konsistensi permainan gemilangnya. “Barcelona yang sekarang memainkan permainan sepakbola cepat. Namun pada sisi yang lain mereka juga menempel lawan. Mereka dapat merubah posisi secara cepat. Menyerang balik dengan kecepatan dan mereka juga dapat mengendalikan permainan,” tukas Sacchi seperti dilansir Goal. Sachhi melihat terdapat perbedaan karakter antara Milan ketika dipimpinnya dengan Barcelona di bawah besutan Guardiola. ”Saya pikir secara teknik mereka lebih bagus dari pada Milan ketika saya pegang. Mereka bermain lebih spektakuler. Namun secara fisik, tim saya lebih kuat karena kami lebih tangguh,” tambahnya. Sacchi juga memuji langkah Barca yang berani menggantikan Rijkaard dengan Guardiola. Menurutnya, Guardiola telah berhasil menciptakan nuansa kebersamaan ke dalam tubuh Barca. ”Sukses mereka saat ini muncul dari keputusan klub yang memiliki ide brilian untuk merekrut Guardiola, sebelumnya. Barca juga memiliki skuad yang luar biasa ketika ditangani Rijkard. Namun sekarang mereka memiliki superstar. Semangat kebersamaan menjadi prioritas."
Kebijakan 'Serius' a la Pep Guardiola
Baru tampil di Liga Champions, Barcelona tampil di akhir pekan ini tanpa perubahan signifikan. Tak risaukah Josep "Pep" Guardiola para pemainnya kelelahan? Di pertengahan pekan Barca memastikan langkah ke semifinal Liga Champions usai menyungkurkan wakil Jerman Bayern Munich. Kala itu kedua tim berbagi skor 1-1. Selang beberapa hari, Barca sudah harus menyambangi Getafe, Minggu (19/4/2009) dinihari WIB. Dengan dekatnya rentang kedua laga tersebut, wajar kalau kemudian banyak yang menyangka Guardiola akan merotasi timnya demi bisa lebih bugar. Dugaan itu keliru. Dari starting eleven yang dimainkan Guardiola lawan Getafe, praktis cuma ada tiga perubahan di lapangan. Bahkan, bintang macam Samuel Eto'o dan Lionel Messi --yang jadi penentu kemenangan atas Getafe-- tetap dimainkan. Tak pelak pertanyaan pun diajukan kepada Guardiola atas pilihannya untuk tidak mengistirahatkan para pemain pilarnya di laga tersebut. Alasan Guardiola, karena mereka selalu serius menghadapi setiap lawan. "Semenjak saya bertugas tak ada satu pun pertandingan yang tak dianggap serius. Tim sudah bugar dan dalam keadaan baik, makanya saya memutuskan tak mengubah apapun," terang Guardiola di Goal. Tanpa perubahan signifikan, Barca mampu menang 1-0 atas Getafe. Ini membawa mereka selangkah lebih dekat ke tahta juara La Liga. Selain berpeluang jadi jawara di La Liga, Barca juga masih "hidup" di Copa del Rey, tentu juga Liga Champions. "Kami akan terus maju di semua kompetisi," tegas Guardiola, menyiratkan keseriusan yang mungkin berarti terus mempertahankan the winning team ketimbang merotasi tim.
Messi Menangkan Barca
Hanya satu gol yang lahir di Coliseum Alfonso Perez markas Getafe kala menjamu Barcelona. Gol dibuat Lionel Messi untuk bikin Barca memperkuat cengkeraman pada pucuk klasemen. Tampil tetap mengandalkan trio Lionel Messi, Thierry Henry dan Samuel Eto'o di lini depan, Barca cuma bisa membuat satu gol saja ke gawang Getafe, Minggu (19/4/2009) dinihari WIB. Hal itu terbilang "kurang biasa" buat Barca yang acap pesta gol. Tengok rekor produktivitas Barca yang sudah berjumlah 88 gol dari 31 laga, unggul jauh dari tim terproduktif kedua, Real Madrid, yang baru bikin 69 gol dari 30 laga. Apapun, kemenangan tetap jadi milik Barca kendati cuma ada satu gol yang bisa dibuat ke gawang Getafe di menit ke-19. Gol berawal dari penetrasi Xavi ke area gawang sebelum kemudian mengirim bola ke Messi. Bintang asal Argentina itu lantas berputar dan mencoba melewati dua pemain lawan sebelum menendang. Bola sedikit mengenai bek David Cortes sebelum meluncur ke dalam gawang. Kemenangan membawa Barca kini berjarak sembilan angka dari El Real yang sedang memainkan pertandingannya ketika berita ini diturunkan. Sementara itu, Atletico Madrid naik ke zona Liga Champions dengan kemenangan 3-0 kala menjamu Numancia. Tiga gol dari Ever Banega (62), Diego Forlan (79) dan Simao (90) itu membuat Atletico kini ada di peringkat empat dengan 49 poin. Kemenangan juga diraih Deportivo La Coruna yang menang 1-0 saat dijamu Athletic Bilbao di Estadio San Mames. Meski menang, Depor bergeming di posisi 8. Satu partai lain antara Malaga kontra Mallorca hanya berakhir 1-1 di Estadio La Rosaleda.
Susunan Pemain:
Getafe: Stojkovic - Cortes, Diaz, Mario, Rafa - Contra (Granero 45), Casquero, Polanski, Gavilan - Manu (Albin 65), Soldado (Uche 70)
Barcelona: Valdes - Alves, Marquez, Pique, Puyol - Xavi, Busquets, Iniesta - Messi, Eto'o, Henry (Keita 74).
Langganan:
Postingan (Atom)