Rabu, Juni 03, 2009
Barca vs MU, Sebuah Final Ideal
Yang satu adalah juara bertahan yang tampil meyakinkan di sepanjang kompetisi. Sementara sang penantang adalah klub dengan praktik sepakbola terindah saat ini. Jadi, Barcelona vs Manchester United adalah final ideal.
Siapa yang akhirnya melangkah ke Roma untuk menjalani final Liga Champions musim kompetisi 2008/2009 akhirnya diketahui. Setelah berjuang selama delapan bulan dan menjalani 12 pertandingan, Barca dan MU akan bertarung memperebutkan status terbaik di Eropa.
Sebelum leg kedua semifinal digelar sepanjang tengah pekan ini, banyak yang menyebut kalau final ideal adalah jika mempertemukan Barcelona dan MU ke final. Tanpa bermaksud mengecilkan arti bintang-bintang Chelsea dan pasukan belia Arsenal, ada banyak alasan untuk membenarkan pernyataan tersebut.
MU dan Barca tak bisa dipungkiri kini merupakan tim dengan permainan paling atraktif di Benua Biru. El Barca mungkin lebih menghibur, namun secara umum keduanya punya gelandang dan pemain depan yang hobinya memporak-porandakan pertahanan lawan dengan umpan pendek merapat nan cepat.
Ingat, keduanya kini juga jadi kanidat kuat juara di kompetisi lokal masing-masing. Barca unggul tujuh angka atas Real Madrid di La Liga, sementara The Red Devils memimpin tiga poin atas Liverpool dengan masih memiliki satu pertandingan tersisa.
Hal lain yang membuat laga di Stadion Olimpico Roma pada 27 mei mendatang layak disebut final ideal adalah keberadaan individu-individu luar biasa di kedua kubu. Akan ada duel adu produktif antara Wayne Rooney-Dimitar Berbatov /Carlos Tevez- Cristiano Ronaldo dengan trisula Lionel Messi-Thierry Henry-Samuel Eto'o.
Di lapangan tengah, kedua kubu juga punya pemain dengan kemampuan menyerang terbaik. MU punya Ryan Giggs, Paul Scholes dan Park Ji Sung hingga Anderson sementara duet Xavi Hernandez dan Andres Iniesta telah terbukti ampu mengantar Spanyol jadi juara Piala Eropa.
Laga Barca kontra MU juga menjadi pertemuan antara tim dengan lini depan terbaik dengan tim pemilik pertahanan paling kokoh. Di Liga Champions, Barca total sudah membukukan 30 gol (rata-rata 2,5 gol/pertandingan), sementara gawang MU baru kebobolan enam kali (rata-rata 0,5 gol/pertandingan).
Jadi, siapa yang terbaik di antara dua tim terbaik ini?
Barca Menapaki Jejak Milan
Dua musim lalu AC Milan berhasil mengatasi serbuan Premiership dan menjadi juara Liga Champions. Di musim ini, Barcelona punya peluang menapaki sukses tersebut setelah menyingkirkan Chelsea di semifinal.
Liga Inggris melalui empat klub terbesarnya telah menguasai Liga Champions dalam tiga musim terakhir. Sejak musim kompetisi 2006/2007, Liga Inggris selalu mengirimkan sampai tiga wakilnya di babak semifinal. Alhasil di kurun yang sama selalu ada klub Premier League berlaga di partai puncak.
Dua tahun lalu Manchester United, Chelsea dan Liverpool melangkah ke babak empat besar mengepung AC milan, sementara tahun kemarin Barcelona mengisi tempat yang ditinggalkan Rossoneri. Untuk tahun ini formasinya sedikit berubah yakni dengan Arsenal menggantikan Liverpool dan The Catalans menjadi satu-satunya wakil non Inggris.
Pada musim 2006/07 Milan berhasil keluar dari kepungan Premiership untuk kemudian jadi juara. Mengalahkan MU di semifinal dengan agregat 5-3, Diavolo Rosso menjadi kampiun setelah memetik kemenangan 2-1 atas Liverpool dalam laga final di Yunani.
Setahun berselang, musim 2007/08, kedigdayaan Premiership tak tertahan. Barca kalah agregat 0-1 atas MU di laga semifinal, dan "Setan Merah" akhirnya jadi juara setelah melewati drama adu penalti dan menang 6-5 atas Chelsea.
Nah, tahun ini The Catalans punya kesempatan mengulang apa yang diraih Milan dua tahun lalu. Sukses menyingkirkan Chelsea jadi bekal sempurna Barca untuk meraih gelar jawara Eropa mereka untuk kali ketiga, meski peluang meraihnya masih sangat berat lantaran yang akan dihadapi di final adalah sang juara bertahan.
Bisa, Barca?
Tak Ada Rematch Final
Chelsea tingga butuh satu menit untuk menciptakan sejarah dengan membuat partai rematch Liga Champions. Tapi gol Andres Iniesta di masa injury time akhirnya cuma menyisakan kekecewaan buat The Blues.
Tiket ke final sepertinya akan jatuh ke tangan Chelsea setelah Michal Essien membuat gol spektakuler ketika laga baru berjalan sembilan menit. Setelahnya, meski lebih banyak mengandalkan serangan balik, The Blues berhasil mematikan kedahsyatan lini depan Barcelona yang memang terkenal haus gol itu.
Didier Drogba dan Nicolas Anelka malah punya peluang matang menambah keunggulan tuan rumah, peluang yang tak satupun berhasil diselesaikan menjadi gol oleh keduanya. Chelsea pun harus membayar kegagalan tersebut karena Barca malah mampu menyamakan kedudukan saat masa injury time tersisa satu menit saja.
Gol Andres Iniesta yang membuat kedudukan imbang 1-1 menjadikan Barca pemegang sah tiket ke final karena unggul agresivitas gol tandang. Sejarah rematch final Liga Champions pun batal terjadi.
Sebelumnya Chelsea memang berpeluang mengukir catatan baru di kompetisi antarklub papan atas Eropa itu, menyusul sukses Manchester United menundukkan Arsenal 3-1 sehari sebelumnya. Jika lolos ke final, The Blues dan The Red Devils akan menjadi tim pertama yang bisa kembali berhadapan di final Liga Champions.
Musim lalu dalam pagelaran final di Luzhniki Stadium, Moscow, MU berhasil menundukkan saudara Premiershipnya itu dengan skor 6-5 lewat adu penalti. Sebelumnya, kedua kesebelasan bermain imbang 1-1 di waktu normal.
Dengan lolosnya Barca ke final, tinggal MU yang berpeluang menuliskan rekor baru Liga Champions. Jika bisa menang dalam laga di Stadion Olimpico pada 27 Mei mendatang, anak asuh Sir Alex Ferguson akan menjadi klub pertama yang mempertahankan tropi Liga Champions setelah kompetisi tersebut berubah format pada 1992 lalu.
Foto: MU vs Chelsea di final musim lalu.
Iniesta Pahlawan Barca
Tertinggal di lebih dari 81 menit, Barcelona akhirnya mengimbangi Chelsea 1-1. Andres Iniesta tampil sebagai pahlawan Barca melalui golnya di menit ketiga injury time.
Di Stamford Bridge, Kamis (7/5/2009) dinihari WIB, Chelsea unggul terlebih dahulu di menit kesembilan melalui sepakan kaki kiri nan spektakuler dari Michael Essien sebelum bencana datang di menit pamungkas.
Jalannya pertandingan
Barcelona cukup percaya diri dengan mengambil alih kendali permainan di awal laga. Menit keempat, sebuah tendangan dari Xavi Hernandez diusir oleh barikade bek Chelsea di garis gawang.
Memasuki menit ke-8, Chelsea berhasil unggul. Tendangan spektakuler Essien menyambar bola muntah dari tendangn Frank Lampard melesak masuk gawang Barca tanpa mampu dicegah kiper Victor Valdes.
Chelsea berpeluang menambah gol di menit 16 ketika kerjasama Lampard dengan Florent Malouda meloloskan Lampard di dalam kotak penalti Barca. Namun tendangan kaki kiri Lampard jauh melebar dan tinggi.
Barcelona mendapat tendangan bebas pada jarak 34 meter dari gawang Chelsea di menit 20. Dani Alves mengeksekusinya dengan cukup baik tetapi bola melebar di kiri gawang Petr Cech.
Valdes bereaksi cepat ketika menghadang peluang Didier Drogba di menit 22. Kiper Barca itu keluar sarang mengusir bola dengan Drogba tengah mengejar. Selamat lagi pertahanan Los Azulgrana.
Dua menit kemudian, Chelsea memperoleh tendangan bebas di sisi kiri kotak penalti Barca. Tendangan Drogba yang menjadi eksekutor mengarah ke gawang, tetapi Valdes dengan cemerlang menahan bola dengan pahanya.
Chelsea mengklaim berhak mendapat penalti di menit 26 ketika Drogba bersenggolan dengan Eric Abidal di kotak penalti Barca. Tetapi wasit Tom Henning Ovrebo menolaknya.
Di sisa babak, bola lebih banyak berkutat di lapangan tengah. Pada menit terakhir babak pertama ini, peluang dari Barca melalui tendangan Xavi berbelok arah karena membentur badan bek Chelsea.
Enam menit memasuki babak kedua, Chelsea berpeluang menambah gol. Drogba mendapat umpan matang dari Anleka dan tak terjaga. Mengecoh Gerard Pique, tendangan Drogba terlalu pelan dan ditahan Valdes dengan kakinya.
Empat menit berselang, Drogba kembali mendapat peluang dengan membawa bola di kotak penalti Barca dengan dikawal Yaya Toure, Drogba terjatuh dan meminta penalti, tetapi wasit menepisnya.
Saat pertandingan tepat menyentuh marka satu jam, aksi Iniesta di daerah Chelsea diakhiri umpan kepada Seydou Keita. Setengah berbalik badan, sepakan Keita tak menemui sasaran karena melambung.
Lima menit kemudian, tim tamu dipaksa bermain dengan 10 orang. Eric Abidal diusir wasit akibat dianggap menjatuhkan Anelka. Dari tayang ulang, terlihat kontak di antara mereka terhitung minimal.
Lampard gagal menambah keunggulan Chelsea di menit 70. Menguasai bola di dalam kotak penalti Barca, tendangan gelandang Inggris itu berbelok arah karena menabrak kaki bek lawan tetapi bisa diamankan Valdes.
Barca terus berusaha mencari gol. Memasuki menit ke-79, Pique yang overlapping, menguasai bola di luar kotak penalti dan menendang. Namun sepakan sang bek terlalu lemah dan arahnya pun melebar ke kanan.
Delapan menit sebelum bubaran, wasit Ovrebo membuat kesalahan dengan tidak memberi Chelsea penalti. Padahal, Pique dengan sangat jelas menyentuh bola dengan tangannya di kotak terlarang.
Di menit ketiga perpanjangan waktu, upaya Barca membuahkan hasil. Mendapat umpan dari Messi, Iniesta yang tak terjaga menendang bola dengan kaki kanan dan melesak masuk ke gawang tanpa mampu dicegah Cech.
Memasuki menit kelima menit tambahan, dari korner Chelsea, bola terlihat mengenai tangan Eto'o. Tetapi wasit kembali membiarkan dan hal itu memancing amarah para pemain tuan rumah, terutama Michael Ballack.
Tak lama kemudian, wasit menyudahi pertandingan. Tetapi tidak dengan amarah para pemain Chelsea kepada Ovrebo. Drogba terlihat memrotes keras wasit asal Norwegia itu sehingga dikenai kartu kuning.
Barcelona Tantang MU
Barcelona menantang Manchester United di partai final Liga Champions. Di laga kedua semifinal melawan Chelsea, Los Blaugrana bermain imbang 1-1 dan berhak atas satu tiket final.
Dalam laga yang digelar di Stamford Bridge, Kamis (7/5/2009) dinihari WIB, Chelsea unggul cepat melalui gol spektakuler Michael Essien di menit kedelapan. Gol itu bertahan sampai akhir-akhir pertandingan sebelum Barca menyamakan skor.
Barca yang bermain kurang bagus akhirnya bisa menjadikan skor 1-1 di injury time. Adalah Andres Iniesta yang menyelamatkan Barca ketika ia menjebol gawang Chelsea melalui tendangan kerasnya.
Dengan hasil ini, Barca berhak ke final berkat keuntungan mencetak gol di kandang lawan meski agregat berada di posisi imbang 1-1. Di leg pertama, pertarungan keduanya berkesudahan 0-0.
Susunan pemain
Chelsea: Cech; Bosingwa, Alex, Terry, Cole; Essien, Ballack, Lampard, Malouda; Anelka, Drogba (Belletti 72)
Barcelona: Valdes; Alves, Pique, Toure, Abidal; Busquets (Bojan 85), Keita, Xavi, Iniesta (Sylvinho 90); Eto'o (Gudjohnsen 90), Messi.
Park, Asia Pertama di Final Liga Champions?
Sir Alex Ferguson sama sekali belum mengumumkan siap saja yang akan dibawa ke Roma. Tapi dia memberi indikasi kuat kalau Park Ji Sung akan menjadi Asia pertama yang tampil di final Liga Champions.
Adalah penampilan gemilang Park saat MU menundukkan Arsenal yang membuat Fergie memberi indikasi kuat kalau dia bakal dimainkan di final. Selain bikin gol pertama The Red Devils, pesepakbola yang didatangkan dari PSV Eindhoven itu dinilai Fergie punya peran besar yang membuat lini tengah MU menggungguli gelandang-gelandang The Gunners.
"Saya pikir dia tak akan kecewa kali ini," ungkap Fergie seperti diberitakan Dailymail.
Tahun lalu Park memang dipaksa menelan kekecewaan besar saat namanya bahkan tak masuk daftar pemain cadangan saat MU menundukkan Chelsea di final Liga Champion. Padahal dia bermain sangat baik saat membantu "Setan Merah" menundukkan Barcelona di semifinal, nama Park bahkan terpilih sebagai man of the match dalam laga tersebut.
"Dia adalah pemain yang paling dipandang remeh sepanjang pertandingan...Dia tak pernah berhenti berlari. Pergerakan dan pemahamannya akan permainan sangat-sangat baik," lanjut fergie memuji pesepakbola yang memulai karirnya di Kyoto Purple Sanga itu.
Jika Fergie menepati janjinya untuk memainkan Park di pertandingan final, maka gelandang 28 tahun itu akan mengukir sejarah sebagai orang Asia pertama yang bermain di final Liga Champions.
Bunuh Diri karena Arsenal
Di London, Arsenal disisihkan Manchester United di semifinal Liga Champions. Ribuan kilometer jauhnya dari sana, tepatnya di Kenya, seorang pendukung The Gunners bunuh diri.
Suleiman Omondi ditemukan tewas tergantung di rumahnya yang terletak di kawasan kelas menengah di Nairobi, Kenya, Selasa (5/5/2009) waktu setempat. Pria berusia 29 tahun itu bunuh diri dengan mengenakan seragam Arsenal.
Beberapa saksi mengatakan, Omondi meninggalkan bar tempatnya menyaksikan kekalahan 1-3 Arsenal dengan muka sedih. Masyarakat Nairobi memang terkenal menggemari Liga Inggris dan Liga Champions dan senang nonton bareng di tempat-tempat umum.
"Dia minum, lalu jatuh menangis dalam beberapa menit terakhir pertandingan," ujar seorang saksi di bar yang minta namanya disimpan kepada Reuters.
Sebelum pulang Omondo juga berusaha menyerang seorang pengunjung bar lain yang bilang padanya bahwa Arsenal tidak akan mampu mengejar ketinggalan dua gol MU. Perkelahian bisa dicegah oleh pelayan bar.
Polisi mengaku bahwa mereka mendapat panggilan untuk datang ke rumah Omondi pada Rabu (6/5) pagi.
"Dari informasi yang kami kumpulkan, bunuh diri ini terkait dengan pertandingan Arsenal melawan MU," kata kepala polisi wilayah Embakasi David Bunei.
Tuan Rumah Diprediksi Kalah
Tampil impresif dan produktif menjadi faktor yang membuat Barcelona mendapatkan predikat unggulan menjelang laga semifinal leg kedua Liga Champions di kandang Chelsea.
Dari hasil polling detiksport tentang laga Barcelona versus Chelsea, hingga pukul 12:00 WIB, 1.041 dari total 2.081 responenden atau 50,02 persen, menjagokan Barca akan melaju. Sementara itu yang memilih The Blues akan berlaga di partai puncak adalah 994 responden atau 47,77 persen. Sisanya memilih ragu-ragu.
Kondisi serupa juga terjadi di rumah taruhan ternama, BWIn di mana Barcelona unggul dengan poin 2,30 berbanding 2,75 milik Chelsea.
Sementara di Paddy Power, kedua tim memiliki kans yang sama untuk menang, yakni 13/8. Namun di rumah taruhan ini Barca merupakan unggulan untuk urusan lolos ke babak selanjutnya di Liga Champions. Azulgrana dijagokan dengan angka 4/7 sementara Chelsea 5/4.
Hal berlawanan terjadi di William Hill di mana tim London Barat diunggulkan dengan angka 7/4 berbanding 13/8 milik tim asal Catalan itu.
Dijagokannya Barca bisa jadi karena penampilan impresif mereka baik di semua kompetisi yang mereka ikuti. Di Liga Spanyol, tim besutan Josep Guardiola ini sukses mencetak 100 gol. Angka itu masih bisa bertambah, sebab La Liga masih menyisakan empat partai lagi.
Tim elite pun bukanlah masalah bagi Lionel Messi cs. Buktinya, di Liga Champions Bayern Munich pernah digelontor empat gol tanpa balas. Sementara di ajang Liga Spanyol, Real Madrid dibabat 6-2.
Meski begitu, Barcelona tidak boleh besar kepala. Pertandingan masih belum berlangsung dan apa pun bisa terjadi. "Kami menghadapi rival kuat. Yah, inilah Liga Champions. Bila kami ingin ke final, maka jalan yang harus dilalui tidaklah pernah mudah dan kami harus menghadapi tim-tim besar," demikian bek kanan Barcelona Daniel Alves dikutip dari Goal.
Adebayor: Musim Depan Arsenal Juara
Arsenal gagal ke final Liga Champions musim ini. Sang striker Emmanuel Adebayor merasa yakin tahun depan The Gunners tak cuma masuk final, tapi juga juara. Tapi, masihkah dengan Adebayor?
Secara mengejutkan "Gudang Peluru" kalah 1-3 oleh Manchester United di leg kedua semifinal Rabu (6/5/2009) dinihair WIB. Ditambah kekalahan di pertemuan pertama di Old Trafford, tim London utara itu tersingkir dengan skor agregat 1-4.
Adebayor mencoba melihat hasil buruk yang menimpa Arsenal dengan sikap positif. Penyerang asal Togo ini mengatakan bahwa capaian timnya ini tetaplah lebih baik dibanding musim lalu.
"Musim ini kami masih berkembang. Jangan lupa, musim lalu kami hanya mampu sampai di perempat final. Dan Arsenal musim ini berhasil sampai di semifinal. Saya pikir musim depan kami akan memenanginya," tukasnya seperti dilansir Yahoosport.
Dalam laga itu Arsenal langsung tertinggal dua gol di 11 menit pertama oleh ttendangan jarak dekat Park Ji-sung dan tembakan bebas Cristiano Ronaldo. Dua gol cepat itulah yang disesali kubu tuan rumah termasuk Adebayor.
"Ketika kami memulai permainan, saya pikir kami akan segera 'membunuh' mereka, namun kami membuat kesalahan dan mereka dengan cepat menghukum kami. Dari saat itu kami tahu bahwa ini akan menjadi sangat sulit. Gol (Cristiano) Ronaldo dari tendangan bebasnya yang bebat membuat kami tahu kami telah kalah. Mereka berhak ke final," tuturnya.
Tentang keyakinan Adebayor di atas, bahwa musim depan Arsenal akan masuk final dan bahkan juara, pertanyaan adalah, apakah sang bomber masih merumput di Emirates Stadium saat itu?
Pertanyaan ini layak disodorkan karena dikabarkan Milan makin bernafsu untuk memboyong penyerang berusia 25 tahun itu. Indikasinya, dalam laga tadi malam, rombongan Milan yang beranggotakan Adriano Galiani, Carlo Ancelotti, David Beckham, dan Mathieu Flamini datang ke Emirates. Kabarnya mereka ingin melihat secara langsung aksi-aksi Adebayor.
Evra: Sukses 11 Pria atas 11 Bocah
Kemenangan Manchester United atas Arsenal dipanaskan dengan komentar bek MU Patrice Evra. Dia menyebut timnya yang terdiri dari 11 pria baru saja menang atas 11 bocah.
Bermodal hasil 1-0 di Old Trafford, MU lantas menggilas Arsenal di Emiratses, Rabu (6/5/2009) dinihari WIB. Dalam pertemuan kedua itu 'Setan Merah' menang 3-1 sehingga lolos ke final dengan agregat 4-1.
"Bahkan hari ini kami membuktikan diri sebagai tim tangguh. Mereka bicara tentang sepakbola indah Arsenal, tapi tak seperti mereka kami kebobolan lebih sedikit dan menang, selain juga bermain bagus," ujar Evra kepada Sky Sport yang diwartakan Goal.
"Hari ini, kami juga bisa saja menang 3-0. Dalam sepakbola bermain indah bukan segalanya," lanjut dia.
Kemenangan cukup meyakinkan atas Arsenal tersebut juga dinilai Evra menunjukkan kelas MU atas Arsenal. "Kami 11 orang pria, mereka 11 bocah; itulah bedanya. Kami lebih matang dan lebih pede."
Evra dikabarkan menjalani laga tersebut dengan sakit pada bagian perutnya. Dia bermain selama 65 menit sebelum ditarik keluar untuk digantikan Rafael Da Silva.
Bungkam Arsenal 3-1, MU ke Final
Manchester United tampil perkasa saat bertandang ke Arsenal melakoni leg kedua semifinal Liga Champions. Membawa pulang kemenangan 3-1, The Red Devils kembali melangkah ke final.
Kemenangan ini membuat The Red Devils secara agregat unggul 4-1 setelah pada leg pertama di Old Trafford pekan kemarin juga unggul 1-0. MU pun memastikan lolos ke final untuk kali kedua secara beruntun dan punya kesempatan untuk mempertahankan gelarnya.
Di final, "Setan Merah" akan menghadapi pemenang laga Barcelona kontra Chelsea yang akan bertanding malam nanti.
Keunggulan 3-1 MU terhitung mengejutkan karena Ryan Giggs cs sebelumnya tak pernah menang di Emirates Stadium. Apalagi pada pertemuan pertama pekan lalu anak didik Sir Alex Ferguson cuma bisa menang 1-0 lewat gol John O'Shea.
Publik Emirates Stadium, Rabu (6/5/2009), dibuat bungkam oleh gol Park Ji Sung saat laga baru berjalan delapan menit. Cristiano Ronaldo menggandakan keunggulan tiga menit berselang lewat sebuah tendangan bebas yang dia lepaskan jauh dari kotak penalti.
CR7 memperbesar keunggulan MU di menit 61. Sementara gol tunggal The Gunners datang dari penalti Robin van Persie menyusul pelanggaran yang dilakukan Darren Fletcher terhadap Cesc Fabregas di kotak terlarang, insiden mana membuat gelandang Skotlandia itu mendapat kartu merah langsung dari wasit.
Susunan Pemain
Arsenal: 1-Manuel Almunia; 3-Bacary Sagna, 5-Kolo Toure, 20-Johan Djourou, 40-Kieran Gibbs; 14-Theo Walcott, 4-Cesc Fabregas, 17-Alex Song, 8-Samir Nasri; 11-Robin van Persie; 25-Emmanuel Adebayor.
Manchester United: 1-Edwin van der Sar; 22-John O’Shea, 5-Rio Ferdinand, 15-Nemanja Vidic, 3-Patrice Evra; 7-Cristiano Ronaldo, 24-Darren Fletcher, 16-Michael Carrick, 8-Anderson, 13-Park Ji-sung; 10-Wayne Rooney.
Selasa, Mei 12, 2009
Sepasang Anak Muda di Depan Valdes
Lini tengah dan depan Barcelona dijamin komplet saat menghadapi Chelsea. Tapi tidak di lini belakang. Pep Guardiola hanya punya dua anak muda yang dijadikan duet stopper. Kuatkah?
Itulah pertanyaan yang wajar disodorkan pada Barca, yang besok malam akan bertandang ke London untuk menghadapi The Blues di leg kedua semifinal Liga Champions.
Dari pertandingan pertama di Nou Camp minggu lalu, dua bek tengah utama Barca mengalami nasib sial. Rafael Marquez cedera berat, sementara kapten Carles Puyol, yang menggantikan bek Meksiko itu di babak kedua, terkena skorsing akibat akumulasi kartu kuning.
Ditambah Gabriel Milito masih dibalut cedera panjang, hanya Gerard Pique centre back yang segar bugar. Untuk menemaninya dan menjadi tembok terdekat buat kiper Victor Valdes, disiapkanlah anak muda lain bernama Martin Caceres.
Walaupun masih 22 tahun, Pique terbukti sudah makin mumpuni kemampuannya. Pemain yang pernah bermain di Manchester United ini bahkan sudah dilirik timnas Spanyol. Juga, ia dalam konfidensi tinggi setelah ikut mencetak satu gol saat Barca meremukkan Real Madrid 6-2 di Bernabeu hari Sabtu lalu.
Bagaimana Caceres? Bagaimana pula kekompakan dia dengan Pique, mengingat mereka sangat jarang bertandem.
Faktanya, pemain asal Uruguay itu baru turun ke lapangan sebanyak 20 kali di semua kompetisi, tujuh di antaranya sebagai pemain pengganti. Aksinya sebagai starter terbanyak cuma di Piala Raja Spanyol alias Copa del Rey.
Pique mencoba meyakinkan para suporternya bahwa Caceres bukanlah pemain muda kacangan. Salah satu buktinya adalah ia sudah masuk timnas senior Uruguay. Duet mereka, yang sama-sama berusia 22 tahun, bukanlah sesuatu yang buruk.
"Di semua pertandingan yang telah ia mainkan, dia (Caceres) telah membuktikan bahwa dia merupakan pemain bertahan yang bagus. Dia cepat dan kuat. Untuk pertandingan hari Rabu dia akan menjadi pemain yang vital bagi kami," tukas Pique seperti dilansir YahooSport.
Fabregas: Harga Pemain Bukan Ukuran
Cesc Fabregas menceburkan dirinya dalam panasnya atmosfer duel Arsenal versus Manchester United nanti malam. Ia mempersoalkan mahalnya bintang-bintang The Red Devils dibanding The Gunners.
Skipper Arsenal ini membenarkan kebijakan manajernya, Arsene Wenger, yang selalu berhati-hati dalam membeli pemain berbanderol tinggi. Dan dia yakin, kemenangan tengah malam nanti akan membuktikan bahwa pemain mahal bukanlah jaminan kesukesan.
"Hanya karena seorang pemain dihargai 20 juta poundterling, itu tidak berarti dia lebih baik dari pemain berbanderol 2 juta pounds," tukas Fabregas seperti dilansir The Sun.
Di musim ini MU membeli Dimitar Berbatov di angka 30 juta pounds, hampir dua kali lipat dari pembelian Andrei Arshavin oleh Arsenal. Fabregas sendiri cuma berharga 500 ribu pounds sewaktu bergabung ke "Gudang Peluru" dari akademi Barcelona di tahun 2003.
Wenger dikenal sebagai manajer yang jarang membeli bintang jadi. Bakary Sagna, Abu Diaby, Carlos Vela atau bahkan Emanuel Adebayor, misalnya, belumlah seterkenal sekarang sampai dibawa ke London utara oleh Wenger.
"Ini terbukti dari pemain masa lalu klub ini seperti Patrick Viera, Dennis Bergkamp, Robert Pires dan Thiery Henry. Mereka terbaik di dunia, pemain yang mampu memenangi Piala Dunia dan Liga Champions. Sementara banyak pemain yang dibanderol 20 atau bahkan 30 juta pounds yang tidak memenangi apapun," Fabregas melanjutkan pandangannya.
Untuk pertandingan nanti malam, estimasi harga skuad MU yang jadi line up ditaksir lebih tinggi lebih dari 100 juta pounds dibandingkan Arsenal. Tapi ditekankan Fabregas, bukan itu faktor yang akan memainkan peranan besar.
"Kami tidak bermain maksimal di Old Tarford (kalah 0-1--Red). Tapi tentu saja berbeda halnya jika Anda bermain di kandang sendiri. Anda bermain dengan teriakan dukungan di pihak Anda. Anda akan tahu kapan dan di mana memainkan bola."
"Selama kami kuat dan kompak, memberi tekanan pada MU dan tidak membiarkan mereka berkembang, kami punya kesempatan besar untuk lolos ke final," papar gelandang yang kemarin genap berusia 22 tahun itu.
Cerita Suram di Markas Lawan
Meski Mengantongi kemenangan di semifinal leg pertama, manajer Manchester United Sir Alex Ferguson masih belum bisa tenang. Pasalnya, setiap melakoni semifinal leg kedua di markas lawan, MU hampir selalu tersungkur.
MU tampaknya kurang hoki ketika melakoni senifinal leg kedua di kandang lawan. Di musim 1996/97, mereka tersungkur di tangan Borrusia Dortmund. Di Westfalen Stadion, markas Dortmund, The Red Devils harus menyerah 1-0. Kekalahan itu mengakhiri perjalanan MU dengan agregat kekalahan 2-0.
Lima tahun berselang, giliran klub Jerman lain Bayer Leverkusen yang mengakhiri petualangan MU. Setan Merah memasuki Bay Arena, markas Leverkusen dengan beban harus menang akibat skor 2-2 yang ditorehkan di Old Trafford di leg pertama. Namun, ambisi mereka harus terhenti akibat hanya bermain imbang 1-1 di Bay Arena.
Tahun 2006/07, giliran AC Milan yang menjegal mimpi The Fergie Babes. Keunggulan 3-2 yang diperoleh di Manchester gagal dipertahankan. Di Milan, Cristiano Ronaldo dkk. dipaksa menyerah 0-3.
Masa lalu kelam ini pun masih tertanam di benak Sir Alex. "Kami memang unggul dan tinggal selangkah lagi untuk menuju Roma guna melakoni final. Namun, kami tidak boleh puas dengan kondisi ini. Sekali lagi, kami tidak boleh puas," demikian wanti-wanti Ferguson dikutip dari situs resmi MU.
Fergie menyatakan, itu bukan kutukan. Sebab di musim 1998/99, MU memastikan tiket ke final dengan kemenangan di markas Juventus. "Banyak faktor yang membuat kami gagal ke final. Namun kami pernah bisa mengatasinya dan saya harap kami bisa mengulanginya," tutupnya.
'Setan Merah' Andalkan Pengalaman
Jika berbicara soal pengalaman, Manchester United lebih sering memijak semifinal Liga Champions ketimbang Arsenal. Namun, untuk urusan lolos ke babak final, The Gunners jelas lebih efisien.
Menurut catatan yang tertera di situs resmi klub, MU sudah 10 kali menjadi semifinalis di Liga Champions. Musim ini merupakan semifinal ke-11 mereka di kompetisi antarklub Eropa itu.
Namun, dari 10 kesempatan itu, The Red Devils hanya mampu lolos ke final sebanyak tiga kali. Dan di sinilah hebatnya. MU tak pernah menyia-nyiakan kesempatan tampil di final, mereka selalu keluar sebagai juara dalam tiga kesempatan itu.
Sebaliknya bagi Arsenal, musim ini merupakan semifinal kedua mereka. Pada semifinal pertama mereka pada tahun 2006, The North Londoners langsung sukses memijak final. Sial bagi mereka, di partai puncak mereka takluk di tangan Barcelona.
Melihat data tersebut, MU jelas lebih berpengalaman dalam menghadapi babak semifinal Liga Champions. Tetapi Arsenal sangat berpeluang untuk kembali mengulangi hal yang sama seperti tahun 2006.
Dengan kemenangan 1-0 di leg pertama, sepekan lalu, MU sedikit berada di depan. Laga di Emirates Stadium, Rabu (6/5/2009) dinihari WIB, pun diprediksi bakal seru lantaran Arsenal sudah menyatakan akan membalas kekalahan dengan lebih banyak gol.
Namun, Michael Carrick yakin bahwa pengalaman MU di Eropa bakal banyak membantu. Bagi gelandang internasional Inggris ini, semifinal kali ini merupakan yang ketiga untuknya sejak bergabung dari Tottenham Hotspur tahun 2006.
"Anda mendapatkan sedikit pengalaman dan itu jelas sangat membantu, tapi dengan pertandingan hidup-mati besok, siapa tahu, pertandingan ini bisa dimenangi siapa saja. Mereka punya tim yang bagus, tak hanya di lini tengah, tetapi juga secara keseluruhan," ujarnya di situs resmi UEFA.
Lupakan Euforia di Bernebeu
Kubu Barcelona sedang diselimuti suasana bahagia pasca kemenangan besar di Santiago Bernabeu. Namun, mereka diingatkan supaya segera fokus pada laga melawan Chelsea besok malam.
"Kami harus berhenti membicarakan kemenangan 6-2 atas Real Madrid. Itu sudah lewat," tukas bek muda Gerard Pique dalam jumpa pers sebelum pertandingan, seperti dilansir Yahoo Sport, Selasa (5/5/2009).
"Tidak ada untungnya buat kami membicarakan itu terus. Pastinya itu merupakan hasil yang bagus dan kami sudah merayakannya. Namun jika kami tak bisa lolos dari semifinal Rabu nanti, apa yang terjadi Sabtu kemarin akan jadi hal kedua."
"Kita harus tetap berpijak di bumi. Kami punya kapasitas dan kualitas, tapi dalam beberapa tahun terakhir kita sering melihat, tim-tim besar yang tampak mendominasi Spanyol dan sepakbola Eropa berakhir dengan kekecewaan," tutur pemain yang pernah menimba ilmu di Manchester United tersebut.
Barca akan bertanding di London setelah ditahan imbang tanpa gol oleh Chelsea di Nou Camp minggu lalu. Meski bertindak sebagai tim tamu, Pique menegaskan bahwa tidak ada dalam kamus timnya tidak bermain menyerang.
"Yang Barca tahu hanya bermain untuk menang. Itu sebabnya kami akan habis-habisan dan menyerang. Kalau kami bisa mencegah lawan memperoleh banyak sepak pojok, dan menghindari melakukan pelanggaran di areal berbahaya, kami bisa menang," pungkasnya.
Jangan Sampai Kena Kartu, Roo
Manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson mewanti-wanti Wayne Rooney agar jangan sampai mendapatkan kartu pada laga melawan Arsenal, Rabu (6/5/09) dinihari WIB. Pasalnya jika ia sampai terkena kartu, maka ia tidak dapat tampil pada laga final di Roma, kalau MU lolos.
MU melawat ke Emirates Stadium dengan bekal kemenangan 1-0 dari leg pertama. Pada pertemuan leg di Old Traford itu, kedua tim bermain dengan tempo cepat. Saat itu 'Setan Merah' lebih banyak menciptakan peluang dan mendominasi permainan.
Pada leg kedua nanti, Arsenal yang bertindak sebagai tuan rumah diprediksi akan mengambil inisiatif serangan sejak menit awal pertandingan. Hal ini membuat
Feruson mewanti-wanti Rooney agar tak terpancing dengan tensi pertandingan. Pasalnya penyerang yang terkenal emosional ini sudah mengantongi satu kartu kuning, dan satu kartu kuning lagi akan membuatnya terkena suspensi.
Namun pelatih berusia 67 tahun ini percaya sepenuhnya pada Rooney. Ia menganggap bahwa pemain berusia 23 tahun itu sudah cukup dewasa untuk melihat situasi pada laga nanti.
"Dia mengerti hal ini dengan sepenuhnya, dia pemain yang dewasa. Dia perlu untuk tetap disiplin dan pada kebanyakan waktu-waktu sebelumnya dia dapat melakukan hal itu. Saya tidak perlu mengatakan hal ini langsung kepadanya," tukas pelatih asal Skotlandia ini seperti dilansir The Sun.
Namun pelatih berusia 63 tahun ini juga menggarisbawahi tentang Roberto Rosetti, wasit yang akan memimpin laga di Emirates tersebut. Menurutnya sang pengadil di lapangan tidak akan terlalu mudah menghadiahi kartu kepada pemain.
"Wasit dari Italia yang akan memimpin pertandingan ini, Roberto Rosetti, dia mengerti tentang permasalahan serius jika seorang pemain mendapatkan kartu dan tidak dapat bermain di final karenanya."
"Saya memiliki catatan tentang wasit ini, sangat profesional dan cukup toleran. Mereka cukup baik dalam mengendalikan situasi."
Fergie sebelumnya pernah merasakan pemain pilarnya tidak dapat bermain di final Liga Champions. Pada tahun 1999, Roy Keane dan Paul Scholes yang merupakan pilar di lini tengah, tidak dapat bermain di final karena permasalahan yang sama. Namun akhirnya United dapat meraih gelar juara Eropa di musim itu.
Wenger: Bukan Mission Impossible
Tuntutan menang tidak membuat manajer Arsenal Arsene Wenger kecil hati. Menurutnya, tuntutan itu bukanlah misi yang mustahil. Wenger yakin bila anak asuhnya mampu tampil luar biasa, maka tiket ke final ada digenggaman.
Arsenal akan menjamu Manchester United dalam semifinal leg kedua Liga Champions, Rabu (6/5/2009) dengan modal kekalahan 0-1 di leg pertama.
Dalam laga leg pertama, MU tampil dominan. Dari data di situs UEFA, tim asuhan Sir Alex Ferguson mencatat delapan kali tembakan ke arah gawang Manuel Almunia. Sebaliknya, Arsenal hanya satu kali menembak ke gawang MU. The Red Devils pun menguasai pertandingan dengan penguasaan 55% berbanding 45%.
Arsenal pun memiliki sejarah 'buruk' ketika bertemu tim-tim asal Inggris. Namun ini semua bukanlah sebuah hal yang tidak mungkin bagi Wenger. "Tidak ada yang namanya misi mustahil bagi kami. Saya tetap yakin akan hal itu meski MU bisa merobek gawang kami nantinya," tukas manajer asal Prancis itu dikutip dari situs resmi UEFA.
"Saya percaya bahwa anak-anak akan tampil sangat luar biasa dan lolos. Kami bermain di kandang sendiri di mana catatan hasil kandang kami di Liga Champions sangat baik," seru Wenger sembari merujuk pada catatan The Gunners yang 24 pertandingan tak terkalahkan di markas sendiri.
"Buat orang kebanyakan, kami bukanlah favorit. Namun kami yakin kami bisa melakukannya," tutup The Professor.
Selasa, Mei 05, 2009
Bakal Cepat dan Intens
Manchester United memiliki modal keunggulan satu gol kala bertandang ke markas Arsenal pada leg II semifinal Liga Champions. Namun, karena The Gunners tak akan akan menyerah begitu saja, laga pun diprediksi bakal berjalan cepat dan intens.
Sepekan silam di Old Trafford, gol tunggal John O'Shea membawa MU menang 1-0. Meski relatif lebih mendominasi jalannya laga, The Red Devils urung mencetak lebih banyak gol karena gemilangnya penampilan Manuel Almunia di bawah mistar Arsenal.
Di Emirates Stadium, Rabu (6/5/2009) dinihari WIB, MU bertekad untuk mengulangi performa serupa seperti di Theatre of Dreams. Michael Carrick menyebut, kunci untuk memainkan pola yang sama terletak pada kreativitas para gelandang.
"Lini tengah akan menjadi kunci utama. Kita bisa menang atau kalah dari area tersebut. Pekan lalu kami bermain sangat bagus, terutama di babak pertama, dan meraih beberapa hal yang kami targetkan. Saya cukup puas dengan hal itu," ujarnya di situs resmi UEFA.
"Tapi kamu harus tampil segar untuk besok dan melakukan hal yang sama lagi. Kami memiliki tugas untuk dilakukan dan saya yakin ini akan menjadi laga yang intens dan cepat, juga laga yang seru untuk disaksikan," tandasnya.
Arsenal sendiri bertekad untuk mencetak lebih banyak gol guna membalas kekalahan di Old Trafford. Sang kapten, Cesc Fabregas, menyebut timnya memiliki keuntungan lebih besar dengan berlaga di hadapan pendukung sendiri.
"Kami tahu di rumah kami tangguh. Kami akan punya fans di belakang kami, mereka luar biasa dan saya yakin akan itu. Kami hanya harus memainkan permainan kami, percaya diri kami mampu karena saya tahu kami bisa."
Tak Ada Kata Lelah
Setelah bermain habis-habisan melawan Real Madrid, Barcelona menghadapi ujian berikutnya di semifinal Liga Champions kontra Chelsea. Akankah El Barca kelelahan? Tidak!
Barcelona memang menelan Madrid 6-2 di Santiago Bernabeu. Tetapi kekhawatiran mencuat seputar kebugaran pemain mengingat Carles Puyol dkk hanya punya waktu rehat kurang dari empat hari setelahnya.
Partai melawan Madrid berlangsung Sabtu (2/5/2009) dan laga meladeni Chelsea akan digelar Rabu (6/5). Meski begitu, sempitnya waktu rehat pemain tidak membuat cemas pelatih Barcelona, Pep Guardiola.
"Ketika seorang pemain sudah sangat dekat ke Roma (tempat partai final), maka tidak ada itu yang namanya kelelahan," ungkap Guardiola yakin seperti dikutip YahooSports.
Mengenai kualitas permainan, tidak ada keraguan lagi, Barca adalah tim terbaik saat ini. Kemampuan mereka menghajar Madrid di kandang lawan memperlihatkan bahwa Los Azulgrana bisa bermain ganas di manapun.
Tak terkecuali saat harus menghadapi tekanan suporter Chelsea di Stamford Bridge nanti. Main kandang atau tandang, target Guardiola tidak berubah: Barcelona harus menang.
Hasil 0-0 yang didapat di Camp Nou pekan lalu akan coba ditebus. Menang atau seri dengan skor minimal 1-1 akan meloloskan tim Catalunia itu ke laga final di Roma, 27 Mei mendatang.
"Kami akan pergi ke sana untuk menang. Kami akan menyerang dan lolos ke final di Roma. Chelsea tahu itu. Hasil (di leg pertama) itu membantu kami," pungkas Guardiola yakin.
Fergie Incar Serangan Balik
Manchester United berencana memastikan tiket lolos dengan cara bikin gol di kandang Arsenal. Itu akan diretas 'Setan Merah' dengan cara yang tepat: serangan balik.
MU akan menjalani leg dua di Emirates dengan keuggulan tipis 1-0 berkat gol John O'Shea di leg pertama. Dengan keunggulan tipis itu, Cristiano Ronaldo cs belum aman.
Dengan pertemuan kedua dihelat di markas Arsenal, Sir Alex Ferguson yakin kalau tim tuan rumah akan dipaksa menyerang untuk coba menang. Untuk memanfaatkannya, MU akan berusaha lebih mengefektifkan peluang.
"Kami harus ke sana dengan niat bikin gol, saya pikir kami akan mencetaknya, dan penting untuk bisa memberi ancaman. Itu akan bikin kami dalam posisi bagus tapi saya pikir akan sengit. Bakal berjalan menarik," kata Fergie di Reuters, Selasa (5/5/2009).
Beberapa kali MU pernah kecurian kala Fergie menginstruksikan para pemainnya sesegera mungkin menghabisi lawan. Maka dari itu dia kini mengisyaratkan kehati-hatian, sangat mungkin dengan mengedepankan counter attack.
"Serangan balik adalah bagian dari sepakbola modern dan juga sesuatu yang amat berkembang dalam sepakbola Eropa selama enam atau tujuh tahun terakhir."
"Setelah kami juara tahun 1999, kami pernah menggunakannya ketika kami tampil mengecewakan dan harus mengubah cara berpikir. Kami kalah dari PSV Eindhoven dan Anderlecht dan juga di partai lain, semua karena seragan balik. Tapi sudah ada konsistensi bagus dalam beberapa tahun terakhir," ulas Fergie.
Secara khusus, pertandingan melawan Arsenal sendiri dinilai manajer asal Skotlandia itu takkan menghadirkan banyak kejutan karena kedua tim sudah amat saling mengenal di kancah domestik.
"Ada pengetahuan lebih mendalam ketimbang partai Eropa biasa. Kami melihat mereka tiap pekan, berkompetisi tiap musim. Tak ada yang kami tidak tahu tentang mereka dan begitu juga sebaliknya, dan dengan adanya analisa video tak ada lagi yang bisa disembunyikan," demikian Fergie.
Kabar Baik Dari Lini Belakang Setan Merah
Sempat meragukan, Rio Ferdinand dipastikan bugar untuk tampil kala Manchester United dijamu Arsenal. Itu dipastikan langsung oleh Manajer MU Sir Alex Ferguson.
Ferdinand mengalami cedera rusuk dan memar pada paru-parunya dalam kemenangan 1-0 MU atas Arsenal dalam pertemuan pertama mereka di semifinal Liga Champions pertengahan pekan lalu.
Sempat terlihat batuk darah, bek tengah itu akhirnya juga absen di akhir pekan ketika MU menang 2-0 atas Middlesbrough. Namun, Ferdinand sudah kembali berlatih dan Fergie mengonfirmasi kalau dia siap dimainkan, Rabu (6/5/2009) dinihari WIB, lawan Arsenal.
"Rio baik-baik saja. Sangat penting dia ada di sana. Rabu lalu ada kekhawatiran saat dia harus ditarik keluar. Saat seseorang meludahkan darah, Anda risau. Untungnya tak cukup serius sampai-sampai dia harus absen," terang Fergie di AFP.
Berita baik lainnya untuk lini belakang MU adalah bugarnya Patrice Evra. Sebelumnya, bek kiri itu terlihat pincang saat bermain lawan Boro.
Pemain asal Prancis itu memang tak kelihatan berlatih bersama rekan-rekanya pada hari Senin, tapi Fergie menjamin itu cuma karena berjaga-jaga saja.
"Dia akan baik-baik saja. Semua orang bugar. Kami puas semuanya beres. Dalam partai penting seperti di hari Selasa, Anda ingin semua pemain siap," demikian Fergie.
'Tertinggal Satu Gol, Arsenal Bisa Balas Dua'
Keunggulan Manchester United atas Arsenal di leg pertama tak bikin takut Cesc Fabregas. Karena MU cuma unggul 1-0, sang kapten Arsenal yakin timnya bahkan bisa bikin dua gol sebagai balasan.
Pada pertemuan pertama di Old Trafford, 'Setan Merah' menang tipis berkat gol tunggal John O'Shea. Apapun, sebiji gol itu tetap bikin MU diunggulkan.
Akan tetapi, jangan buru-buru mencoret Arsenal karena mereka akan gantian jadi tuan rumah di leg kedua. Fabregas yakin ketertinggalan satu gol bukanlah perkara besar buat timnya.
"Kedudukan 1-0, bukan 4-0. Di Liga Champions apapun bisa terjadi. Kami bisa bikin dua gol lawan MU, karena kami sudah melihatnya di dua atau tiga musim terakhir," tegas Fabregas di Sport.co.uk.
Kenyataan bahwa di leg kedua yang menentukan ini partai akan dimainkan di Emirates kandang Arsenal pun kian menjadikan Fabregas percaya diri. Dia yakin langkah timnya akan bisa lebih mantap berkat dukungan fans.
"Kami tahu di rumah kami tangguh. Kami akan punya fans di belakang kami, mereka luar biasa dan saya yakin akan itu. Kami hanya harus memainkan permainan kami, percaya diri kami mampu karena saya tahu kami bisa."
"Mari fokus kepada permainan kami sendiri, bersikap positif dan maju. Sebagai tim kami kuat, kompak, jangan biarkan mereka bisa menampilkan permainan mereka dan berikan mereka tekanan, maka saya yakin kami punya peluang besar maju," seru Fabregas.
Van Persie dan Silvestre Kembali
Arsenal mendapat suntikan tenaga berharga saat bersiap menghadapi Manchester United di semifinal kedua Liga Champions. Robin van Persie dan Mickael Sivlestre pulih dari cedera.
Van Persie sudah berlatih pada Senin (4/5/2009). Sebelumnya, penyerang Belanda itu cedera di partai semifinal Piala FA menghadapi Chelsea dan selanjutnya absen di empat laga The Gunners.
"Robin van Persie bisa bermain dan sudah kembali bersama skuad," ungkap manajer Arsenal Arsene Wenger seperti dikutip AFP. "Anda pasti ingin pemain seperti dia bisa bermain."
Van Persie akan dipasangkan dengan Emmanuel Adebayor di lini depan Arsenal. Pasukan Wenger berkewajiban menang dengan selisih dua gol karena mereka kalah 0-1 di semifinal pertama.
"Van Persie memberikan saya kesempatan untuk membuat pilihan dalam menentukan skuad kami," imbuh Wenger lagi tentang partai yang akan digelar di Emirates Stadium, Rabu (6/5/2009) dinihari WIB itu.
Sementara Silvestre juga sudah kembali berlatih setelah sembuh dari cedera pangkal pahanya. Keberadaan Silvestre akan menambah kekuatan di lini belakang The North Londoners.
Senin, Mei 04, 2009
Duel Otak vs Otot
Seni sepakbola menyerang nan atraktif milik Barcelona berhasil diredam permainan fisik bertahan punya Chelsea. Karena otak lebih baik dari otot, maka Daniel Alves yakin The Catalans bakal lolos ke final.
"Tentunya kami berharap Chelsea akan bermain lebih menyerang. Tapi taktik yang mereka peragakan di pertemuan pertama tidaklah mengejutkan," ungkap Daniel Alves jelang pertemuan kedua Chelsea kontra Barca seperti diberitakan Telegraph.
Bersama Pep Guardiola, Barca mempertahankan sepakbola menyerang nan atraktif yang sebelumnya digarap Frank Rijkaard. Pep malah terhitung lebih sukses lagi karena lini depan Barca makin mengerikan musim ini dengan rata-rata gol per pertandingan di La Liga mencapai angka 2,9.
Karena keindahan permainan yang diperagakan, banyak yang menyebut permainan Barca adalah sebuah seni. Sesuatu yang sangat bertentangan dengan permainan Chelsea yang mengandalkan kekuatan fisik pemainnya saat membangun pertahanan, utamanya dalam laga leg pertama pekan kemarin.
"Bagaimanapun kami percaya kalau Anda bisa mengalahkan kekuatan fisik dengan kecerdasan, karena itulah yang akan kami lakukan saat menghadapi Chelsea dan Arsenal atau Manchester United di final. Kami ingin memastikan tak ada all-English final, tak kemenangan Inggris di Roma. Kami akan menggunakan kecerdasan kami untuk mengalahkan kekuatan mereka. Pikiran akan menguasai tubuh," pungkas mantan pemain Sevilla itu.
Mau Menang, Chelsea Pilih Bertahan
Kemenangan jadi harga mati buat Chelsea untuk bisa lolos ke final Liga Champions. Tapi sadar Barcelona terlalu berbahaya jika bermain terbuka, The Blues mengindikasikan akan tetap bertahan.
Meski kemudian banyak dikritik karena menampilkan permainan bertahan, hasil 0-0 di Nou Camp tetap sebuah prestasi buat Chelsea. Meladeni permainan menyerang yang diperagakan Lionel Messi cs, Guus Hiddink tan punya pilihan lain di samping menumpuk pemain di daerah pertahanan sendiri.
Taktik tersebut terbukti efektif, pemain Barca tidak dapat banyak berbuat di gawang Chelsea. Bahkan, motor serangan Barca, Lionel Messi, berhasil dimatikan dan tak mampu mengeksploitasi barisan pertahanan "Si Biru", sebagaimana dia lakukan tiga hari kemudian terhadap Real Madrid.
Dengan hasil 0-0 di leg pertama, Chelsea tak punya pilihan lain kecuali menang di Stamford Bridge, Kamis (7/5/2009). Kondisi tersebut paling mungkin terjadi jika tampil terbuka dan bermain menyerang, meski Florent Malouda menyebut kemenangan tetap mungkin diraih dengan tetap bertahan.
"Cara terbaik untuk mepersiapkan diri untuk melawan Barcelona adalah dengan kemenangan di kandang. Karena inilah yang akan kami lakukan Rabu besok," tukas winger asal perancis ini di situs resmi Chelsea.
"Kami harus mempertahankan disiplin permainan yang kami peragakan di Camp Nou. Bertahan dengan sempurna dan setelah itu lebih efisien di depan gawang. Jangan beri mereka ruang, bermain dengan sangat rapat,"pungkasnya.
Akhir pekan lalu saat menundukkan Fulham dengan 3-1, lini belakang Chelsea masih terhitung rawan karena tim tamu berhasil melesakkan satu gol di menit empat. Kondisi yang disadari benar oleh Hiddink dan tentunya harus banyak dia perbaiki demi meraih tiket ke Roma.
Messi Siap Madrid-kan Chelsea
Rasa percaya diri Barcelona sedang tinggi setelah memenangi laga El Clasico. Lionel Messi pun menyatakan keyakinannya mengalahkan Chelsea seperti mereka menaklukkan Real Madrid.
Barca baru saja menuai kemenangan besar 6-2 atas musuh besarnya, Real Madrid, Sabtu kemarin. Kemenangan tersebut membuat anak-anak Catalan memimpin tujuh poin di klasemen La Liga yang nyaris rampung.
Kemenangan itu tentu saja menjadi modal besar pula bagi Barca untuk bertandang ke Stamford Bridge, Kamis (6/5/2009) dinihari WIB. Messi, yang dua kali menjebol gawang Madrid, mengaku siap melakukan hal yang sama menghadapi Chelsea.
"Kami akan melakukan cara yang sama menghadapi Chelsea, seperti yang kami lakukan saat melawan Madrid, dan kami akan bermain seperti itu. Kami akan memiliki banyak peluang," ungkap Messi seperti dilansir Sporting Life.
Kedua tim masih punya peluang sama setelah di leg pertama bermain imbang tanpa gol. Meskipun kali ini Chelsea bermain di depan pendukungnya, namun messi tetap yakin bahwa mereka akan lolos ke final.
"Jika kami melakukan seperti Sabtu kemarin, maka kami akan mencetak gol dan lolos. Ini sebuah dorongan yang besar. Kami menuju London dengan semangat besar dan keinginan untuk bertarung dengan keyakinan kami akan lolos," ujarnya.
Barca Bikin Hiddink Susah Tidur
Kehebatan Barcelona membuat Guus Hiddink susah tidur ternyata bukan sekedar ungkapan karena meneer Belanda itu benar-benar dibuat pusing. Dia bahkan mengaku tidur sambil membawa kertas dan pensil.
Tengah pekan kemarin Hiddink memang berhasil meredam Barca di Nou Camp setelah membawa pulang hasil 0-0. Sebuah cerita sukses yang kemudian dapat banyak cibiran karena dianggap bermain negatif.
Namun opsi yang sama bisa jadi bukan pilihan yang bijak saat gantian berlaga di kandang sendir. Menang jadi kewajiban untuk lolos ke final untuk kali kedua secara beruntun, tapi itu juga menjadi dilema jika melihat hasil pertandingan Barca akhir pekan kemarin.
Barcelona musim ini mengguncang eropa dengan sepakbola menyerangnya yang atraktif. Namun kemenangan 6-2 atas Real Madrid di Santiago Bernabeu menumbuhkan semacam kengerian terhadap Lionel Messi cs. Sesuatu yang kini dirasakan oleh Hiddink.
"Saya tidur dengan membawa pensil dan kertas yang saya letakkan di sebelah saya. Saya sudah melakukannya minggu ini. Saya tak bisa tidur setelah pertandingan pertama dengan Barcelona jadi saya menulis di meja dekat saya. Itu terus-menerus melintas di pikiran saya, memikirkan beberapa opsi yang akan digunakan dalam latihan," ungkap Hiddink di Timesonline.
Pelatih sementara The Blues itu sempat melakukan eksperimen saat menundukkan Fulham akhir pekan kemarin dengan menggunakan formasi berlian, meski untuk laga kontra Barca pada Kamis (7/5/2009) nanti diyakini akan memilih 4-2-3-1.
"Saya memikirkan soal formasi yang berbeda, saya suka dengan tim yang fleksibel. Saya tak mau mereka terkejut karena kami memainkan dua striker bersamaan dan bertanya pada saya 'bagaimana kita melakukannya?' Kami harus menggunakan beberapa prinsip dan berlatih dengan hal itu. Saya tak ingin mereka panik. Itu akan menjadi pertandingan yang sulit, jujur saja," pungkas Hiddink.
Giggs: Ulangi Performa di Old Trafford
Ryan Giggs yakin Manchester United akan lolos ke final Liga Champions. Namun syaratnya skuadnya bisa mengulangi performa babak pertama saat di Old Trafford.
MU telah mengantongi kemenangan 1-0 atas Arsenal di leg pertama semifinal di Old Trafford. Meski demikian, peluang The Gunners untuk bisa lolos ke final juga masih tetap terbuka.
Apalagi Arsenal akan bermain di depan para pendukungnya di Emirates, Rabu (5/5/2009) dinihari WIB. Giggs pun tahu bahwa Arsenal akan sulit dikalahkan di kandang mereka.
Namun, winger veteran ini yakin hal itu bisa di atasi MU. "Jika kami bermain dengan kemampuan dengan babak pertama pekan kami kami tak akan punya masalah," ujarnya seperti dilansir Sporting Life.
"Arsenal adalah tim top dan mereka mampu mencetak gol dan kami tidak akan meragukan bagaimana sulitnya pertandingan ini. Namun performa kami di Eropa luar biasa dan kami di posisi yang bagus," tegas Giggs.
Meski demikian, Giggs tetap tahu bahwa para pemain Arsenal tetap mampu menghadirkan ancaman. "Mereka banyak memiliki pemenang pertandingan Fabregas, Adebayor, Walcott, Van Persie, jika dia fit," ujarnya.
"Ancaman itu jelas ada, sebab itu Anda harus mencoba mencoba dan meredamnnya. Tapi kami harus mencoba dan memastikan otoritas kami di pertandingan karena kami punya pemain yang luar biasa," tegas Giggs.
Menjadikan Bridge Seperti Bernabeu
Barcelona punya segala hak untuk menjadi optimis jelang lawatan mereka ke Chelsea. Jika Santiago Bernabeu bisa diluluhlantakkan, tengah pekan ini gantian Stamford Bridge bakal dibuat tak berdaya. Bisakah?
Hingga kini, skuad Barca mungkin masih merayakan dengan rasa tidak percaya kemenangan 6-2 yang mereka raih saat bertandang ke Real Madrid akhir pekan kemarin. Diprediksi akan mendapat perlawanan sengit dari Los Merengues, Andres Iniesta cs tampil luar biasa untuk kemudian pulang membawa rekor kemenangan terbesar di Santiago Bernabeu.
Sukses tersebut tak urung membuat punggawa Barca punya keyakinan tinggi saat harus menjalani tantangan lain tengah pekan ini. Setelah cuma bermain imbang 0-0 di leg pertama, upaya meraih tiket ke final Liga Champions akan berlanjut midweek ini di Stamford Bridge menghadapi Chelsea.
Masih teringat kekesalan Pep Guardiola yang mengkritik permainan negatif The Blues pekan kemarin. Namun karena "Si Biru" diprediksi tak akan lagi bermain defensif, keyakinan untuk bisa menjadikan Bridge seperti Bernabeu ada di dalam diri punggawa klub Catalan.
"Menghadapi Chelsea kami harus kembali memiliki pertandingan yang luar biasa. Kami adalah tim yang harus dikalahkan. Setelah ketinggalan 1-0 (lewat gol Gonzalo Higuain) kami tak tahu bagaimana pertandingan akan berakhir. Jadi kami harus bertarung, dan harus lebih keras lagi karena tidak sedang berada di rumah," ungkap Henry di Telegraph.
Komentar senada diutarakan Gerard Pique. Pencetak gol terakhir Barca ke gawang Madrid itu punya harapan besar kalau apa yang terjadi di Santiago Bernabeu akan terulang di Stamford Bridge.
"Kami akan menghadapi Chelsea untuk mencari kemenangan, seperti yang kami kemarin lakukan. Itu merupakan satu-satunya cara yang kami tahu," tegas bek tengah kelahiran Catalan itu.
Mimpi Buruk Jilid II Buat MU
Manuel Almunia jadi mimpi buruk Manchester United meski menang 1-0 pada leg pertama. Di Emirates Stadium, "Setan Merah" bisa kedatangan mimpi buruk yang lain karena di sana gawang The Gunners masih perawan.
"Itu akan menjadi pertandingan yang ketat, tapi tentu saja kami mumngkin mencetak dua gol dan tidak kemasukan – Kenapa tidak?" sahut Kolo Toure penuh keyakinan jelang menjamu Manchester United, Rabu (6/5/2009) dinihari WIB.
Keunggulan dua gol tanpa balas, atau kelipatannya, akan menjadi syarat buat Arsenal untuk lolos ke final Liga Champions. Perjuangan yang pastinya sulit meski peluang meraihnya masih terbuka lebar.
Seperti telah diberitakan sebelumnya, Arsenal punya rekor pertahanan yang sangat bagus di kandang karena mereka belum sekalipun kebobolan di waktu normal sepanjang Liga Champions musim ini. Jika melihat betapa frustasinya "Setan Merah" menaklukkan Almunia pekan kemarin, tengah pekan ini tingkat kesulitannya bisa bertambah dua kali lipat.
Sebelumnya berturut-turut, anak asuh Arsene Wenger menang atas FC Porto (4-0), main imbang dengan Fenerbahce (0-0), serta menundukkan Dinamo Kiev 1-0.
Memasuki babak knock out catatan tersebut tak berubah. Setelah kemenangan 1-0 atas AS Roma, gantian Villareal dikalahkan tanpa ampun. "Kapal Selam Kuning" ditenggelamkan dengan skor mencolok 3-0.
Arsenal bahkan punya rekor yang tak kalah fantastis di kandangnya sendiri setelah tak terkalahkan dalam 24 pertandingan Liga Champions. Klub terakhir yang menundukkan The Gunners di kandangnya sendiri adalah Chelsea saat keduanya berhadapan di Highbury tahun 2004.
Makin membuat kubu "Gudang Peluru" punya kepercayaan diri tinggi adalah kemenangan 2-1 yang mereka raih di putaran pertama Premiership. "Kami sudah pernah mengalahkan MU musim ini dan itu mendatangkan keyakinan pada kami," sambung dia.
Meski begitu, pesepakbola asal Pantai Gading itu tetap enggan memasang target tinggi untuk laga tersebut. Sadar lawan yang akan dihadapi adalah sang juara bertahan dan kini berstatsus kandidat kuat juara Liga Inggris, lini pertahanan disebutnya harus banyak diperbaiki untuk bisa mesukseskan target pergi ke Roma untuk menjalani laga final.
"Itu akan seperti final dan kami akan memberikan segalanya. Tentu saja MU menjadi favorit, itu sudah jelas – mereka bisa mencetak dua gol dengan mudah, jadi kami harusbertahan dengan lebih baik," pungkas defender 28 tahun itu.
MU Bidik Rekor Tak Terkalahkan
Manchester United masih pantas untuk mempertahankan gelar Liga Champions. Mereka pun telah siap mengantongi beberapa rekor Eropa saat laga melawan Arsenal.
MU sedang bersiap bertandang ke Emirates menghadapi Arsenal, Rabu (5/5/2009) dinihari WIB. Bukan hanya kemenangan yang kini dilirik oleh MU namun rekor juga telah menunggu skuad besutan Alex Ferguson.
Jika MU seri atau menang atas The Gunnners, maka mereka akan lolos ke final. 'Setan Merah' juga akan mencatat rekor Eropa yaitu 24 kali pertandingan tidak terkalahkan.
Mereka pun akan mencatat rekor lain yaitu bermain 151 pertandingan dan 79 kali kemenangan di Liga Champions. MU juga hanya kemasukan satu gol tujuh di laga tandang terakhir di Liga Champion .
Lini depan MU cukup tajam jika menghadapi sesama klub Liga Inggris. Mereka tak pernah gagal mencetak gol menghadapi klub Inggris lainnya di pentas Eropa lebih dari 45 tahun ini.
Terakhir saat mereka kalah 0-2 atas Tottenham Hotspur di London pada Piala Winners 1963-64. Jadi tidak salah jika MU memang pantas diunggulkan dalam laga semifinal Liga Champions ini.
Arsenal Sulit Lewati Tim Sesama Inggris
Tak akan mudah bagi Arsenal untuk bisa melewati Manchester United guna ke final Liga Champions. Fakta dan data di pentas Eropa tampaknya tidak menguntungkan The Gunners.
Arsenal sementara dalam posisi tertinggal 0-1 dari MU di leg pertama semifinal. Kini skuad besutan Arsene Wenger ini bertindak sebagai tuan rumah menjamu MU di Emirates, pada laga penting, Rabu (5/5/2009) dinihari WIB.
Meski demikian, tetap tidak akan mudah bagi 'Gudang Peluru' untuk bisa melewati hadangan MU dan lolos ke final. Arsenal punya catatan yang kurang menguntungkan jika menghadapi sesama klub Liga Inggris di pentas Eropa .
Mereka tak pernah menang dari sesama klub Inggris di Eropa. Mereka kalah 3-5 dari Liverpool di musim lalu di babak perempat final. Di putaran yang sama musim 2003-2004, setelah sempat seri 1-1 dengan Chelsea di leg pertama, akhirnya kalah di leg selanjutnya 3-2.
Namun, Arsenal cukup tangguh jika bermain di kandang sendiri. Mereka belum pernah kemasukan dalam enam pertandingan di kandang sendiri dan hanya dua kali kemasukan gol dalam 12 kali kali pertandingan di depan pendukungnya sendiri.
Sementara striker Emmanuel Adebayor merupakan pemain yang pantas diwaspadai oleh para pemain belakang MU. Striker asal Togo ini cukup subur di Liga Champions dengan mencetak delapan gol dari sembilan pertandingan terakhir.
Wenger Ingin Nikmati Pertandingan
Arsene Wenger tak ingin skuadnya terbebani saat menghadapi Manchester United di leg kedua semifinal Liga Champions. Ia meminta Cesc Fabregas dkk menikmati saja pertandingan tersebut.
The Gunners memang dalam posisi tertinggal 0-1 dari MU dari ertemuan pertama di Old Trafford pekan lalu. Mereka akan mencoba membalasnya saat menjamu 'Setan Merah' di di Emirates Stadium, Rabu (5/5/2009) dinihari WIB
Arsenal juga sedang dalam kepercayaan diri yang tinggi setelah di Liga Inggris akhir pekan kemarin berhasil mengatasi Portsmouth 3-0. Hampir dipastikan mereka finish di posisi empat besar di Liga Inggris dan tampil lagi di Liga Champions musim depan.
Terkait MU, Wenger tahu bahwa timnya bisa berada dalam tekanan karena menjadi tuan rumah dalam keadaan tertinggl. Supaya tidak tegang, ia ingin anak-anak buahnya bermain wajar dan mencoba enjoy.
"Menikmati sepakbola adalah yang pertama, tak masalah Anda di level apa. Anda hanya dapat bermain dengan baik jika Anda menikmati apa yang Anda lakukan, menikmati level pertandingan dan menikmati yang kita sukai," ungkap Wenger seperti dilansir Sporting Life.
Wenger pun tahu bahwa pertandingan ini akan lebih sulit dibanding laga-laga sebelumnya karena sudah mendekati final. Justru itulah dia berharap pasukannya memberikan perlawanan yang lebih besar dari sebelumnya untuk meraih kemenangan.
"Kami tak akan menang dengan 11 pemain. Anda bisa menang dengan 14 pemain. Tak masalah siapa yang akan dimainkan, yang terpenting adalah setiap orang fokus bahwa mereka dapat datang dan membantu tim lolos ke final," tukas sang 'Profesor'.
Mourinho Komentari MU dan Chelsea
Jose Mourinho membuat prediksi tentang dua klub Inggris yang masih bertahan di Liga Champions. Ia bilang, Manchester United takkan juara, tapi Chelsea pun tidak eksplisit ia ramal begitu.
Prediksi itu dilontarkan Mourinho dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Sky Italia akhir pekan ini, menjelang leg kedua babak semifinal Liga Champions minggu ini, di mana MU akan bertandang ke markas Arsenal dan Chelsea menjamu Barcelona di London.
"Saya yakin 100 persen MU akan lolos (ke final)," demikian ia memulai. "Tapi yang akan keluar sebagai juara adalah yang memenangi partai semifinal satunya lagi (Chelsea vs Barcelona)."
Tentang Chelsea yang notabene mantan klubnya, orang The Special One mengomentari laga terakhir The Blues saat menaham Los Blaugrana 0-0 di Nou Camp, yang mana skuad Guus Hiddink bermain defensif atau bahkan antisepakbola.
"Chelsea itu bekas timku. Sulit buatku membahas soal ini," ujarnya orang Portugal tersebut.
"Secara fisik mereka adalah yang terkuat di dunia, merasa sangat nyaman bertahan di belakangan dan tidak melakukan apa-apa untuk mencari gol di Barcelona. Tapi kelihatannya mereka bisa berjam-jam melakukan itu dan tidak kebobolan."
"(Dengan kemenangan 6-2 atas Real Madrid hari Sabtu malam) Barcelona terbukti bisa melakukan apapun di luar kandangnya dengan ruang lebih besar. Tapi Chelsea pun bisa sangat berbahaya dari permainan yang terancang," imbuh Mourinho.
Arsenal versus MU akan digelar hari Selasa malam atau Rabu (6/5/2009) dinihari WIB, sehari sebelum Chelsea bertarung melawan El Barca.
Bosingwa Ingin Matikan Messi Lagi
Tidak bermain di posisi alamiah tidak jadi soal, asalkan berhasil dalam tugasnya. Merasa sukses mematikan Lionel Messi di Nou Camp, Jose Bosingwa ingin melakukannya lagi di Stamford Bridge.
Saat Chelsea bertandang ke Catalan pertengahan pekan lalu, di leg pertama babak semifinal Liga Champions, Bosingwa difungsikan sebagai bek kiri, menyusul absennya Ashley Cola karena akumulasi kartu kuning.
Pelatih Guus Hiddink memberinya tugas khusus untuk menjaga pergerakan Messi yang biasa beroperasi di sayap kanan Barca. Hasilnya, Messi mati kutu dan tak bisa berbuat banyak. Laga itu berakhir imbang tanpa gol 0-0.
"Kunci mematikan Messi? Aku mempelajari pergerakannya sepanjang hari lewat video. Dan aku telah memperlihatkan ke orang-orang bahwa Anda pun bisa menghentikan dia tanpa harus menendang dia," tutur Bosingwa dalam Sunday Mirror.
Meski begitu, pemain internasional Portugal itu tetap merendah dengan mengatakan dirinya bukan pahlawan. "Aku cuma mengerjakan apa yang ditugaskan kepadaku."
Hari Rabu depan Hiddink sudah bisa memakai tenaga Cole karena sudah terbebas dari hukumannya. Kendati demikian Bosingwa tetap bersemangat jika mengawal Messi kembali diserahkan padanya.
"Kalau dapat tugas yang sama di London, aku akan mengulangi pekerjaan itu," tandasnya. "Bermain sebagai bek kiri memang tak biasa buatku. Tapi aku senang dengan hasil pekerjaanku."
Fergie: Chelsea Bisa Hentikan Barca
Barcelona kembali memukau dunia berkat kemenangan besar 6-2 atas Real Madrid di Liga Spanyol pekan ini. Tapi jika menghadapi Chelsea, Sir Alex Ferguson tidak menjagokan mereka.
El Barca menghantam Madrid di Santiago Bernabeu hari Minggu (3/5/2009) dinihari WIB, atau menjelang pertemuan kedua mereka dengan Chelsea di babak semifinal Liga Champions.
Ditahan 0-0 di leg pertama di Nou Camp, hari Rabu mendatang Lionel Messi dkk akan menjadi tamu di Stamford Bridge.
Berbicara kepada The Observer, Ferguson sang manajer Manchester United lebih memfavoritkan The Blues ketimbang Los Blaugrana. Alasannya, Barca kehilangan dua pemain bertahan utamanya. Carles Puyol terkena akumulasi kartu kuning, Rafael Marquez cedera.
"Saya pikir Chelsea akan lolos. Mereka dalam posisi menguntungkan," ujarnya. "Barcelona memang tim yang berbahaya di rumahnya. Tapi, kehilangan dua bek membuat mereka rapuh untuk leg tandang."
Apakah ini berarti Sir Alex lebih takut Barca ketimbang Chelsea, seandainya MU pun lolos ke final?
"Saya tak peduli siapa lawan kami di final. Bahkan kami pun belum lolos. Kalau masuk final, baru saya akan merasa senang," tukas Fergie.
MU akan menjadi tamu di Emirates Stadium di leg kedua pertempurannya dengan Arsenal. Di pertandingan pertama anak-anak "Setan Merah" menang tipis 1-0 lewat gol tunggal John O'Shea.
Fergie: Evans Cukup untuk Gantikan Rio
Sir Alex Ferguson sempat memastikan kalau Rio Ferdinand sudah akan berlatih pada Senin besok. Tapi kalaupun dia tak bisa dimainkan kontra Arsenal, Manchester United tak perlu khawatir karena Jonny Evans.
Ferdinand mengalami cedera jelang berakhirnya laga dengan Arsenal di leg pertama semifinal Liga Champions tengah pekan kemarin. Setelah menjalani pemeriksaan dan dipastikan tak mengalami cedera parah, palang pintu 30 tahun itu sempat disebutkan akan kembali berlatih pada awal pekan ini dan diyakini akan tampil saat MU harus bertandang ke Arsenal.
Tapi kalaupun mantan pemain Leeds United itu absen saat menjalani leg kedua, Fergie meminta fans The Red Devils tak terlalu khawatir karena dia sudah punya pelapis yang tak kalah bagus dalam diri Jonny Evans.
"Dia punya tempramen yang dibutuhkan dan kemampuan yang hebat. Dia menjalani musim yang fantastis bersama kami. Dia bermain lebih dari 20 pertandingan dan juga di level internasional bersama Irlandia Utara, baik di sisi kiri maupun di tengah. Itu semua merupakan perisapan yang cukup untuk pertandingan besar, jadi dia akan bisa melakukannya," ungkap Fergie usai mengantar MU menang 2-0 atas Middlesbrough.
Meski masih 21 tahun, Evans sudah beberapa kali dipercaya Fergie turun di partai-partai penting. Evans sempat dimainkan Fergie saat menghadapi Inter Milan dan Chelsea musim ini dan tampil cukup baik untuk membuat gawang MU bebas dari gol, meski dia sempat juga tampil tak meyakinkan kala menghadapi Aston Villa dan Porto.
MU mungkin benar-benar tak harus khawatir jika Rio tak main di Emirates Stadium. Statistik sepanjang musim ini menyebut kalau MU tak pernah kalah jika palang pintu utamanya itu tidak dimainkan. Demikian diberitakan Dailymail.
Ferdinand tercatat 11 kali tak memperkuat MU di sepanjang musim ini, dari jumlah tersebut 10 di antaranya berakhir dengan kemenangan sementara satu sisanya berkesudahan imbang dengan jumlah gol yang bersarang di gawang MU sebanyak lima.
Ballack Balas Sindir Barca
Terkait dengan kritik Barcelona terhadap permainan Chelsea dan kinerja wasit, Michael Ballack balas menyindir Azulgrana. Menurut Ballack, komentar pedas Barca terkait dengan kegagalan mereka meraih yang diinginkan.
Barcelona ditahan imbang Chelsea tanpa gol dalam semifinal Liga Champions yang digelar tengah pekan silam. Pasca laga itu, kubu Catalan mengkritik Tim London Barat memainkan sepak bola negatif dan kinerja wasit yang dinilai terlalu memihak Chelsea.
Mendengar itu semua, Ballack balas menyindir tim asal Catalan tersebut. "Faktanya, ini merupakan pertandingan di mana pembicaraan soal wasit adalah hal yang tidak penting. Ini merupakan reaksi dari mereka yang gagal meraih hasil yang diinginkan," tukas Ballack seperti dikutip dari Goal.
Ballack pun menilai hal yang diributkan oleh kubu Barcelona tidaklah relevan. "Wasit telah menjalankan tugas dengan baik. Ini sepak bola dan para pemain Barcelona seharusnya tahu," ujar Ballack soal wasit.
Bagaimana soal strategi Chelsea yang menerapkan permainan bertahan? "Ketika melawan Barcelona, kami harus turun dengan gaya yang berbeda dibanding melawan Liverpool. Ini bagian dari taktik kami," tukas eks pemain Bayer Leverkusen dan Bayer Munich ini.
"Mungkin Barcelona berharap kami tampil menekan. Namun itu tidak terjadi dan Barcelona berpendapat bahwa hal ini tidak adil," pungkas kapten tim nasional Jerman tersebut.
AZ Tepis Van Gaal ke Bayern
Nama Louis van Gaal masuk sebagai salah satu kandidat pelatih Bayern Munich. AZ Alkmaar, majikan Van Gaal sekarang, buru-buru menepis kemungkinan Van Gaal digaet Bayern.
Van Gaal menjadi salah satu calon pelatih Bayern menggantikan caretaker Jupp Heynckes. Van Gaal menjadi figur kesekian yang jadi kandidat selain Martin Jol, Roberto Mancini, Frank Rijkaard dll.
Presiden AZ Dirk Scheringa menepis spekulasi kepergian pelatih yang baru mengantar klub kota Alkmaar itu menjadi juara Liga Belanda. Pasalnya, kontrak Van Gaal baru kadaluarsa setahun lagi.
"Louis berada di bawah kontrak hingga 2010. Kepergiannya menuju klub lain berstatus tidak bisa dinegosiasikan," ujar Scheringa kepada Sportweek yang dikutip AFP.
"Saya tidak khawatir pada apapun karena Van Gaal adalah seorang pria yang berprinsip, yang selalu menghargai kontraknya. Kami pun belum dikontak oleh Bayern," lanjut Scheringa.
Ketertarikan Bayern kepada Van Gaal diungkapkan manajernya, Uli Hoeness. Menurut Hoeness, pelatih berusia 57 tahun itu akan diikat The Bavarians dengan kontrak berdurasi dua atau tiga tahun.
Scheringa lagi-lagi menepis kabar itu seraya mengutarakan mimpinya melihat AZ dibimbing Van Gaal berkompetisi di pelataran Eropa. "Kami ingin bermain di Liga Champions bersama Van Gaal," pungkas dia.
HSV & Hertha Berbagi Angka
HSV gagal memperbaiki posisi di klasemen setelah ditahan imbang 1-1 oleh tim papan atas lain, Hertha Berlin. HSV kini ada di posisi lima, tertinggal satu angka dari Hertha di peringkat tiga.
Dalam pertandingan di HSH Nordbank Arena, Minggu (3/5/2009), tuan rumah unggul cepat. Marcell Jansen berhasil memanfaatkan umpan Ivica Olic di menit ke-8 untuk bikin skor jadi 1-0.
Di babak kedua, Hertha menyamakan angka. Dari sodoran bola Marko Pantelic, Gojko Kacar melepaskan tembakan voli yang mengubah kedudukan jadi 1-1 pada menit ke-66 dan tak berubah sampai akhir pertandingan.
Hasil ini bikin kedua tim tak mampu memperbaiki posisi masing-masing di papan klasemen. Hertha punya poin 56, tertinggal satu angka dari Bayern Munich yang ada di tempat kedua, dan empat angka dari Vfl Wolfsburg. Sementara HSV mengantongi 55 angka.
Di pertandingan lain, FC Koeln memetik angka maksimal di markasnya sendiri, RheinEnergie Stadion, ketika menjamu Werder Bremen. Kemenangan dipastikan oleh gol tunggal Milivoje Novakovic.
Van Gaal Masuk Radar Bayern
Bertambah lagi satu kandidat pelatih Bayern Munich musim depan. Nama terbaru yang masuk bidikan The Bavarians adalah pelatih asal Belanda, Louis van Gaal.
"Van Gaal adalah salah satu kandidat yang menarik perhatian kami," ujar manajer Bayern Uli Hoeness kepada Sueddeutsche Zeitung seperti dikabarkan AFP.
Nama Van Gaal melengkapi sederet kandidat lain yang sudah lebih dahulu diberitakan akan melatih Bayern. Beberapa di antaranya adalah Roberto Mancini, Martin Jol dan Frank Rijkaard.
Bayern membutuhkan seorang pelatih baru untuk menggantikan Jupp Heynckes yang hanya akan bertugas hingga akhir musim ini. Heynckes sendiri mengisi posisi lowong setelah Juergen Klinsmann dipecat.
Van Gaal masuk radar Bayern berkat prestasinya bersama AZ Alkmaaar. Tim ini sukses meruntuhkan dominasi klub-klub besar dengan menjadi juara Liga Belanda. Hal lain, pelatih 57 tahun itu juga telah berpengalaman membesut klub besar seperti Ajax Amsterdam dan Barcelona.
Munculnya nama-nama pelatih asal Belanda selaras dengan niat Bayern untuk mencari der trainer yang fasih berbahasa Jerman. Berdasarkan kedekatan geografis dan budaya, lebih dari separuh orang Belanda bisa berbahasa Jerman.
"Akan jadi hambatan besar bila pelatih harus mengutarakan idenya melalui seorang penerjemah. Ada beberapa pengecualian seperti Rafa Benitez di Liverpool. Itu akan membuat Anda berpikir ulang, tetapi dia tidak mungkin (dikontrak)," tegas Hoeness.
Hat-trick Dzeko Kokohkan Wolfsburg
Vfl Wolfsburg mempertahankan posisi teratas Bundesliga berkat kemenangan 4-0 atas Hoffenheim. Edin Dzeko menjadi pahlawan Wolfsburg kali ini dengan hat-tricknya.
Dalam laga yang digelar di Volkswagen Arena, Sabtu (2/5/2009), Dzeko memborong seluruh golnya di babak kedua. Satu gol sisanya diceploskan oleh penyerang asal Brasil, Grafite.
Setelah bermain imbang tanpa gol di babak pertama, Wolfsburg membuka keunggulan di menit 66. Dengan kaki kirinya, Dzeko menjebol gawang Hoffe yang dijaga Timo Hildebrand.
Menit 74, Dzeko mencetak gol keduanya. Menyambar umpan silang Grafite, penyerang berpaspor Bosnia itu menendang bola dengan kaki kanannya dari jarak sangat dekat. 2-0 Wolfsburg unggul.
Hanya butuh empat menit bagi Dzeko untuk melengkapi hat-tricknya. Kembali umpang crossing Grafite sukses dimaksimalkan Dzeko untuk menjadikan Wolfsburg tak terkejar dengan skor 3-0.
Semenit sebelum bubaran, Wolfsburg mendapat hadiah penalti setelah Andreas Beck menjatuhkan Marcel Schaefer di kotak terlarang. Beck sendiri juga dikartumerah akibat sudah mendapat dua kartu kuning.
Dengan mulus, Grafite mengeksekusi bola untuk menjadi gol keempat Wolfsburg. Kemenangan ini bertahan karena beberapa menit kemudian wasit menyudahi pertandingan.
Bayern Atasi Gladbach
Kemenangan Wolfsburg terasa krusial karena di Allianz Arena, Jupp Heynckes memulai debutnya sebagai pelatih Bayern Munich dengan kemenangan 2-1 atas Borussia Moenchengladbach.
Bastian Schweinsteiger membuat Bayern unggul di menit 33 melalui tendangan kaki kirinya. Namun keunggulan Bayern hanya bertahan lima menit ketika Gladbach memperoleh penalti.
Penalti diberikan wasit setelah kiper Bayern, Hans Joerg Butt, melanggar Roel Brouwers di kotak penalti. Eksekusi Filip Daems meluncur mulus merobek gawang Butt.
Kemenangan akhirnya hadir bagi tuan rumah tiga menit jelang jeda. Mendapat umpan Lukas Podolski, Hamit Altintop berhasil menjebol gawang Gladbach untuk kali kedua.
Posisi teratas Bundesliga untuk sementara masih dikuasai Wolfsburg yang mengoleksi 60 poin. Bayern membuntuti di posisi dua dengan 57 angka. Posisi Bayern masih bisa disalip Hertha Berlin yang baru akan bermain besok.
Susunan pemain
Wolfsburg: Benaglio (Lenz 90); Pekarik (Dejagah 34), Barzagli, Simunek, Schaefer; Josue (Zaccardo 83), Riether, Misimovic, Gentner; Grafite, Dzeko
Hoffenheim: Hildebrand; Compper (Dornellas 80), Vorsah, Janker, Beck; Dias, Salihovic, Weis (Wellington 73); Ba, Sanogo, Obasi Ogbuke (Gross 89)
Bayern: Butt; Lell (Oddo 46), Demichelis, Lucio, Lahm; Altintop (Ottl 81), Van Bommel, Ze Roberto, Schweinsteiger; Podolski (Mueller 78), Toni
Monchengladbach: Bailly; Stalteri, Dante, Brouwers, Daems; Paauwe (Colautti 65), Galasek, Matmour, Bradley, Callsen-Bracker (Marin 74); Levels (Neuville 80)
Hannover Kian Amankan Diri
Hannover 96 berhasil memenangi pertarungan krusial melawan Vfl Bochum dengan skor 2-0. Kemenangan ini membuat mereka semakin menjauh dari jeratan zona degradasi.
Dua gol yang membawa Hannover berjaya di Ruhrstadion, Sabtu (2/5/2009) dinihari WIB, dicetak oleh Arnold Bruggink dan Hanno Balitsch, masing-masing di menit 12 dan 32.
Kemenangan ini membawa Hannover meloncat ke peringkat ke-11 dengan nilai 35. Sedangkan posisi Bochum tetap berada di ranking 14 dengan nilai 28. Bochum sangat terancam mengingat tiga tim di bawahnya hanya berjarak 2-4 angka.
Bermain di bawah tekanan suporter lawan tak membuat Hannover jeri. Menit ketujuh, Balitsch sudah mengancam gawang Daniel Fernandes melalui sundulannya meneruskan umpan silang Jacek Krzynowek.
Gol benar-benar terwujud lima menit kemudian. Dari kesalahan pemain Bochum, Krzynowek menguasai bola di kiri dan mengirim umpan ke mulut gawang. Bruggink yang bebas menanduk bola dan gol. 1-0 Hannover.
Menit ke-26, Hannover memperoleh kesempatan untuk menjauhkan kedudukan. Mendapat umpan dari Jiri Stajner, tendangan Sergio Pinto masih bisa diamankan Fernandes di kanan bawah gawangnya.
Hannover akhirnya benar-benar memimpin 2-0 di menit 32. Kali ini giliran Bruggink menjadi pengumpan setelah crossingnya dilahap Balitch dengan tandukan yang tak mampu dihadang Fernandes.
Semenit memasuki babak kedua, Bochum mencoba membalas. Pergerakan Dennis Grote di sisi kiri kotak penalti Hannover diakhirinya dengan tendangan kaki kanan, namun kiper Hannover Robert Enke sukses menjinakannya.
Kecekatan Enke kembali menyelamatkan gawang Hannover enam menit kemudian. Dari umpan silang Marc Pfertzel disambut Christoph Dabrowski dengan sundulan kepalanya yang jatuh tepat di pelukan Enke.
Hannover kembali membahayakan gawang Bochum di menit 75. Dari tendangan bebask, Bruggink melayangkan bola ke kotak penalti yang disambut sundulan Mike Hanke, tetapi tandukannya melayang tinggi.
Bochum mendapat peluang terakhirnya di menit pamungkas pertandingan lewat tandukan Pfertzel. Namun upaya pemain Prancis itu melambung sehingga kekalahan 0-2 tetap harus dikecap oleh tuan rumah.
Susunan pemain
Bochum: Fernandes; Pfertzel, Yahia, Maltritz, Boenig; Dabrowski, Imhof; Freier (Hashemian 42), Azaouagh, Grote (Epalle 62); Sestak
Hannover: Enke; Pinto, Schulz, Eggimann, Rausch; Andreasen, Balitsch; Bruggink, Stajner (Schlaudraff 46), Krzynowek (Krebs 74); Hanke
Ramos Adios?
Kekalahan dari Barcelona hari Sabtu kemarin membuat Juande Ramos dispekulasikan masa depannya di Real Madrid. Kekurangan dia cuma dua, tapi sialnya kekurangan itu justru paling berarti buat El Real.
Secara statistik Ramos bolehlah dianggap positif. Di La Liga, misalnya, dari 20 pertandingan yang telah dilakoni, hanya tiga kali ia tidak memetik kemenangan. Detilnya, ia menang 17 kali, seri satu kali, dan kalah dua kali.
Secara fundamen Ramos tergolong berhasil memperbaiki performa Madrid yang tidak konsisten ketika dipegang Bern Schuster dari awal musim sampai akhir November. Minus dua kekalahan tersebut, semestinya Madrid bisa menorehkan capaian lebih baik lagi.
Sayangnya, kekalahan tersebut justru yang paling kentara karena diderita saat menghadapi musuh abadi Madrid, Barcelona. Di pertandingan pertama di Nou Camp, Ramos kalah 0-2. Hanya saja, ia masih dimaklumi karena itulah debutnya di liga sebagai pembesut Raul dkk.
Yang paling celaka adalah kekalahan kedua hari Sabtu (2/5/2009) malam kemarin. Dunia dibuat gempar ketika Ramos dan pasukannya digasak 2-6 oleh El Barca. Itulah kali pertama dalam sejarah 80 tahun El Clasico gawang Madrid diberondong enam kali oleh Barca. Sudah begitu, bencana itu terjadi di kandang sendiri, Santiago Bernabeu.
Kekalahan besar itu dianggap hal yang sangat memalukan dan merendahkan gengsi Los Blancos dalam konteks rivalitasnya dengan Barcelona. Dan Ramos adalah teknisi utama yang berada di bench pertandingan. Di kalangan Madridista selalu berlaku hukum eksklusif: "boleh kalah dari tim lain, tapi tidak Barcelona".
Nah, kekurangan kedua Ramos adalah dia hampir dipastikan tidak mempersembahkan titel juara buat Madrid. Kekalahan dari Barca di atas membuat Madrid tinggal berharap pada mukjizat untuk memenangi La Liga. Di atas kertas, sisa empat pertandingan takkan cukup untuk membuyarkan sukses laskar Pep Guardiola.
Jauh sebelumnya, Ramos juga tak bisa mengantarkan Madrid menembus barisan elit lagi di Eropa. Lolos dari putaran grup, El Merengues menyerah dari Liverpool. Kalah 0-1 di Bernabeu, di leg kedua mereka malah kalah lebih telak: 0-4. Dan untuk kelima kalinya berturut-turut Madrid gagal melewati babak 16 besar di Liga Champions.
Jika ukurannya trofi, Ramos bahkan kalah dari dua pelatih terakhir yang diketok palu pemecatan. Fabio Capello didepak setelah mempersembahkan titel liga 2006/2007, dan Schuster ditendang enam bulan setelah memenangi Liga Spanyol musim lalu. Ramos? Nihil.
Isu terakhir menyebutkan, Ramos takkan diperpanjang kontraknya setelah rampung bekerja sampai kompetisi musim ini selesai. Nama-nama akan bermunculan, dan Arsene Wenger sudah mencuat. Wenger memang tetap disayang Arsenal, tapi sudah empat musim berturut-turut ia tidak memberi piala apapun buat klub top Inggris itu.
Pelatih beken dari Prancis itu akan bersaing dengan nama tenar lain yang jauh-jauh hari sudah dijadikan alat kampanye seorang kandidat presiden baru Madrid, Florentina Perez. Siapa dia? Pelatih AC Milan yang musim ini juga tak menghasilkan trofi apa-apa: Carlo Ancelotti.
Ramos? Sepertinya harus bersiap-siap mengucap adios.
Menang, Atletico Buru Valencia
Tempat Valencia di zona Liga Champions mulai diancam Atletico Madrid yang menguntit dengan selisih satu angka, setelah kedua tim menjalani laga dengan hasil berbeda, Senin (4/5/2009) dinihari WIB.
Valencia yang bermain lebih dulu dari Atletico dipaksa menelan pil pahit dalam kunjungannya ke Estadio Olimpico de Montjuic, markas Espanyol. Di sana El Che dilumat tuan rumah dengan tiga gol tanpa balas.
Ketiga gol buat tuan rumah baru dicetak pada babak kedua. Dua di antaranya bahkan masuk hitungan "gol telat" karena baru dibuat di 10 menit terakhir.
Pada menit 66 Roman bikin tuan rumah bersorak dengan golnya. Riuh rendah kian membahana setelah Nicolas Pareja membuat skor jadi 2-0 delapan menit sebelum bubaran. Penalti Nene di menit-menit akhir pun melengkapi pesta tuan rumah.
Kekalahan buat Valencia memang tak menggeser posisi mereka di peringkat empat klasemen La Liga Primera dengan angka 56. Tapi ancaman sudah mengintip, karena di bawahnya ada Atletico dan Villarreal yang sama-sama punya poin 55.
Berbeda dengan Valencia, Atletico yang juga menjalani laga lawatan sukses membungkam tuan rumah. Di Estadio Manuel Ruiz de Lopera kandang Real Betis, sepasang gol dari Diego Forlan pada menit 14 dan 89 bikin Atletico pulang dengan angka penuh.
Atletico dan Valencia sendiri masih akan berhadapan di Vicente Calderon pada 17 Mei mendatang.
Susunan Pemain:
Real Betis: Ricardo; Juanito, Melli, Fernando Vega, Nélson, Jesus Capi, Canas (David Odonkor '83), Ricardo Oliveira, Achille Emana (Alberto Rivera '83), Mark Gonzalez, Juanma (Edu '24).
Atlético Madrid: Leo Franco; Tomas Ujfalusi, Luis Perea, Mariano Pernia, Johnny Heitinga, Raúl García, Paulo Assuncao, Ever Banega (Florent Sinama-Pongolle '54), Miguel de las Cuevas (Luis Garcia '77), Maxi Rodríguez (Sergio Leonel Aguero '74), Diego Forlan.
Depor Pijak Eropa, Recreativo Amankan Angka
Kemenangan 1-0 yang dipetik Deportivo La Coruna atas Valladolid sementara membuat Depor berada di zona Eropa untuk Piala UEFA. Sementara Recreativo menyibak asa untuk bertahan di La Liga usai menang atas Osasuna.
Bermain di Riazor, Minggu (3/5/2009), penguasaan Depor jauh mengungguli tamunya. Soccernet mencatat tuan rumah unggul 64 persen berbanding 36.
Akan tetapi, Depor sendiri tak sering mengancam gawang lawan. Toh memang cuma gol Lassad Nouioui di menit ke-7 saja yang hadir dalam laga ini.
Tiga angka tambahan untuk sementara membuat Depor melangkah ke posisi enam menggeser Atletico Madrid yang baru akan bermain Senin (4/5/2009) dinihari WIB nanti. Jika Atletico menang, Depor dipastikan turun posisi lagi.
Sementara di Estadio El Sadar markas Osasuna, tuan rumah unggul duluan lewat Walter Pandiani, namun akhirnya kalah 1-2 dari Recreativo. Osasuna sendiri bermain minus Sergio sejak menit 55 karena dikartu merah.
Untuk Recreativo yang sedang berjuang untuk bertahan di La Liga, tambahan tiga poin ini teramat krusial. Berkat tambahan tersebut, mereka mengemas 33 angka guna menempati peringkat 19.
Satu tempat di atas Recreativo, atau peringkat teratas zona maut, diisi oleh Sporting Gijon (34 poin) yang tak kuasa mendulang angka penuh saat menjamu Athletic Bilbao. Kedua tim berbagi poin 1-1.
El Clasico dalam Pers Spanyol
"Tim terbaik di dunia meninggalkan Bernabeu sebagai juara". Demikian headline koran Marca tentang El Clasico yang "mengerikan" buat Real Madrid itu. Apa lagi pandangan duel ini di mata pers Spanyol?
Inilah kali pertama dalam sejarah 80 tahuin El Clasico, Barcelona memberondong gawang Madrid enam kali. Kemenangan 6-2 di Santiago Bernabeu tersebut sekaligus mendekatkan pasukan Pep Guardiola ke tangga juara La Liga.
Tak lama setelah tim kesayangannya menang besar, fans Barca menggelar pesta dinihari di jalan-jalan ibukota Catalan. Mereka juga menjejali bandara kota untuk menunggui kedatangan para pahlawannya dari Madrid.
Marca, yang notabene berbasis di Madrid, memakai headline di atas dengan menampilkan foto kapten Barca, Carles Puyol, mencium ban lengannya yang berwarna bendera Catalan.
"Tim Barca terbaik sepanjang masa menggelar pertunjukan kemarin, dan memimpin sebuah tarian sukaria di Madrid yang takkan pernah mereka lupakan," tulis El Pais, di bawah sebuah foto Thierry Henry dan Samuel Eto'o merayakan satu dari dua gol buatan striker Prancis itu.
Kemenangan Barca ini membangkitkan kenangan lama ketika Johnan Cruyff menginspirasikan kemenangan 5-0 pada Februari 1974. Juga mereka sudah mencetak 100 gol dalam 34 pertandingan liga, hanya terpaut tujuh dari rekor yang diukir Real Madrid di musim 1989/1990.
Sementara itu dalam kolumnis El Pais, Ramon Besa, memuji Guardiola atas keteguhan dalam mengusung filosofi sepakbola menyerang. Walaupun bermain di kandang lawan, dan menghadapi tim besar, gaya bermain seperti itu tidak diubah.
"Pergerakan para pemain Barca bersih dan elegan, seperti ketukan dalam tarian," tulisan Besa, seperti dikutip Reuters. "Barcelona menciptakan irama penyerangan mereka dengan sangat pas, seperti jam-jam buatan Swiss: seksama dan tepat waktu."
"Pesta gol, penghinaan, dan juara!" begitu harian Sport berteriak dalam headline-nya. Ditegaskan koran berbasis di Barcelona itu, kebobolan enam gol takkan terlupakan oleh Madrid.
"Kali ini orang-orang baik menang," tulis kolumnis El Mundo Deportivo, Fernando Polo. "Tim yang bermain lebih baik dari siapapun di musim ini, mencetak gol lebih banyak dari siapapun, memberi eksebisi-eksebisi dari hari ke hari, dan menghancurkan banyak rekor adalah tim Barcelona-nya Pep. Kadang-kadang hidup tidaklah adil."
Dalam sudut pandang yang lain Marca menganalisis beberapa hal, mulai dari kebijakan transfer yang buruk dari direktur sport Pedja Mijatovic, sampai skandal eks presiden Ramon Calderon di bulan Januari, dan puncaknya adalah skandal pesta gol di Bernabeu yang dianggap sangat memalukan.
"Lalu apa?" tanya kolumnis Miguel Serrano. "Kita harus membangun kembali rumah yang sudah hancur ini."
Heinze Bingung dan Sedih
Tak ada yang lebih menyusahkan dibanding kalah telak dari musuh besar, di kandang sendiri, dan dalam situasi harus menang. Kebingungan dan kesedihan pun melanda Gabriel Heinze.
Real Madrid dibantai 2-6 oleh Barcelona di Santiago Bernabeu, Minggu (3/5/2009) dinihari WIB, di saat kompetisi La Liga tersisa satu bulan lagi, dan mereka kini tertinggal tujuh poin di urutan kedua.
Heinze, yang bermain penuh 90 menit sebagai bek kiri Madrid, menuturkan reaksinya atas kekalahan menyakitkan yang diderita timnya tersebut.
"Mereka mencetak gol benar-benar di waktu yang tidak tepat buat kami. Ketika konfidensi kami makin tumbuh, mereka malah menghancurkan kami," ujar pemain asal Argentina itu.
"Setiap kali kami merasa baikan, mereka bikin gol lagi. Kami cuma bisa sadar, bahwa mereka begitu superior," sambung Heinze. "Gampang saja. Kami bermain buruk. Kami semua merasa sedih."
Gelandang Lassana Diarra mengamini ucapan-ucapan rekannya itu. Dia menggambarkan pertandingan tersebut sebagai malam yang mengerikan.
"Liga ini 90 persen milik Barcelona," cetusnya. "Hampir mustahil mereka kalah di tiga pertandingan (terakhir). Mereka lebih baik dan lebih tangguh. Kami tak tahu cara mempertahankan keunggulan (1-0), dan mereka mencetak gol sangat cepat."
Barca Jantan Luar Dalam
Di lapangan, Barcelona menunjukkan keperkasaannya atas Real Madrid lewat kemenangan fantastis di Bernabeu. Tapi setelah itu, tim raksasa Catalan ini tetap tidak jumawa pada musuh besarnya itu.
Usai pertandingan berkesudahan 6-2 tersebut, Minggu (3/5/2009) dinihari WIB, kubu Barca tidak semata-mata menyuarakan soal keberhasilan terbesar mereka menang telak atas Madrid di Bernabeu sejak 1974 itu.
Presiden Joan Laporta, misalnya, tetap memberi apresiasi pada tim tuan rumah. Di antara kalimat-kalimat takjubnya, ia tak melupakan keharusan menaruh respek pada pihak lawan.
"Kita harus tetap menghormati rival-rival kita," ujarnya, seperti dilansir dari Goal.com.
"Saya yakin akan ada banyak perayaan di Catalunia dan seluruh Spanyol. Saya bangga karena kami menang, dan yakin pada cara bermain kami. Apa yang pasti adalah kami kian dekat ke tangga juara."
"Saya tak mau memikirkan memenangi banyak gelar, karena kita harus menghormati lawan kita. Lagipula kami akan menghadapi pertarungan sangat sulit di London (melawan Chelsea di Liga Champions)."
Pelatih Josep Guardiola juga tidak melupakan Madrid. Bahkan kalimat pertamanya tentang skuad Juande Ramos adalah "Saya mengucapkan selamat pada Real Madrid."
"Satu setengah bulan yang lalu, kami bisa saja sudah jadi juara. Tapi mereka terus menang. Hari ini kami membuat langkah maju yang besar. Mereka yang membuat kami datang ke sini dan menang. Mereka terus memberi kami tekanan sepanjang musim," tutur Guardiola.
Secara khusus ia juga mengomentari dua figur pemimpin di kubu Los Blancos: Raul dan Iker Casillas. "Semua orang harus menjadikan mereka sebagai teladan."
Sementara itu Thierry Henry, yang mencetak dua dari enam gol Barca di gawang Casillas, pun memberi peghormatan buat Madrid. "Mereka telah menunjukkan bagaimana caranya untuk tidak menyerah."
'Kerja Keras Saja Tak Cukup'
Barcelona membuat Real Madrid tinggal berharap pada mukjizat, yang boleh jadi itupun sangat sulit terjadi. Madrid pun merasakan bahwa kerja keras saja tak cukup untuk mengimbangi Los Blaugrana.
Madrid dihancurleburkan musuh besarnya itu dalam lanjutan Liga Spanyol pekan ke-34 di Santiago Bernabeu, Minggu (3/5/2009) dinihari WIB. Skor yang tercipta sungguh mencengangkan: 6-2.
Tak ada pembelaan dari kubu tuan rumah dari kekalahan luar biasa itu. Tak ada pula pihak yang dijadikan kambing hitam. Mau diapa-apakan pun, El Barca terlalu kuat.
Direktur olahraga Madrid Pedja Mijatovic usai pertandingan mengatakan, timnya tetap punya sesuatu. Paling tidak, di 15 menit pertama mereka menekan tim tamu dan mencetak gol pembuka melalui Gonzalo Higuain.
Ia juga menyebutkan beberapa hal yang membuat permainan skuad Juande Ramos mudah diacak-acak Barca. Juga, anak-anal El Merengues sudah mengeluarkan segenap kemampuannya, meski hasilnya tidak berbanding lurus.
"Yang jangan kita lupakan adalah tim kami mengerahkan semuanya melawan tim bersejarah ini selama 90 menit," tukas Mijatovic, seperti dikutip dari situs resmi klubnya.
Namun, terlepas dari itu mantan penyerang top Yugoslavia itu menggarisbawahi sesuatu yang penting dari kekalahan tersebut.
"Harus kita akui, mereka (Barcelona) superior," ucapnya. "Kenyataannya, Kita bisa lihat betapa mereka tim yang luar biasa."
"Ketika Barca memimpin, mereka tahu cara mengontrol permainan. Kami mereaksi dengan baik dengan menarik mundur satu pemain. Tapi mereka mencetak gol lagi dan dari situ semuanya sudah tak mungkin."
Dengan sisa empat pertandingan, Madrid kini tertinggal tujuh poin dari Barca. Mukjizat adalah faktor non-teknis yang kini diharapkan Mijatovic, yang ia sendiri bahkan tidak terlalu yakin akan datang.
"Kami harus merebut angka maksimal dari sisa pertandingan. Saya harap mereka kehilangan beberapa poin, tapi susah lah. Tempat kedua (bagi kami) bukanlah sebuah bencana," pungkas Mijatovic, yang tak lupa memberi apresiasi kepada publik Bernabeu yang tetap setia memberi dukungan.
Langganan:
Postingan (Atom)