Senin, Mei 04, 2009
Ramos Adios?
Kekalahan dari Barcelona hari Sabtu kemarin membuat Juande Ramos dispekulasikan masa depannya di Real Madrid. Kekurangan dia cuma dua, tapi sialnya kekurangan itu justru paling berarti buat El Real.
Secara statistik Ramos bolehlah dianggap positif. Di La Liga, misalnya, dari 20 pertandingan yang telah dilakoni, hanya tiga kali ia tidak memetik kemenangan. Detilnya, ia menang 17 kali, seri satu kali, dan kalah dua kali.
Secara fundamen Ramos tergolong berhasil memperbaiki performa Madrid yang tidak konsisten ketika dipegang Bern Schuster dari awal musim sampai akhir November. Minus dua kekalahan tersebut, semestinya Madrid bisa menorehkan capaian lebih baik lagi.
Sayangnya, kekalahan tersebut justru yang paling kentara karena diderita saat menghadapi musuh abadi Madrid, Barcelona. Di pertandingan pertama di Nou Camp, Ramos kalah 0-2. Hanya saja, ia masih dimaklumi karena itulah debutnya di liga sebagai pembesut Raul dkk.
Yang paling celaka adalah kekalahan kedua hari Sabtu (2/5/2009) malam kemarin. Dunia dibuat gempar ketika Ramos dan pasukannya digasak 2-6 oleh El Barca. Itulah kali pertama dalam sejarah 80 tahun El Clasico gawang Madrid diberondong enam kali oleh Barca. Sudah begitu, bencana itu terjadi di kandang sendiri, Santiago Bernabeu.
Kekalahan besar itu dianggap hal yang sangat memalukan dan merendahkan gengsi Los Blancos dalam konteks rivalitasnya dengan Barcelona. Dan Ramos adalah teknisi utama yang berada di bench pertandingan. Di kalangan Madridista selalu berlaku hukum eksklusif: "boleh kalah dari tim lain, tapi tidak Barcelona".
Nah, kekurangan kedua Ramos adalah dia hampir dipastikan tidak mempersembahkan titel juara buat Madrid. Kekalahan dari Barca di atas membuat Madrid tinggal berharap pada mukjizat untuk memenangi La Liga. Di atas kertas, sisa empat pertandingan takkan cukup untuk membuyarkan sukses laskar Pep Guardiola.
Jauh sebelumnya, Ramos juga tak bisa mengantarkan Madrid menembus barisan elit lagi di Eropa. Lolos dari putaran grup, El Merengues menyerah dari Liverpool. Kalah 0-1 di Bernabeu, di leg kedua mereka malah kalah lebih telak: 0-4. Dan untuk kelima kalinya berturut-turut Madrid gagal melewati babak 16 besar di Liga Champions.
Jika ukurannya trofi, Ramos bahkan kalah dari dua pelatih terakhir yang diketok palu pemecatan. Fabio Capello didepak setelah mempersembahkan titel liga 2006/2007, dan Schuster ditendang enam bulan setelah memenangi Liga Spanyol musim lalu. Ramos? Nihil.
Isu terakhir menyebutkan, Ramos takkan diperpanjang kontraknya setelah rampung bekerja sampai kompetisi musim ini selesai. Nama-nama akan bermunculan, dan Arsene Wenger sudah mencuat. Wenger memang tetap disayang Arsenal, tapi sudah empat musim berturut-turut ia tidak memberi piala apapun buat klub top Inggris itu.
Pelatih beken dari Prancis itu akan bersaing dengan nama tenar lain yang jauh-jauh hari sudah dijadikan alat kampanye seorang kandidat presiden baru Madrid, Florentina Perez. Siapa dia? Pelatih AC Milan yang musim ini juga tak menghasilkan trofi apa-apa: Carlo Ancelotti.
Ramos? Sepertinya harus bersiap-siap mengucap adios.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambahkan Komentarnya Disini Aja ....