Ronaldinho akhirnya menuju AC Milan. Terlepas dari belum dikontraknya ia secara resmi oleh Rossoneri, Ronaldinho sudah dimasukkan sebagai the new Il Diavolo Rosso, pemain baru 'Setan Merah' Milan. Pro kontra mewarnai langkah Ronaldinho menuju Milan. Clarence Seedorf, yang tempatnya terancam di starting eleven Milan, langsung melepaskan protes disusul ancaman hengkang bila pemain berusia 28 tahun itu tetap datang ke San Siro. Milan tak ambil pusing. Pendekatan tetap dilakukan, bahkan lebih serius ketimbang sebelumnya, mengingat target lainnya, Emmanuel Adebayor, harga bandrolnya terlalu tinggi untuk bisa dipenuhi Milan. Akhirnya, per tanggal 15 Juli 2008 waktu Eropa, Ronaldinho diklaim Milan akan segera bergabung setelah pihak Barcelona dan Rossoneri mencapai kata sepakat seputar transfer pemain yang bersangkutan.
Prediksi dan spekulasi pun mengembang. Banyak yang meramalkan Ronaldinho akan menempati posisi di samping Kaka, tepat di belakang penyerang utama, entah itu Filippo Inzaghi, Marco Borriello, atau bahkan Alexander Pato. Bagaimanapun jadinya nanti, bisa disimpulkan bahwa Ronaldinho sudah masuk dalam skuad Il Diavolo Rosso musim ini. Pemain yang lahir pada 21 Maret 1980 di Porto Alegre itu memulai karir profesionalnya di Gremio. Namun sebelumnya ia membuat catatan fantastis ketika berusia 13 tahun, di mana ia membuat timnya menang 23-0 atas tim lokal. Hebatnya, 23 gol yang tercipta kala itu datang dari satu pemain, yaitu Ronaldinho.
Penampilan memesonanya berlanjut di Piala Dunia U-17 tahun 1997 di Mesir. Tak salah bila beberapa saat kemudian ia banyak dipertimbangkan banyak klub untuk ditarik keluar dari Gremio. Baru di tahun 2001 Ronaldinho hijrah. Paris Saint Germain adalah tim keduanya setelah Gremio. Hanya dua musim ia bertahan di tim asal Prancis itu dengan memberi kontribusi 17 gol dari 55 kali tampil. Tahun berikutnya, tepatnya 19 Juli 2003, Barcelona menariknya ke Nou Camp.
Di tim inilah drama bertitel 'Ronaldinho' dibuka. Mulai dari kesuksesannya membawa Barca juara di berbagai kompetisi domestik dan Eropa, hingga menempatkan dirinya sendiri sebagai Pemain terbaik Dunia versi FIFA tahun 2004 dan 2005. Ia juga dinobatkan sebagai Ballo d'Or tahun 2005 dan mendapat kehormatan sebagai pemain yang menerima penghargaan FIFPro pesepakbola terbaik di tahun yang sama.
Layaknya sebuah roda, prestasi Ronaldinho menurun seiring berjalannya waktu. Klimaksnya adalah musim lalu di mana ia tidak dipercaya lagi oleh Frank Rijkaard dan dipinggirkan dari tim utama, sebelum akhirnya diketahui mengalami cedera. Di level timnas juga demikian. Setelah berhasil mengantar Brasil menjuarai Piala Dunia U-17 di tahun 1997 dan tim senior Brasil memenangi Piala Dunia 2002, juga Piala Konfederasi di tahun 2005, ia belum lagi mempersembahkan titel untuk Samba. Bahkan selama Brasil dilatih Carlos Dunga, ia kerap tidak dipanggil karena berbagai alasan.
Musim ini, dengan klub baru, Ronaldinho sepatutnya membuat perubahan. Mulai dari target, meningkatkan performa dan gaya hidup yang terkenal glamor. Toh Ronaldinho kini masuk klub yang sangat ingin mengembalikan citranya sebagai raksasa Eropa.
Sabtu, April 25, 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambahkan Komentarnya Disini Aja ....