Sabtu, April 25, 2009

Berdoalah, Mr.Grant

 Para manajer sepakbola biasanya selalu mempunyai gambaran mengenai cetak biru bagaimana timnya harus selalu bermain. Itulah sebabnya manajer selalu berusaha mengumpulkan pemain tertentu yang dianggap akan bisa mewujudkan pola permainan yang dikehendakinya. Idealnya kemudian manajer mempunyai waktu yang cukup (termasuk situasi yang menguntungkan), uang yang cukup, dan dukungan yang cukup baik dari supporter maupun dewan pengelola klub. Namun realita yang dihadapi para manajer bola tidaklah selalu ideal. Atau malah tidak pernah ideal. Ambil contoh apa yang dihadapi manajer Chelsea, Avram Grant. Entah bekal apa yang mendorong manajer asal Israel ini untuk dengan berani mengambil alih posisi Jose Mourinho ketika musim kompetisi sudah separuh jalan. Karena pemain Chelsea yang ada saat ini, sehebat apapun mereka, bukanlah kumpulan pemain yang diinginkan Grant untuk mewujudkan pola permainannya. Grant berjanji untuk menampilkan permainan yang disebutnya lebih atraktif dan lebih avonturir. Tetapi seperti kita lihat, janji itu belum terwujud hingga sekarang. Permainan Chelsea tetap saja seperti ketika masih dipegang Mourinho. Bahkan dengan konsistensi yang berkurang. Tampaknya susah untuk mengubah mentalitas permainan adonan Mourinho dari benak para pemain yang dulunya memang dikumpulkan Mourinho untuk memenuhi pola permainan yang diinginkannya dan terbukti sukses. Grant sekarang berujar yang penting menang dulu, bagaimana pola permainan untuk meraih kemenangan itu persoalan kedua. Kalau memang itu yang diinginkan Grant lalu apa kelebihannya dari Mourinho? Bukan sekadar itu saja. Merebut rasa hormat para pemain itu ternyata juga tidak mudah. Bisa jadi para pemain ini terus membandingkan Mourinho dengan Grant. Mungkin Grant dinilai para pemain tidak cukup hebat dibandingkan dengan Mourinho. Mungkin Grant dianggap tidak sekharismatik Mourinho. Banyak sekali yang terjadi di belakang layar yang tak diketahui orang umum yang membuat spekulasi terus berkembang. Yang jelas kita belakangan mendengar tentang konflik terbuka yang berulangkali terjadi antara manajer dengan para pemain tentang pola permainan yang harus ditampilkan. Bahasa tubuh para pemain Chelsea sama sekali tidak sama dengan ketika mereka menghadapi Mourinho. Ada rasa abai yang sangat kentara terhadap Grant. Para pengamat dan penggemar bola bahkan mengatakan, kalau Chelsea memenangkan sesuatu tahun ini, entah Liga Champions atau Liga Utama Inggris, maka itu disebabkan lebih oleh kumpulan pemainnya yang hebat dan bukan karena manajernya. Karena mereka sebenarnya tak mendengarkan lagi apa kata manajer mereka. Sebuah penilaian yang sungguh menyakitkan bagi ego seorang manajer. Tetapi mestinya Avram Grant sudah tahu sejak awal ketika menggantikan Mourinho. Menggantikan manajer tersukses dari sebuah klub tidak pernah gampang. Menggantikan sebuah legenda, ah ….. lebih susah lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentarnya Disini Aja ....